Apa Karya Lagu Tertua di Dunia? Begini Sejarahnya

Apa Karya Lagu Tertua di Dunia? Begini Sejarahnya

Devita Savitri - detikEdu
Sabtu, 04 Feb 2023 07:00 WIB
Ilustrasi not lagu
Ilustrasi musik Foto: Getty Images/iStockphoto/CJ_Romas
Jakarta -

Musik adalah salah satu unsur seni yang bisa ditemukan dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari. Namun, tahukah detikes apa karya musik yang berupa lagu tertua di dunia?

Bicara sejarah musik, tak bisa jauh dari sejarah peradaban manusia itu sendiri.

Dikutip dari laman History, Kamis (2/2/2023) para arkeolog telah menemukan seruling primitif yang terbuat dari tulang dan gading yang berumur 43.000 tahun. Dari penemuan itu, ditemukan kemungkinan bila banyak gaya musik kuno telah dilestarikan dalam tradisi lisan.

Tradisi lisan adalah berbagai pesan yang disampaikan secara tutur, nyanyian, cerita rakyat, nasihat dan balada secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Namun jika menyangkut tentang karya musik, lagu tertua ditemukan relatif lebih baru dari pada alat musiknya. Berikut ini penjelasan selengkapnya.

Karya Musik Tertua di Dunia

Diketahui fragmen notasi musik paling awal ditemukan pada prasasti yang dibuat dari tanah liat di Sumeria 4.000 tahun yang lalu. Fragmen itu berisi sebuah instruksi dan himne untuk menghormati penguasa Lipit-Ishtar.

Pengusaha Lipit-Ishtar adalah nama penguasa kelima dari dinasti Isin dalam sejarah Mesopotamia dilansir dari Encyclopedia Britannica.

Namun bila berbicara tentang karya musik dan lagu tertua di dunia, para sejarawan akan merujuk pada "Hurrian Hymn No.6". Karya musik itu adalah sebuah syair untuk dewi Nikkal yang disusun dalam bentuk paku oleh orang-orang Hurri kuno sekitar abad ke-14 SM.

Lagu itu ditemukan dalam prasasti tanah liat pada tahun 1950-an di reruntuhan kota Ugarit, Suriah.

Tertua Tapi Tak Terpecahkan Maknanya

"Hurrian Hymn No.6" memang dianggap sebagai melodi paling awal di dunia. Namun, komposisi musik tertua itu tak terpecahkan maknanya.

Hingga akhirnya musik tertua yang berhasil bertahan bukanlah "Hurrian Hymn No.6". Melainkan sebuah lagu Yunani yang tercipta sejak abad pertama masehi dan dikenal dengan judul "Seikilos Epitaph".

Lagu itu ditemukan terukir pada kolam marmer kuno yang digunakan untuk menandai kuburan seorang wanita di Turki. Ukiran lagu itu ditemukan dengan sebuah prasasti yang berbunyi "Saya adalah batu nisan, sebuah gambar. Seikilos menempatkanku di sini sebagai tanda abadi dari kenangan tanpa kematian."

Tak hanya itu, ditemukan pula notasi musik serta lirik pendek yang berbunyi: "Sementara kamu hidup, bersinar / Tidak ada kesedihan sama sekali / Hidup hanya ada untuk sementara waktu / Dan waktu menuntut akibatnya."

Prasasti utuh dan terpelihara dengan baik di "Seikilos Epitaph" memungkinkan para musisi dan cendekiawan modern untuk menciptakan kembali melodi sedih berdasarkan catatan yang tertera dalam prasasti.

Salah satunya dilakukan oleh Dr. David Creese dari University of Newcastle. Ia melakukannya dengan menggunakan instrumen gitar dekapan senar yang dimainkan dengan palu.

Selanjutnya ada peneliti musik kuno yakni Michael Levy. Ia merekam lagu Seikilos Epitaph dengan kecapi. Meski begitu ada beberapa orang yang berupaya untuk memecahkan kode dan memainkan lagu "Hurrian Hymn No.6". Namun sayangnya hal itu sulit untuk dilakukan.

Terutama dalam proses menerjemahkan prasasti kunonya. Para peneliti tak menemukan versi yang pasti.

Salah satu interpretasi yang paling populer sempat terjadi pada tahun 2009. Interpretasi itu dilakukan oleh komposer Suriah Malek Jandali yang membawakan hymne kuno itu dengan orkestra lengkap.

Nah itulah penjelasan tentang karya musik tertua yang ada di dunia. Jadi makin tahu kan detikers? Semoga informasi ini bermanfaat ya!



Simak Video "Respons Yovie Widianto soal Polemik Royalti Komposer dari Peng-cover Lagu"
[Gambas:Video 20detik]
(pal/pal)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia