Mumi dikenal sebagai sisa peradaban Mesir kuno berupa mayat yang diawetkan. Pada pembuatan mayat menjadi mumi, diperlukan proses pembalseman dengan bahan-bahan tertentu.
Dikutip dari situs Science Alert, pembuatan mumi diketahui setelah adanya sisa keramik yang ditemukan di tempat pembalseman kuno oleh sejumlah peneliti. Lokasinya terdapat di kompleks pemakaman Saqqara, Mesir.
Dari hasil penemuan tersebut, beberapa peneliti kemudian mengkaji apa saja bahan yang dipakai untuk mengawetkan mumi hingga alat-alat apa saja yang dipakai.
Alat-Alat untuk Proses Pembalseman
Para peneliti menemukan barang-barang yang spektakuler seperti mumi, toples kanopi berisi organ mereka, dan patung ushabti sebagai simbol melayani orang mati di akhirat . Selain itu, terdapat bejana yang masih utuh beserta nama isinya.
"Kami telah mengetahui nama dari banyak bahan pembalseman ini sejak tulisan-tulisan Mesir kuno diuraikan," ujar arkeolog Susanne Beck dari University of Tübingen di Jerman.
Adapun beberapa peralatan lainnya yang tergeletak di sana seperti guci keramik, gelas ukur, dan mangkuk. Setiap barang tersebut diberi label sesuai dengan isi serta fungsinya.
Kandungan Bahan Pembalseman
Arkeolog, Maxime Rageot dari University of Tubingen bersama peneliti lainnya mencoba memeriksa kandungan apa saja yang terdapat dalam bahan pembalseman.
Bahan-bahan tersebut antara lain adalah minyak cedar, minyak juniper (cemara), dan lemak hewani. Pada proses pembalseman tersebut digunakan campuran dari bahan-bahan berbeda.
"Zat yang diberi label oleh orang Mesir kuno telah lama diterjemahkan sebagai mur atau kemenyan. Tetapi kami sekarang dapat menunjukkan bahwa itu sebenarnya adalah campuran dari bahan-bahan yang sangat berbeda," jelas Rageot
Tim juga membandingkan instruksi yang tertulis di beberapa bejana dengan isinya untuk menentukan bagaimana setiap campuran digunakan. Instruksi tersebut antara lain "memakai kepalanya", "membalut atau membalsemnya", dan "membuat baunya menyenangkan".
Supaya mumi tidak bau, bahan yang digunakan oleh orang-orang Mesir kuno adalah lemak hewani dan burserceae resin. Adapun lilin lebah digunakan untuk merawat kulit pada hari ketiga perawatan.
Hasil penelitian lainnya pun terungkap bahwa campuran bahan-bahan tersebut menandakan sudah ada perdagangan internasional pada saat itu.
Pistachio dan minyak cedar biasanya diperjualbelikan di pantai timur Mediterania. Sedangkan elemi, biasanya tumbuh di Afrika dan beberapa negara di Asia Tenggara.
Para peneliti menyimpulkan bahwa terdapat upaya yang dilakukan oleh orang-orang Mesir Kuno dalam mendapatkan bahan-bahan khusus tersebut untuk proses pembalseman mayat menjadi mumi.
Simak Video "Tim Arkeolog Temukan Mumi Berusia 4300 Tahun di Mesir"
[Gambas:Video 20detik]
(nah/nah)