Dua rekonstruksi wajah laki-laki yang hidup di zaman Neolitikum dihasilkan desainer D3 Cicero Moraes dan rekan-rekan peneliti di Brasil. Laki-laki tersebut diperkirakan hidup sekitar 9.500 tahun lalu di Jericho, kota kuno di Tepi Barat, Palestina.
Moraes dkk membuat rekonstruksi versi pertama, yang abu-abu, dibuat untuk menyorot detail ilmiah rupa wajah manusia zaman Neolitikum tersebut. Untuk itu, rekonstruksi ini berisi tanda wajah dan ekspresi yang menunjukkan usia, pengaruh cuaca pada kulit, alis, bulu mata, dan mata tertutup.
Rekonstruksi versi kedua, yang berwarna, dibuat untuk masyarakat umum dan memberi kesan lebih hidup. Rekonstruksi kedua ini menampilkan rambut gelap, janggut lebat, mata cokelat terbuka, dan pigmentasi kulit khas sebagai representasi laki-laki dengan karakteristik iklim di daerah tersebut.
Penelitian ini dilakukan Moraes bersama kelompok penelitian Arc-Team Brazil, ahli bedah gigi Thiago Beaini dari Fakultas Kedokteran Gigi di Universitas Federal Uberlândia (UFU), dan arkeolog Moacir Elias Santos dari Museum Arkeologi Ciro Flamarion Cardoso di Ponta Grossa.
Moraes menuturkan, kurangnya tes yang lebih kompleks seperti tes DNA, hasil rekonstruksi wajah laki-laki Neolitikum versi berjanggut lebih spekulatif.
"Kami hanya memiliki akses ke tengkorak tersebut secara digital. Dengan data yang kami miliki, yang pada dasarnya bersifat struktural, kami memiliki gambaran yang bagus tentang seperti apa volume wajah orang yang hidup ini," kata Moraes, dikutip dari laman Galileu, Jumat (27/1/2023).
"Tapi detail seperti bentuk rambut, warna rambut, dan mata sangat sulit dilakukan dengan tepat. Jadi kami sajikan dengan dua pendekatan," imbuhnya.
Jadi, dari mana asal-usul tengkorak laki-laki zaman Neolitikum yang diteliti Moraes dkk ini?
Asal-usul Fosil Manusia Neolitikum untuk Rekonstruksi Wajah
Rekonstruksi wajah manusia zaman Neolitikum ini diambil dari laki-laki penduduk Jericho, kawasan peradaban kuno di Tepi Barat, Palestina.
Laki-laki Neolitikum ini diperkirakan hidup sekitar 7.000 sebelum Masehi (SM). Semasa muda, ia diduga memakai ikat kepala terus-menerus sehingga kepala bagian atas dan belakangnya jadi besar dari rata-rata.
Arkeolog Kathleen Kenyon semula menemukan tengkorak prasejarah tersebut saat menggali reruntuhan Jericho pada tahun 1953, saat kawasan ini masih bagian Yordania.
Dalam studinya, diperkirakan penduduk Jericho di masa itu menggunakan tengkoraknya dan enam tengkorak lain untuk menjadi bagian ukiran tanah. Rongganya diisi dengan bahan plester dan cat. Sementara itu, rongga matanya ditutupi cangkang, dikutip dari laman Smithsonian Magazine.
Ketujuh tengkorak itu kini tersebar di Museum Ashmolean milik University of Oxford hingga Museum Arkeologi Jordan.
British Museum, yang menyimpan salah satu tengkorak Jericho tersebut, memperkirakan bahwa tengkorak-tengkorak itu dikumpulkan orang Jericho sebagai penghormatan bagi leluhur.
Pemindaian Manusia Neolitikum Jericho
Plester dan cat yang diisikan ke tengkorak laki-laki tersebut menyulitkan para arkeolog saat itu yang hendak mencari tahu lebih jauh lewat sinar-X tradisional.
Barulah pada 2016, para peneliti di British Museum melakukan pemindaian 3D yang disebut fotogrametri menggunakan CT-scan noninvasif pada tengkorak Jericho ini.
Proses ini memungkinkan peneliti menghilangkan bahan-bahan tanah, cat, dan plester yang membungkus tengkorak.
Hasilnya, mereka menciptakan model 3D pertama dari tengkorak Jericho yang memberi tahu lebih jauh seperti apa rupa laki-laki yang semula hidup dengan tengkorak ini.
Rekonstruksi Wajah Manusia Neolitikum
Para peneliti British Museum ini melakukan rekonstruksi dengan metode Manchester. Metode ini sering digunakan untuk merekonstruksi wajah korban kejahatan.
Moraes dkk menggunakan data-data penelitian di atas untuk rekonstruksi wajah laki-laki Neolitikum tersebut. Bedanya, mereka menggunakan metode deformasi dan adaptasi anatomi yang lebih erat kaitannya dengan operasi plastik dan pembuatan prostetik.
Mereka melengkapi bagian tengkorak yang hilang, lalu memproyeksikan profil dan struktur wajah berdasarkan data statistik.
Volume wajah dihasilkan dengan bantuan teknik deformasi atau adaptasi anatomi. Dari situ, mereka lanjut merekonstruksi detail wajah dan rambut laki-laki zaman Neolitikum ini.
Simak Video "Melihat Roket Cetak 3D Pertama di Dunia"
[Gambas:Video 20detik]
(twu/pal)