Bukan Hanya Manusia, Hewan-hewan Ini Juga Punya Zaman Batu

Bukan Hanya Manusia, Hewan-hewan Ini Juga Punya Zaman Batu

Devita Savitri - detikEdu
Kamis, 19 Jan 2023 06:00 WIB
Simpanse: Apa yang membuat binatang ini bisa bertahan di tengah perubahan iklim?
Simpanse juga menggunakan batu sebagai perkakas layaknya manusia di zaman prasejarah Foto: BBC Karangan Khas
Jakarta -

Bukan hanya manusia yang memakai batu sebagai perkakas saat zaman prasejarah. Berbagai hewan berikut ini bak punya 'zaman batu' karena menggunakan batu sebagai alat kerjanya. Meskipun hal tersebut belum diakui para arkeolog.

Dikutip dari laman Live Science, hingga saat ini hanya manusia dan hewan primata yang memiliki catatan arkeologi menggunakan batu sebagai alat kerja dan diakui secara ilmiah. Namun, sekarang tak hanya primata, spesies hewan lain juga disebutkan memasuki zaman batu, apa saja ya?

Pengertian Zaman Batu

Melansir Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia, zaman batu adalah masa zaman prasejarah ketika manusia menciptakan alat dari batu.

Berdasarkan cara memproses perkakas batu dan fungsi perkakas batu yang mereka gunakan , zaman batu diperiodisasi lagi menjadi 4 zaman, yaitu sebagai berikut:
a. Zaman Paleolitikum (Zaman Batu Tua)
b. Zaman Mesolitikum (Zaman Batu Madya)
c. Zaman Neolitikum (Zaman Batu Baru/Batu Muda)
d. Zaman Megalitikum (Zaman Batu Madya)

Zaman batu tua atau paleolitikum ditandai dengan adanya perkakas yang terbuat dari batu yang masih kasar, sederhana dan sangat primitif. Selanjutnya zaman batu madya atau Mesolitikum berlangsung pada masa Holosen awal setelah zaman es berakhir.

Ketiga, zaman batu muda atau Neolitikum merupakan perkembangan zaman dari kebudayaan batu madya. Terakhir, zaman batu besar atau Megalitikum zaman dimana alat yang dihasilkan berupa bangunan batu besar. Bangunan itu umumnya diperuntukkan bagi tempat beribadah pada arwah nenek moyang.

Hewan yang Memasuki 'Zaman Batu'

1. Primata

Manusia saat ini tentu saja sudah melewati masa zaman batu. Tetapi kini, simpanse, monyet capuchin, kera ekor panjang hingga berang-berang mulai menggunakan perkakas batu seperti masa lalu.

Katarina Almeida-Warren seorang arkeolog primata dari Universitas Oxford menjelaskan penggunaan batu sebagai alat bagi spesies primata sudah menjadi bagian dari budaya mereka. Bahkan diketahui spesies primata yang satu dan lainnya juga menggunakan alat yang berbeda.

Sebagai contoh yakni simpanse (Pan troglodytes). Hewan ini menggunakan batu 'palu' yang dijatuhkan di atas batu lain (landasan) untuk menghancurkan kacang dan makanan keras lainnya. Alat tersebut ternyata sudah digunakan Simpanse sejak 4.300 tahun yang lalu.

Saking lamanya, zaman batu pada simpanse diketahui telah mendahului munculnya desa-desa pertanian yang menggunakan alat batu pada daerah hutan hujan di Afrika.

Spesies primata selanjutnya adalah monyet capuchin (Sapajus libidinosus) di Brasil yang menggunakan alat batu untuk memecahkan kacang sejak 3.000 tahun yang lalu. Jurnal Nature Ecology and Evolution menjelaskan gaya alat yang digunakan monyet capuchin akan berbeda terhadap makanan yang ingin dihancurkan.

Terakhir, berbagai alat-alat batu yang pernah digunakan kera ekor panjang Burma (Macaca fascicularis aurea) di sebuah pantai di Thailand untuk membuka cangkang. Alat-alat ini kemungkinan digunakan antara tahun 1950-2004.

2. Berang-berang

Para peneliti di California telah mengamati berang-berang laut memukul kerang terbuka di bebatuan. Menurut sebuah studi tahun 2019 oleh Jurnal Scientific Reports menjelaskan perbedaan goresan pada batu "landasan" berang-berang laut dengan tanda yang dibuat oleh manusia.

Hal tersebut dikaitkan juga dengan penurunan populasi berang-berang laut di Pantai Barat Amerika Utara. Para peneliti menyimpulkan bila populasi berang-berang bisa berkurang karena ekosistem mereka yang telah hilang.

Untuk itu para peneliti berharap bisa merekonstruksi sejarah pemukiman berang-berang dan ekosistemnya, termasuk penggunaan batu untuk membuka kerang.

Perdebatan Zaman Batu di Hewan

Masih mengutip Live Science, para peneliti masih berdebat bagaimana cara primata menggunakan perkakas batu. Meski begitu, mereka meyakini hal tersebut sudah diwariskan oleh nenek moyang manusia dan simpanse.

Para peneliti juga menyatakan kemungkinan bila manusia dan simpanse belajar bagaimana menggunakan perkakas batu secara terpisah satu sama lain. Tiago Falotico, ahli biologi dan primata dari Universitas Sao Paulo mengungkapkan penggunaan batu pada hewan primata tak membuat primata akan mengikuti jejak manusia pada zaman ini dalam waktu dekat.

Pada tahun 2022, peneliti asal Argentina berhipotesis bahwa pemukiman manusia berusia 50.000 tahun di Brasil sebenarnya diciptakan oleh monyet capuchin. Hal tersebut bisa tercetus pasca ditemukan alat batu yang terlihat sangat mirip dengan yang dibuat oleh monyet capuchin di Taman Nasional Serra da Capivara, Brasil.

Menanggapinya, Tiago Falotico mengungkap penelitian itu masih jauh dari kesimpulan dan perlu dilakukan analisis secara langsung. Namun, jika benar hipotesis tersebut akan menambah catatan arkeologi tentang alat-alat batu capuchin selama ribuan tahun dan menambah fakta dari perdebatan tentang kapan manusia menetap di Amerika Selatan pertama kalinya.

Untuk itu, para arkeolog nampaknya harus melakukan penelitian lebih lanjut agar penjelasan perilaku spesies primata dan hewan lain yang menggunakan perkakas batu bisa terjawab dari waktu ke waktu.



Simak Video "Momen Gubernur Jambi Marahi Sopir Truk Batu Bara yang Melintas Siang Hari"
[Gambas:Video 20detik]
(pal/pal)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia