Asal-usul Kacamata Hitam dari 2.000 Tahun Lalu, Suku Ini yang Pertama Pakai!

Asal-usul Kacamata Hitam dari 2.000 Tahun Lalu, Suku Ini yang Pertama Pakai!

Trisna Wulandari - detikEdu
Senin, 23 Jan 2023 11:00 WIB
Orang Inuit mengenakan kacamata salju, asal-usul kacamata hitam modern.
Asal-usul kacamata hitam dari Alaska dan Kanada utara. Foto: 2L.T. Burwash/Library and Archives Canada/PA-099362
Jakarta -

Kacamata hitam tidak hanya melindungi mata, tetapi juga jadi atribut bergaya. Namun tahukah detikers, 'nenek moyang' kacamata hitam dulu sangat penting buat keselamatan penggunanya?

Nah, kacamata hitam pertama yang tercatat dalam sejarah pun digunakan oleh orang Inuit sekitar 2.000 tahun lalu, seperti dikutip dari laman Google Arts & Culture.

Orang Inuit mengenakan kacamata salju.Orang Inuit mengenakan kacamata salju, asal mula kacamata hitam modern. Foto: UAF Archives/Wikimedia Commons

Suku Inuit merupakan penduduk asli Amerika yang tinggal di kawasan dingin di Alaska dan Kanada Utara. Orang Inuit disebut juga Inuk, yang artinya manusia.

Bentuk "kacamata hitam" orang Inuit agak beda dengan kacamata hitam zaman sekarang. Alih-alih punya lensa kaca atau polikarbonat warna gelap, kacamata hitam orang Inuit terbuat dari kayu berukir, tulang, taring walrus, sampai tanduk caribou (rusa kutub) .

Karena terbuat dari kayu sampai tulang, kacamata hitam di zaman itu juga tidak transparan. Kacamata orang Inuit ini juga dipotong menutupi mata sepenuhnya dan dilekatkan erat pada wajah penggunanya dengan ikatan tali atau kulit.

Jadi, bentuk kacamata orang Inuit lebih mirip penutup mata ketimbang kacamata. Agar bisa melihat, ada celah kecil dan panjang untuk mengintip dari balik kayu atau tulang tersebut.

Lantas, bagaimana kacamata orang Inut ini bisa berfungsi?

Cara Kacamata "Hitam" Orang Inuit Bekerja

Bagi orang setempat, kacamata ini disebut noxtth'og dari bahasa Deg Xinag, yang artinya kacamata, kacamata salju (snow glasses), dan sun goggles (kacamata hitam). Kacamata orang Inuit ini kelak jadi asal-usul snow goggles masa kini juga, dikutip dari laman Alaska Native Collection, Smithsonian Institution.

Kacamata salju orang Inuit berfungsi untuk melindungi mata dari cahaya silau yang terpantul dari salju. Caranya yaitu memblokir cahaya yang masuk mata tutup kayu atau tulang dan celah intip tipis.

Jelaga dan bubuk mesiu juga kadang dioleskan ke kacamata salju ini. Fungsinya untuk menyerap cahaya lebih maksimal dan mengurangi silau.

Sekuat Apa Cahaya di Tempat Tinggal Inuit?

Makin tinggi suatu tempat dari permukaan laut, maka makin besar risiko radiasi sinar ultraviolet matahari. Di samping itu, saat hari cerah, salju dapat memantulkan hingga 80%-90% radiasi ultraviolet.

Karena itu, orang Inuit yang notabene tinggal di lingkungan bersalju dan es berisiko terpapar hampir dua kali radiasi UV ketimbang orang di tempat lain, yakni langsung dari sinar matahari atau pantulan dari dataran yang tertutup salju.

Pantulan cahaya silau dari matahari kawasan Arktik ini tidak hanya membuat tidak nyaman dan sulit melihat, tetapi juga berisiko menimbulkan snowblindness (kebutaan salju), dikutip dari Encyclopaedia Britannica.

Kebutaan salju adalah bentuk ekstrem fotokeratitis, yaitu peradangan kornea karena radiasi UV ekstrem dari matahari dan pantulan salju.

Radiasi sinar UVB ekstrem ini dapat merusak bagian depan mata, tempat kornea dan lensa. Padahal, lensa mata memungkinkan cahaya masuk dan bekerja dengan kornea, agar cahaya fokus pada retina.

Lebih lanjut, bagian makula dari retina mata berfungsi mengirim sinyal ke otak untuk menerjemahkan cahaya menjadi gambar atau visual yang kita lihat. Sementara itu, radiasi UVA bisa merusak makula.

Kebutaan salju menimbulkan rasa nyeri berat. Pada sebagian besar kasus, sel-sel baru tumbuh dengan cepat dan penglihatan pulih dalam beberapa hari. Namun, kebutaan salju parah bisa menyebabkan iritasi kronis atau robekan.

Kacamata Berburu dan Asah Mata Panah

Kacamata orang Inuit juga digunakan sebagai safety glasses saat membuat mata panah. Fungsinya sebagai perlindungan dari serpihan batu atau kerikil agar tidak masuk mata saat diasah dan dipahat.

Jika tidak ada taring walrus atau tulang, kadang-kadang kulit beruang, kulit rusa salju, atau potongan kayu birch bisa jadi ganti kacamata salju.

Dikutip dari laman Sainsbury Centre, University of East Anglia, kacamata kayu bulat mirip mata burung hantu di kartun juga digunakan untuk mencegah kebutaan salju saat berburu. Bedanya, lubang intipnya berbentuk bulat kecil dan bidang penutup mata bundar lebar.

Kacamata burung hantu ini juga diperkirakan digunakan dalam prosesi penguburan. Jasad dipasangkan kacamata dan lubangnya ditutup kayu kecil untuk memblokir penglihatan almarhum. Orang suku Ipiutak, bagian Inuit, menggunakan masker semacam kacamata ini untuk penguburan di dalam peti kayu.

Fienup-Riordan, tetua suku Yupik di Alaska, menuturkan bahwa sukunya kini masih berusaha menjaga penggunaan kacamata salju tradisional ini karena dinilai sebagai tradisi kreatif dan sustainable (berkelanjutan), dikutip dari laman Smithsonian Magazine.

Sebab, sebagai orang yang tinggal di kawasan bersalju, mereka melihat sendiri bagaimana sekarang laut mencair lebih cepat di musim semi dan baru membeku di akhir musim gugur karena perubahan iklim.

"Laut tidak membeku seperti dulu. Baru membeku di akhir musim gugur. Lalu mencair di awal musim semi. Sangat tidak biasa," katanya.



Simak Video "Kacamata XRAI Ini Bantu Orang Tuli Bersosialisasi"
[Gambas:Video 20detik]
(twu/twu)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia