Sebuah studi baru mengungkapkan gletser di Greenland, Denmark mencair 100 kali lebih cepat dari pada perhitungan sebelumnya.
Hal tersebut membantah studi sebelumnya yang menggunakan model penghitungan laju lelehan gletser terapung di Antartika. Awalnya studi tersebut diterapkan di Greenland untuk bagian depan gletser yang memiliki permukaan vertikal.
Namun, menurut Kristin Schulz seorang peneliti dari Oden Institute for Computational Engineering and Sciences di Universitas Texas, model tradisional itu malah menghasilkan tingkat pencairan yang terlalu rendah dengan kenyataan di lapangan.
Model Lama vs Model Baru
Melansir laman Space, akhirnya penelitian diperbaharui dan diterbitkan di Jurnal Geophysical Research Letters pada bulan September lalu dengan judul "An Improved and Observationally-Constrained Melt Rate Parameterization for Vertical Ice Fronts of Marine Terminating Glaciers".
Kristin sebagai salah satu penulis penelitian itu menggunakan model baru yang memperhitungkan interaksi unik antara es dari air di fjord daerah Greenland. Fjord adalah teluk yang berasal dari lelehan gletser yang berisi tumpukan es tebal dan berat.
Para peneliti akhirnya mengambil kesimpulan bila menyamakan pemahaman antara gletser di Antartika dan di Greenland adalah hal yang tidak cocok. Karena pada kenyataan di lapangan tepi gletser di Greenland sulit untuk didekati karena terletak di ujung fjord.
Pada dasarnya fjord adalah teluk yang diapit oleh tebing tinggi di mana akan ada air hangat yang sedikit demi sedikit mengikis es pada gletser. Hal ini pada jangka panjang akan menyebabkan peristiwa yang membahayakan. Karena bongkahan es seukuran bangunan mungkin akan runtuh ke dalam air dan menciptakan tsunami mini cepat atau lambat.
Karena sulit untuk dicapai, Rebecca Jackson pemimpin penelitian yang seorang ahli fisika kelautan dari Universitas Rutgers menggunakan robot perahu untuk mendekati gletser dan melakukan pengukuran. Mereka melakukan penelitian pada tepatnya di daerah Gletser LeConte Alaska serta Kangelussuup Sermia di Greenland.
Hasilnya ditemukan bila penghitungan model Antartika sangatlah melenceng jauh dari kenyataan. Seperti pada Gletser LeConte ditemukan es telah menghilang 100 kali lebih cepat daripada prediksi model sebelumnya.
Alasan Gletser Mencair 100 Kali Lebih Cepat
Menjawab mengapa Gletser bisa mencair 100 kali lebih cepat lantaran adanya percampuran dua air dengan suhu berbeda. Air pertama yaitu air tawar dingin yang berasal dari gletser, sedangkan yang kedua air hangat dari lautan.
Karena percampuran tersebut, sirkulasi laut di dekat gletser menjauh dari lautan yang berarti pencairan memiliki implikasi yang luas. Keadaan lapisan es di Greenland juga penting untuk kenaikan permukaan laut. Karena keadaan tersebut, es di Greenland yang mencair mampu menaikan permukaan laut hingga 6 meter.
Penelitian terbaru ini menggunakan model baru dengan data terbaru. Data tersebut didapat dari lapangan yang memberikan pemahaman yang lebih realistis.
Tak hanya menggunakan data yang sudah ada, peneliti mengetahui bagaimana permukaan es gletser yang curam dan seperti tebing bisa berdampak pada hilangnya es di Greenland. Hasilnya tetap menunjukkan 100 kali lebih banyak lelehan daripada prediksi di model lama.
Tentu saja kecepatan mencair gletser ini sangat berhubungan dengan perubahan iklim. Melalui penelitian ini peneliti berharap bisa menjadi langkah yang penting untuk membuat model pemetaan iklim yang lebih baik.
TAG:
gletser
greenland
perubahan iklim
alaska
antartika
Simak Video "Perubahan Iklim Picu Banyak Wisatawan ke Greenland"
[Gambas:Video 20detik]
(nwk/nwk)