Sejarah Auroville, Kota Utopia "Tanpa Uang dan Agama"

Sejarah Auroville, Kota Utopia "Tanpa Uang dan Agama"

Devita Savitri - detikEdu
Jumat, 20 Jan 2023 17:30 WIB
Berkumpul dini hari di kegiatan api unggun Auroville.
Berkumpul dini hari di kegiatan api unggun pusat kota Auroville. Foto: Auroville
Jakarta -

Pernahkah detikers mendengar tentang Kota Auroville? Kota ini disebut sebagai kota utopia tanpa uang dan agama. Benarkan demikian?

Auroville berada di distrik Viluppuram, Tamil Nadu, India. Dilansir dari laman resminya, Jumat (20/1/2023), kota berslogan The City of Dawn atau Kota Fajar ini dirancang untuk 50.000 penduduk dari seluruh dunia.

Berdasarkan visinya, Auroville ingin menjadi kota universal bagi pria dan wanita dari semua negara dapat hidup dalam damai dan harmonis di atas semua kepercayaan, politik, bahkan bangsa. Selain itu, kota tersebut ingin mewujudkan persatuan manusia dari seluruh dunia di masa depan.

Dengan tujuan yang sangat spesifik, bagaimana sebenarnya sejarah Auroville? Begini penjelasan selengkapnya.

Sejarah Auroville

Dilansir melalui laman France 24, Auroville diibaratkan sebagai kota utopis yang berdiri tanpa mata uang, pemerintahan, agama, dan siap menyambut seluruh masyarakat dari seluruh dunia.

Kota Auroraville didirikan di India pada bulan Februari tahun 1968 oleh Mirra Alfassa sebagai kawasan eksperimental. Ia seorang wanita Prancis yang berjulukan "Ibu".

Nama Auroville digunakan Alfassa dari pasangan spiritualnya, filsuf asal India bernama Sri Aurobindo. Ia juga pendiri gerakan yang mencari keharmonisan dalam semua aspek kehidupan.

Setelah kematiannya pada tahun 1973, Auroville mulai berkembang dengan kerja keras warganya. Meskipun kota ini terletak di tengah gurun, Auroville telah menjadi rumah bagi 3.300 orang yang berasal dari 52 negara berbeda.

Separuh dari populasi kota tersebut adalah warga asli India dan seperlimanya orang-orang Prancis. Mereka berharap bisa membangun kota kemanusiaan yang baru, dengan warga hidup damai dan harmonis dengan kehidupan 'spiritual'.

Dapat Dukungan UNESCO

Rancang Kota AurovilleRancang Kota Auroville. Foto: Dok. Auroville

Dalam setengah abad terakhir, kota ini berkembang dengan dukungan UNESCO dan pemerintah India yang menetapkan Auroville sebagai "Kota Budaya Internasional".

Tata Kota Auroville dibuat bak galaksi sendiri. Kota ini berbentuk spiral dengan pusat sebuah kuil bernama Matrimandir atau "Kuil Ibu".

Matrimandir berbentuk seperti bola emas setinggi sembilan lantai. Kuil ini biasa digunakan sebagai tempat meditasi.

Penduduk Kota Auroville juga berhasil mengubah gurun menjadi hutan setelah menanam 3 juta pohon. Kota ini juga dipandang sebagai laboratorium hidup dengan perencanaan kota ekologis.

Uang di Kota Utopia

Ketika detikers menetap di kota ini, para penduduk yang disebut Aurovillian akan menyerahkan barang-barang mereka kepada komunitas dan melepaskan kepemilikan pribadi.

Perilaku ini sempat dikecam dan dianggap menyimpang oleh beberapa orang. Kendati demikian, kehidupan di Kota Auroville tetap berlanjut.

Salah satu tujuan penting bagi Aurovillian adalah tidak menerima uang sebagai pembayaran kerjanya, dan tidak ada perputaran uang di kawasan ini. Karena itu, penduduk bertanggung jawab menyediakan kebutuhan dasar tiap orang semaksimalnya.

Di sisi lain, kekuatan ekonomi Auroville tetap dibangun lewat pengembangan ekonomi cashless. Orang yang mampu secara finansial diharapkan berkontribusi, setidaknya mencukupi kebutuhannya sendiri. Pengeluaran yang dikeluarkan diharapkan juga semurah mungkin untuk pengeluaran umum masyarakat lewat Pusat Dana.

Sementara itu, pendatang baru juga diharapkan berkontribusi, minimal untuk mencukupi pengeluaran diri sendiri selama satu tahun pertama.

Terlepas dari berbagai aktivitas di kota ini, Auroville belum mencukupi kebutuhan perumahan dan lainnya untuk seluruh warga. Karena itu, penduduk diharapkan mau ikut berbagai eksperimen ekonomi yang dijalankan di sana.

Penduduk Auroville mengerjakan beragam proyek, mulai dari kertas handmade, makanan organik, dan dupa yang diekspor ke luar negeri.

Aurovillian juga bekerja menggarap penghijauan, pertanian organik, teknologi tepat guna, hingga pendidikan dasar.

Sementara itu, dana dari Pemerintah India dan lainnya juga digelontorkan untuk pendidikan dan proyek pengembangan di kota utopia ini. Saat ini , Auroville menyediakan pendidikan budaya, sosial, hingga bahasa di sana.

Auroravillian kini bertujuan untuk menjadikan kotanya rumah bagi 50.000 penduduk. Untuk mewujudkannya, penduduk Auroville telah meminta €120 juta atau hampir Rp 2 triliun kepada pemerintah India.

Sampai saat ini, ada sekitar 100 orang turis dari seluruh dunia yang menetap di Auroville setiap tahun. Mereka mencari nilai-nilai spiritualitas dan ekologis di kota ini.

Tata Kota Auroville

Sang 'Ibu' pada tahun 1965 sempat menggambar konsep dasar Kota Auroville. Sketsa tersebut akhirnya diserahkan kepada arsitek Perancis bernama Roger Anger untuk mengawasi pembangunan fisik kota.

Konsep tersebut membuat Auroville dalam bentuk galaksi dengan beberapa 'lengan', sementara 'garis kekuatannya' berada di wilayah pusat. Di bagian tengah kota berdiri Matrimandir yang merupakan jiwa bagi Kota Auroville.

Memancar keluar dari Taman Matrimandir, ada empat zona yang berfokus pada aspek penting kehidupan kota yakni industri (utara), budaya (timur laut), perumahan (selatan/barat daya), dan internasional (barat).

Terakhir, sekeliling kota berbentuk seperti sabuk hijau yang terdiri dari kawasan hutan, peternakan, cagar alam, serta pemukiman yang tersebar bagi pekerja yang berhubungan dengan tanaman.

Nah, itulah penjelasan selengkapnya tentang sejarah Kota Auroville dan letak tata kotanya. Berminat mengunjunginya? Semoga bermanfaat, detikers!



Simak Video "4 Eksperimen Hibrida Manusia dengan Hewan "
[Gambas:Video 20detik]
(twu/twu)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia