Polusi kendaraan bermotor yang memenuhi lalu lintas menjadi salah satu sumber emisi gas rumah kaca. Kondisi ini membuat banyak negara telah membiasakan diri untuk berjalan kaki atau bersepeda saat bepergian.
Mengutip laman TED Ed, beberapa negara dan kota besar yang padat penduduk, telah menerapkan prinsip dasar yang berbeda. Sebagian besar penduduknya mengakses kebutuhan dasar dengan berjalan kaki ataupun bersepeda.
Tujuannya tak lain untuk gaya hidup yang lebih ramah lingkungan sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca. Berikut ini daftar negara paling ramah pesepeda dan pejalan kaki versi TED ED.
8 Kota Ramah Pesepeda dan Pejalan Kaki di Dunia:
1. Bogota, Kolombia
Kota Bogota di negara Kolombia mencoba mengurangi emisi gas rumah kaca melalui dua cara utama yaitu naik bus dan bersepeda.
Untuk mendukungnya Walikota Claudia Lopez Hernandez berencana mengubah 84 kilometer ruas jalan baru yang dibangun khusus sebagai jalur sepeda.
Jaringan jalur sepeda yang lebih besar ini akan membantu peningkatan tujuh persen jalur sepeda dari tujuannya yakni 50 persen. Hal ini lebih banyak dari semua kita di Amerika Latin karena jumlah rata-rata perjalanan dengan sepeda di Amerika Serikat adalah sekitar satu persen.
2. Montreal, Kanada
Kota Montreal sudah memiliki sekitar 3.000 kilometer jalur sepeda permanen. Pemerintah menghubungkan jalur sepeda ke taman kota hingga arteri komersial utama agar warga melakukan perjalanan secara aktif dengan sepeda.
Untuk lebih mengurangi emisi gas rumah kaca, pemerintah berinvestasi dalam layanan sepeda dan kendaraan listrik dan membuka ruang hijau dengan taman kota terbesar yang akan dibuka pada tahun 2030.
3. Barcelona, Spanyol
Barcelona merupakan salah satu kota dengan kepadatan lalu lintas tertinggi di Eropa. Untuk memperbaikinya Barcelona mendirikan konsep desain Superblok.
Area Superblok ini mendorong ramah bagi pesepeda dan pejalan kaki dengan ruang terbuka hijau yang luas. Barcelona berencana membangun 21 wilayah Superblok pada tahun 2030.
4. Taipei, Taiwan
Kota Taipei dikenal sebagai "kerajaan pesepeda" karena masuk dalam daftar 20 kota paling mudah diakses pesepeda di dunia. Skema berbagai sepeda dilakukan pemerintah dengan jalur dan perencanaan kota yang baik.
5. Auckland, Selandia Baru
Auckland memiliki ambisi untuk menjadi kota yang paling layak huni di dunia. Untuk itu, Dewan Auckland berinvestasi miliaran dolar untuk memiliki armada bus listrik hingga tahun 2040. Tidak hanya itu, Auckland juga memiliki Program Sejuta Pohon untuk mengimbangi emisi dan populasi penduduknya.
6. Hoi An, Vietnam
Pada tahun 2018, kota Hoi An dianugerahi Penghargaan Tantangan Mobilitas Perkotaan Global di Leipzig, Jerman. Penghargaan itu karena gagasan yang cemerlang dalam perihal mobilitas perkotaan.
Sejak saat itu, kota Hoi An melarang kendaraan dari bagian pusat kota dan membangun jalan khusus pejalan kaki serta menambah 120 kendaraan listrik ke sistem transportasi wisata.
7. Tshwane, Afrika Selatan
Kota Tshwane meningkatkan kehidupan kota dan aksesibilitas bagi semua penduduknya dengan berjalan kaki dan bersepeda. Kota ini menjalankan program sepeda Shova Kalula yang menyediakan sepeda gratis bagi masyarakat yang tinggal di daerah tertinggal untuk menumbuhkan budaya bersepeda.
8. Portland, Oregon, Amerika Serikat
Pada tahun 2018 Portland mengubah mobilitas kendaraan menjadi penggunaan kendaraan listrik. Kota ini memiliki tujuan agar penduduknya dapat memiliki fasilitas lengkap yang bisa dilalui dengan berjalan kaki serta bersepeda hingga 80 persen pada tahun 2030.
Mengapa Kota di Indonesia Tidak Masuk?
Dibanding kota-kota di berbagai negara di atas, sayangnya Indonesia justru termasuk pada kategori negara padat penduduk yang malas untuk berjalan kaki.
Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menunjukkan, penduduk Indonesia menjadi penduduk paling malas sedunia untuk perihal berjalan kaki dengan hanya 3.513 rata-rata langkah per hari.
Namun kemalasan tersebut ternyata terjadi karena beberapa faktor yakni:
1. Trotoar jelek
2. Transportasi umum yang kurang mendukung
3. Tidak aman dengan tingkat kriminalitas tinggi
4. Polusi udara
5. Cuaca yang panas
Meski begitu, pemerintah sudah mulai konsentrasi terkait penggunaannya seperti adanya hari bebas kendaraan di berbagai kota di Indonesia.
Tak hanya itu banyaknya ruang terbuka hijau baru di berbagai kota juga mengundang penduduk untuk gencar dalam berolahraga.
Simak Video "Jokowi: Insyaallah, Mungkin IKN Selesai 10-15 Tahun"
[Gambas:Video 20detik]
(faz/faz)