Apa Itu Ayam Tiren? Simak Penjelasan dari Sisi Kesehatan dan Agama

Apa Itu Ayam Tiren? Simak Penjelasan dari Sisi Kesehatan dan Agama

Katherine Yovita - detikJatim
Selasa, 06 Mei 2025 14:00 WIB
Viral atlet binaraga Kabupaten Malang konsumsi ayam tiren.
Viral atlet binaraga Kabupaten Malang konsumsi ayam tiren/Foto: tangkapan layar video
Surabaya -

Akhir-akhir ini, jagat media sosial sedang diramaikan tentang seorang atlet binaraga asal Kabupaten Malang yang mengonsumsi ayam tiren atau ayam mati kemarin. Lantas, bagaimana pandangan mengonsumsi ayam tiren dari sisi kesehatan dan agama?

Diketahui, hal tersebut dapat terjadi karena keterbatasan anggaran dalam hal pemenuhan gizi para atlet binaraga. Dalam rekaman video yang viral, menunjukkan sejumlah atlet binaraga yang sedang mencuci ayam tiren di dalam kamar mandi.

Respons para netizen cukup beragam, mulai dari keprihatinan hingga kemarahan. Selain merugikan dari sisi kesehatan, masyarakat juga menyoroti lemahnya pengawasan terhadap peredaran bahan pangan berbahaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, apa yang sebenarnya disebut ayam tiren? Mengapa sebaiknya dihindari dan apa alasan di balik dampak buruknya bagi kesehatan? Simak informasi selengkapnya di bawah ini.

Apa Itu Ayam Tiren?

Ayam tiren merupakan sebuah istilah untuk menyebut ayam yang sudah tidak layak dikonsumsi maupun dijual karena akan memicu berbagai dampak buruk bagi kesehatan. Istilah 'tiren' berasal dari singkatan mati kemaren.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan laman resmi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lebak, ayam tiren memiliki ciri-ciri, warna pucat kebiruan dan merah, terdapat bercak darah pada bagian kulit kepala, leher, punggung, sayap dan dada, memiliki bau menyengat (amis/bau darah/busuk), konsistensi otot dada dan paha lembek, pembuluh darah di daerah leher dan sayap penuh darah, bagian dalam karkas dan serabut otot berwarna kemerahan, ada luka penyembelihan yang tidak sempurna.

Selain itu, mengulas jurnal "Insiden Peredaran Ayam Tiren Pada Pasar Tradisional di Surabaya" disebutkan bahwa kualitas daging ayam tiren yang sangat buruk, membuatnya tidak layak untuk dikonsumsi. Hal tersebut dikarenakan daging ayam tiren mengandung banyak bakteri dan racun yang berbahaya bagi tubuh.

Disebutkan bahwa daging ayam tiren umumnya mengandung uric acid, membawa penyakit zoonosis (penyakit yang bisa ditularkan dari hewan ke manusia dan sebaliknya), menyimpan bakteri salmonella, hingga ratusan mikroorganisme termasuk jamur, bakteri asam laktat, hingga mikrobakteria. Oleh karena itu, penting untuk teliti dalam memilah ayam segar dan menjauhi ayam tiren jika tidak ingin tercemar bakteri atau virus yang berbahaya bagi tubuh.

Berikut adalah tips menghindari ayam tiren yang bisa diterapkan berdasarkan laman UPT Puskesmas Meninting:

1. Membeli ayam dari pedagang yang sudah dikenal dan terpercaya

2. Memilih ayam dengan warna cerah, tidak berbau menyengat, dan punya tekstur kenyal

3. Menghindari ayam yang terlalu murah dari harga pasaran

4. Mencium bau daging sebelum membeli (memastikan tidak berbau busuk)

5. Memastikan warna kulit dan darah ayam saat dipotong

6. Membeli ayam di tempat yang bersih dan banyak pembeli

Ayam Tiren Apakah Halal?

Selain dari sisi kesehatan, bagi sebagian orang mungkin bertanya-tanya bagaimana fenomena mengkonsumsi ayam tiren apabila dilihat dari perspektif agama.

Dilansir dari laman resmi LPPOM MUI peraturan yang menjelaskan tentang mengonsumsi 'bangkai' hewan, sudah disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 173:

"Sesungguhnya Dia mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan hewan yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah. Tetapi barang siapa terpaksa, bukan karena menginginkannya, dan tidak pula melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun Maha Penyayang."

Dapat disimpulkan melalui surat tersebut, bahwa ayam tiren haram untuk dikonsumsi oleh manusia.

Selain itu, dalam praktiknya, agama Islam telah memiliki kaidah atau standar dalam proses penyembelihan, di antaranya:

1. Proses penyembelihan dilakukan dengan niat menyembelih dan menyebut Asma Allah

2. Penyembelihan dilakukan dengan mengalirkan darah melalui pemotongan empat saluran, yakni saluran makanan (mari'/esophagus), saluran pernafasan/tenggorokan (hulqum/trachea), serta dua pembuluh darah (wadajain/vena jugularis dan arteri carotids);

3. Dilakukan satu kali dan secara cepat

4. Memastikan tanda hidupnya hewan (hayah mustaqirrah) melalui aliran darah dan/atau gerakan hewan

5. Memastikan penyembelihan merupakan penyebab hewan mati

Demikian informasi tentang ayam tiren, tetap jadi konsumen yang cerdas dan peduli soal keamanan yang dikonsumsi ya, detikers!




(auh/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads