Pro-Kontra Ilmuwan Soal Penyusutan Otak Ukuran Manusia, Ini Kata Mereka

ADVERTISEMENT

Pro-Kontra Ilmuwan Soal Penyusutan Otak Ukuran Manusia, Ini Kata Mereka

Novia Aisyah - detikEdu
Senin, 02 Jan 2023 19:30 WIB
Tempurung kepala batita dari fosil tertua di zaman Homo Erectus ditemukan di Afrika Selatan. Fosil ini berusia sekitar 2,04-1,95 juta tahun lalu.

Ditemukan fakta, manusia purba ini memiliki otak lebih kecil dari manusia sekarang, namun ia sudah dapat berjalan tegak dan merupakan yang manusia pertama yang menjelajah keluar Afrika untuk menetap di belahan dunia lain, bahkan sampai ke Asia.
Foto: Andy Herries, Jessie Martin and Joannes-Boyau/Ilustrasi Pro-Kontra Ilmuwan Soal Penyusutan Otak Ukuran Manusia, Ini Kata Mereka
Jakarta -

Sebuah penelitian pernah mengungkap bahwa ukuran otak manusia mengalami penyusutan. Studi tersebut ditulis oleh Jeremy M DeSilva dkkk pada 2021 lalu dan diterbitkan di jurnal Frontiers in Ecology and Evolution.

DeSilva menyebut, otak manusia saat ini berukuran lebih kecil daripada otak nenek moyang kita pada zaman Pleistosen. Berdasarkan hipotesisnya, para peneliti berasumsi bahwa penyusutan ukuran otak sejalan dengan kecerdasan kolektif manusia.

Mereka menganalisis 985 fosil dan tengkorak manusia modern. DeSilva dan tim juga mempelajari semut sebagai model untuk mengilustrasikan penyusutan otak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip dari Frontiers Science News, penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran otak manusia 2,1 dan 1,5 juta tahun lalu lebih besar. Namun, ada penyusutan sekitar 3.000 tahun lalu, yakni pada era Holosen.

Kendati demikian, sejumlah peneliti lainnya memiliki pandangan yang berbeda terkait hal ini.

ADVERTISEMENT

Otak Manusia Disebut Tidak Menyusut

Sebuah tim riset yang dikepalai oleh University of Nevada, Las Vegas (UNLV) membantah penemuan di atas. Bantahan mereka dituangkan ke dalam publikasi bertajuk "Did the Transition to Complex Societies in the Holocene Drive a Reduction in Brain Size? A Reassessment of the DeSilva et al. (2021) hypothesis".

Villmoare mengatakan, tidak ada reduksi ukuran otak sejak kemunculan spesies manusia. Analisis mereka tidak menemukan penurunan ukuran otak manusia dan berargumen bahwa sampel yang digunakan DeSilva dkk tidak cukup spesifik.

Villmoare dkk berpendapat, sampel pada penelitian semacam ini harus cukup detail untuk menguji hipotesis di waktu dan populasi yang berbeda.

"Kami meneliti ulang data dari DeSilva dkk dan menemukan bahwa ukuran otak manusia tidak berubah dalam 30.000 tahun dan mungkin 300.000 tahun," kata antropolog Brian Villmoare dari UNLV, dikutip dari Science Daily.

Penelitian bantahan mengenai hal ini telah diterbitkan pada akhir Juli 2022 lalu dalam jurnal Frontiers.




(nah/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads