Penelitian selama bertahun-tahun menunjukkan gletser Thwaites di Antartika yang juga dikenal sebagai "Gletser Kiamat" mungkin akan hilang pada abad ke-23. Penyebabnya tentu saja lantaran perubahan iklim.
Mengutip Mental Floss, para ilmuwan telah mempelajari massa es gletser tersebut sejak tahun 2018. Mereka sebagian besar berasal dari International Thwaites Glacier Collaboration (ITGC).
Pada September 2024 ini, para peneliti akhirnya bertemu di British Antarctic Survey (BAS) di Cambridge, Inggris. Mereka memaparkan berbagai penemuan mereka termasuk tentang Thwaites.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menyusut Secara Signifikan dalam 30 Tahun Terakhir
Di dalam pertemuan, Dr Rob Larter seorang ahli geofisika laut dari British Antarctic Survey dan peneliti ITGC menyebutkan keadaan Thwaites mengkhawatirkan. Gletser kiamat ini telah menyusut selama lebih dari 80 tahun, tetapi belakangan keadaannya lebih cepat.
"Thwaites telah menyusut selama lebih dari 80 tahun, dan bertambah cepat secara signifikan selama 30 tahun terakhir, dan temuan kami menunjukkan bahwa ia akan menyusut lebih jauh dan lebih cepat," katanya.
Penghitungan kecepatan mencair Thwaites ditentukan menggunakan teknologi terbaru. Seperti robot bawah air dan model komputer prediktif.
Semakin cepat Thwaites mencair, semakin cepat juga bencana bisa mengancam makhluk bumi. Gletser ini membentang sepanjang 80 mil (128 km) dari ujung ke ujung.
Pantas bila ia memiliki predikat gletser terluas di bumi karena luasnya lebih besar dari Inggris, Wales, dan Irlandia Utara jika digabungkan. Di beberapa tempat, gletser ini memiliki ketebalan lebih dari 6500 kaki (1981 meter).
Sehingga jika es raksasa ini runtuh sepenuhnya, maka permukaan laut global akan naik hingga 25 inch. Kenaikan ini akan menjadi bencana besar, oleh karena itu ia mendapat julukan "Gletser Kiamat".
Akan Hilang Pada Abad ke-23
Setelah menyusut dalam 80 tahun terakhir, Thwaites sudah berkontribusi sekitar 4% terhadap kenaikan muka air laut global. Akibatnya banjir, erosi, hingga hilangnya rumah di daerah pesisir yang pada penduduk juga ikut meningkat.
Dr Ted Scambos, koordinator sains Amerika Serikat ITGC dan ahli glasiologi di Universitas Colorado memberikan prediksi terbaru tentang Thwaites. Menurutnya, lapisan es di Antartika Barat ini akan hilang pada abad ke-23.
"Sangat mengkhawatirkan bila model komputer terbaru memprediksi (Thwaites) akan kehilangan es semakin cepat pada abad ke-22 dan dapat runtuh secara luas pada abad ke-23," ktanya.
Untuk itu diperlukan intervensi iklim secepat mungkin. Tidak hanya sekali, tetapi berkelanjutan agar memberikan dampak positif.
Namun, dampak ini tidak menghilangkan kemungkinan semakin cepat cairnya Thwaites. Upaya yang dilakukan akan menundanya.
Salah satu yang bisa dilakukan adalah mengurangi pengiriman air laut dalam yang hangat ke wilayah Antartika. Karena air laut hangat inilah yang menjadi faktor utama mengapa penyusutan es bisa terjadi.
(det/nah)