Sebuah studi dalam penelitian baru-baru ini menyingkap bahwa evolusi manusia masih berjalan dan belum terhenti. Artinya, hingga kini manusia masih berevolusi.
Hal tersebut terungkap usai penemuan 155 gen baru dari masa lalu evolusi manusia. Gen yang ditemukan berukuran kecil dan dikenal sebagai mikrogen yang muncul dari fragmen DNA.
Meski berukuran kecil, gen tersebut diperkirakan memiliki signifikasi terhadap munculnya penyakit tertentu, seperti dikutip dari IFL Science pada Kamis (22/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada studi tersebut, peneliti mencari bukti-bukti evolusi pada manusia berdasarkan database gen fungsional yang telah ada sebelumnya. Kemudian, mereka membuat pohon evolusi dari data itu untuk melacak beberapa kelompok vertebrata.
155 Gen Baru dari Fragmen DNA
"Proyek ini dimulai pada tahun 2017 karena saya tertarik pada evolusi gen baru dan mencari tahu bagaimana gen ini berasal," ungkap Nikolaos Vakirlis, ilmuwan dari Biomedical Sciences Research Center di Yunani.
Berbekal data ekstra, tim peneliti mengidentifikasi 155 gen baru yang muncul dari fragmen DNA. Dua di antaranya cukup baru dan unik dan menunjukkan bahwa manusia masih berevolusi.
Pendekatan tersebut mendorong para peneliti untuk menemukan bukti masa lalu evolusioner manusia. Para peneliti lalu mengidentifikasi apakah mikrogen semacam itu punya arti bagi manusia secara biologi.
44 Gen di Antaranya Berkaitan dengan Cacat Pertumbuhan
Kultur sel sendiri telah mengidentifikasi 44 dari 155 gen yang tampaknya berkaitan dengan cacat pertumbuhan. Sementara itu, tiga lainnya dengan penanda DNA untuk penyakit termasuk distrofi otot, retinitis pigmentosa, dan sindrom Alazami.
Distrofi otot menyebabkan otot jadi lemah, kehilangan kepadatan, dan fungsinya secara cepat. Retinitis pigmentosa adalah gangguan genetik yang menyulitkan retina merespons cahaya dan perlahan menyebabkan kehilangan penglihatan.
Sementara itu, sindrom Alazami adalah cacat pertumbuhan genetik yang salah satunya ditandai dengan mikrosefalus, tumbuh pendek, dan gangguan perkembangan intelektual.
Para peneliti berharap dapat menemukan cara untuk menguji apa yang telah mereka temukan dan mengungkap lebih banyak lagi di masa mendatang.
"Gen-gen ini sangat sulit dipelajari, tetapi saya pikir itu tetap perlu karena ada banyak hal yang lebih relevan secara fungsional yang tersembunyi dalam genom manusia," kata Aoife McLsaght, ilmuwan dari Trinity College Dublin.
Sebagai informasi, studi mengenai penemuan 155 gen baru ini dipublikasikan melalui jurnal Cell Reports.
(aeb/twu)