Mengenal Sesar Naik Flores, Pemicu Gempa Karangasem Bali M 5,1

Mengenal Sesar Naik Flores, Pemicu Gempa Karangasem Bali M 5,1

Fahri Zulfikar - detikEdu
Rabu, 14 Des 2022 15:30 WIB
41 kali gempa bumi mengguncang Karangasem, Bali, Selasa (13/12/2022).
Foto: Istimewa/ilustrasi gempa Karangasem Bali
Jakarta -

Gempa bumi terjadi di Karangasem, Bali pada Selasa kemarin (13/12/2022), pukul 17.00 WIB. Berdasarkan laporan badan Penanggulangan dan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali hingga Rabu (14/12/2022) siang, tercatat sudah ada 62 kali gempa susulan sejak kemarin.

Berdasarkan pemodelan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Gempa Karangasem ini berdampak dan dirasakan hingga wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dampak di Karangasem skala intensitasnya III-IV MMI, di Mataram, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Barat, dengan skala intensitas III MMI, daerah Tabanan, Kuta, Buleleng, Lombok Timur dengan skala intensitas II MMI.

Akibat Pergerakan Sesar Naik Flores

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan bahwa gempa Karangasem Bali kemarin yang diawali dengan gempa pembuka (foreshock) M4,8 pukul 16.56 WIB dan menimbulkan kerusakan di Karangasem, diikuti 9 kali gempa susulan.

Ia juga mengatakan bahwa gempa ini akibat dari aktivitas Sesar Naik Flores dengan mekanisme pergerakan naik.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa karangasem M5,1 merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," terangnya melalui akun resmi twitternya, dikutip Rabu (14/12/2022).

Apa Itu Sesar Naik Flores?

Dosen Teknik Geofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Dr Ir Amien Widodo MSi, menjelaskan bahwa aktivitas bidang sesar (patahan naik) Flores atau Flores Back Arc Thrust adalah sesar naik busur belakang yang memanjang di dalam laut dari utara Pulau Flores hingga Laut Utara Lombok.

"Pergerakan bidang sesar atau patahan Flores ini dimulai sebelum menyebar menjadi pergerakan bidang sesar yang melepaskan energi berupa gelombang gempa," jelasnya dikutip dari laman resmi ITS.

Menurut prediksi Dr Amien, posisi patahan naik Flores itu tidak hanya berada di satu tempat, melainkan berada di tempat yang berbeda dalam waktu yang berbeda pula.

Hal ini yang membuat terjadinya gempa susulan berulang-ulang seperti yang terjadi pada gempa Karangasem kemarin.

Lebih lanjut, ia juga menuturkan bahwa kepulauan Indonesia dilewati oleh lempeng Samudera Hindia-Australia yang mendorong ke arah utara, mulai dari Jawa-Bali-Lombok.

"Daerah Lombok itu spesial kondisi gempanya," tukas Dr Amien.

Berdasarkan teori, gempa bumi pertama muncul berskala besar, dan selanjutnya diikuti banyak gempa bumi susulan yang skalanya lebih kecil dari yang pertama.

Hal itu terjadi terus menerus hingga tidak didapatkan getaran sama sekali.

"Prinsip getarannya berurutan, yakni sangat besar, besar, kecil, sangat kecil, lalu tidak ada getaran sama sekali," tutur Kepala Laboratorium Geofisika Teknik dan Lingkungan, Departemen Teknik Geofisika ITS.



Simak Video "Gempa M 4,3 Guncang Garut, Terasa Hingga Bandung-Sumedang"
[Gambas:Video 20detik]
(faz/nwy)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia