Sebuah asteroid sebesar gedung pencakar langit tertinggi di dunia dikabarkan akan melewati Bumi. Menurut NASA, asteroid ini memiliki potensi bahaya.
Asteroid bernama 2022 RM4 itu diperkirakan berdiameter antara 1.083 dan 2.428 kaki (330 dan 740 meter). Tinggi ini berada tepat di bawah ketinggian Burj Khalifa, Dubai. Burj Khalifa adalah gedung tertinggi di dunia setinggi 2.716 kaki (828 m).
Dalam situs Live Science, asteroid ini disebut akan meluncur melewati Bumi dengan kecepatan sekitar 52.500 mph (84.500 km/jam), atau kira-kira 68 kali kecepatan suara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apakah Asteroid Ini Berbahaya?
Posisi terdekatnya ada pada 1 November 2022. Saat itu, asteroid akan datang dalam jarak sekitar 1,43 juta mil (2,3 juta kilometer) dari Bumi. Jarak ini adalah enam kali jarak rata-rata antara Bumi dan Bulan. Menurut standar kosmik, ini adalah jarak yang sangat tipis.
NASA menandai objek luar angkasa apa pun yang berada dalam jarak 120 juta mil (193 juta km) dari Bumi sebagai "objek dekat Bumi" dan mengklasifikasikan benda besar apa pun dalam jarak 4,65 juta mil (7,5 juta km) dari Bumi sebagai "berpotensi berbahaya."
Setelah ditandai, potensi ancaman akan diawasi dengan ketat oleh para astronom. Mereka mempelajari dengan radar untuk mencari tanda-tanda penyimpangan dari lintasan yang dapat menempatkan asteroid pada jalur tabrakan dengan Bumi.
Melalui ATLAS, susunan empat teleskop yang mampu melakukan pemindaian total seluruh langit malam setiap 24 jam, NASA telah memperkirakan lintasan semua objek dekat Bumi di akhir abad ini.
Dari hasil analisis tersebut, kabar baiknya Bumi tidak akan mengalami bahaya dari tabrakan asteroid setidaknya selama 100 tahun ke depan.
Bumi Tetap Harus Waspada
Meskipun sebagian besar objek dekat Bumi tidak berbahaya, ada banyak dampak asteroid yang menghancurkan baru-baru ini. Contoh pada Maret 2021, meteor seukuran bola bowling meledak di atas Vermont, Amerika Serikat, dengan kekuatan 440 pon (200 kilogram) TNT.
Kemudian pada tahun 2013, sebuah meteor yang meledak di atmosfer di atas kota Chelyabinsk, Rusia menghasilkan ledakan yang kira-kira setara dengan 400 hingga 500 kiloton TNT, atau 26 hingga 33 kali energi yang dilepaskan oleh bom Hiroshima. Selama ledakan tahun 2013, bola api menghujani kota dan sekitarnya, merusak bangunan, memecahkan jendela dan melukai sekitar 1.500 orang.
Mengatasi hal ini, sistem antariksa di berbagai belahan dunia menyusun siasat pertahanan Bumi. Pada 26 September, pesawat ruang angkasa Double Asteroid Redirection Test (DART) mengalihkan asteroid Dimorphos yang tidak berbahaya dengan menabraknya keluar jalur, mengubah orbit asteroid sebesar 32 menit dalam tes pertama sistem pertahanan planet Bumi.
Cina juga menyarankan hal yang sama dalam tahap perencanaan awal misi pengalihan asteroid. Dengan menghantamkan 23 roket Long March 5 ke asteroid Bennu, yang akan berayun dalam jarak 4,6 juta mil (7,4 juta km) dari orbit Bumi antara tahun 2175 dan 2199. Cina berharap dapat mengalihkan asteroid dari menghancurkan Bumi.
(nir/nwy)