Kisah Mukjizat Nabi Muhammad: Memancarkan Air di Sela-sela Jari

ADVERTISEMENT

Kisah Mukjizat Nabi Muhammad: Memancarkan Air di Sela-sela Jari

Rahma Harbani - detikEdu
Rabu, 19 Okt 2022 05:00 WIB
Ilustrasi Nabi Muhammad
Ilustrasi Nabi Muhammad SAW. (Getty Images/iStockphoto/ramil110)
Jakarta -

Mukjizat dikaruniai oleh Allah SWT kepada para nabi dengan tujuan membantu utusanNya menjalankan tugas kenabian mereka. Termasuk Nabi Muhammad SAW yang disebut dikaruniai salah satu mukjizat memancarkan air di sela-sela jarinya.

Hal itu dapat dibuktikan melalui keterangan-keterangan hadits yang diceritakan oleh para sahabat Nabi Muhammad SAW. Ibnul Jauzi dalam buku Al Wafa merangkum hadits-hadits yang menceritakan fenomena luar biasa berupa pancaran air yang keluar dari sela jari jemari Nabi Muhammad SAW.

Air-air tersebut biasanya digunakan oleh para sahabat dan muslim di sekitar Nabi Muhammad SAW untuk berwudhu maupun melepas dahaga ketika kehabisan air.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kisah pertama, mukjizat Nabi Muhammad SAW ini terabadikan dalam riwayat hadits pada Kitab Fadha'il ash Shahabah yang diceritakan Anas bin Malik. Ia berkata, "Aku melihat Rasulullah SAW saat waktu sholat Ashar tiba. Ketika itu, orang-orang mencari air untuk berwudhu, namun mereka tidak mendapatkannya."

Saat itu, Nabi Muhammad SAW dikisahkan berada di sebuah Zawra atau sebutan untuk tempat yang agak tinggi terletak di dekat Masjid Nabawi. Nabi Muhammad SAW diketahui memasukkan tangannya ke dalam sebuah wadah.

ADVERTISEMENT

Atas izin Allah SWT, air secara mendadak memancar dari jari-jemari beliau. Para kaum muslimin saat itu pun berwudhu dari air tersebut.

Qatadah yang mendengar kisah ini pun bertanya pada Anas, "Berapa jumlah kalian saat itu?"

Anas menjawab, "Sekitar tiga ratus orang," (HR Bukhari dan Muslim).

Bukti lainnya terangkum dalam sejumlah kitab shahih terutama dari shahih Bukhari dan Muslim. Ada salah satu riwayat yang berasal dari Salim bin Abi al Ju'd dari Jabir bin Abdillah al Anshari RA yang berkata,

"Pada saat melakukan perjalanan Hudaibiyah, para sahabat mengalami kehausan. Sementara, di hadapan Nabi Muhammad SAW terdapat kantong dari kulit. Kemudian beliau berwudhu."

Melihat Nabi Muhammad SAW berwudhu lewat kantong tersebut, para sahabat pun menghampiri beliau. Nabi Muhammad SAW kemudain bertanya, "Ada apa dengan kalian?"

Para sahabat menjawab, "Kami tidak memiliki air untuk berwudhu dan untuk minum kecuali yang ada di depanmu ini."

Lantas, Nabi Muhammad SAW pun memasukkan tangannya ke dalam kantong air tersebut. Seketika air memancar dari jari jemarinya bak sumber mata air. Para sahabat pun mengambil air untuk wudhu dan minum dari pancaran air tersebut.

Salim bertanya pada Jabir, "Berapa jumlah kalian waktu itu?"

Jabir berkata, "Andaikan jumlah kami 100 ribu tentu masih cukup. Namun, ketika itu, jumlah kamihanya seribu lima ratus orang." (HR Bukhari dan Muslim dalam Bab al Manaqib, al Maghzai, dan al Imarah).

Peristiwa serupa juga disaksikan oleh Ibnu Abbas RA. Ia menceritakan, saat itu, Rasulullah SAW dan para sahabat tengah melakukan perjalanan pada suatu pagi. Ternyata, mereka telah kehabisan persediaan air.

Seseorang pun mengadukan hal itu pada Nabi Muhammad SAW, "Wahai Rasulullah, persediaan air di kalangan para prajurit telah habis,"

Kemudian beliau bertanya, "Apakah kamu mempunyai sedikit air?"

"Ya," jawab orang itu.

"Kalau begitu bahwa air itu padaku," Setelahnya, orang tersebut membawa sebuah wadah kepunyaannya yang berisi sedikit air.

Nabi Muhammad SAW pun terlihat meletakkan jari jemari tangannya di bibir wadah sambil merenggangkannya. Tiba-tiba, ada sumber air memancar dari sela-sela jarinya.

Lalu, beliau pun meminta Bilal bin Rabbah untuk menyerukan panggilan wudhu pada muslim yang lain, "Panggilah orang-orang untuk berwudhu dari air yang diberkahi ini." (HR Ahmad dan Al Baihaqi).

Ulama Tafsir Al Qurthubi berpendapat mengenai kisah-kisah air yang terpancar dari jari jemari Nabi Muhammad SAW yang disebutkan dalam hadits. Menurutnya, berdasarkan perbedaan keterangan jumlah orang yang mendapat manfaat air tersebut berarti ihwal mukjizat sering terulang di berbagai tempat.

"Kisah ini juga dituturkan dari banyak jalur yang menunjukkan bahwa penggabungan jalur-jalur tersebut merupakan ilmu yang pasti yang dapat diambil manfaatnya dari at tawatur al maknawi. Belum pernah terdengar mukjizat seperti ini selain dari Nabi Muhammad," katanya diterjemahkan Syaikh Abdul Majid Az-Zandani dalam buku Ensiklopedi Iman.

At tawatur al maknawi sendiri dimaknai sebagai sekelompok orang yang mustahil berdusta meriwayatkan sebuah peristiwa tertentu. Ulama Iyadh juga berpendapat, kisah-kisah di atas diriwayatkan oleh sekelompok orang terpercaya.

"Kisah ini diriwayatkan oleh sekelompok orang terpercaya dari kelompok orang banyak dari banyak orang yang berhubungan dengan para sahabat [Nabi Muhammad SAW]," jelasnya.




(rah/lus)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads