Benarkah Manusia Maksimal Punya 150 Teman? Teori Ini Menjawabnya

Benarkah Manusia Maksimal Punya 150 Teman? Teori Ini Menjawabnya

Nikita Rosa - detikEdu
Selasa, 18 Okt 2022 08:00 WIB
Ilustrasi Main Sama Teman
Benarkah Manusia Hanya Bisa Punya 150 Teman? (Foto: Shutterstock)
Jakarta -

Sebuah teori yang dikemukakan antropolog dan psikolog Universitas Oxford, Robin Dunbar, mengatakan jika ada batasan manusia dalam mempertahankan pertemanan. Paparnya, manusia hanya bisa mempertahankan 150 teman semasa hidupnya.

Hingga kini, Dunbar masih berpegang pada teorinya yang dicetuskan pada 1993 tersebut.

"Tidak ada perubahan dalam jumlah hubungan," kata Dunbar dikutip dari Live Science, Senin (17/10/2022).

Namun, beberapa penelitian dan ahli menyatakan sebaliknya. Beberapa ilmuwan meyakini ada banyak variasi dalam hubungan sosial manusia, salah satunya Samuel Roberts.

"Ada banyak variasi dalam ukuran jejaring sosial orang," ujar Roberts, seorang profesor psikologi di Liverpool John Moores University Inggris.

Hal serupa juga dikemukakan Sarah Johns, seorang pemerhati antropologi evolusioner di University of Kent Inggris. Johns percaya banyak faktor yang mempengaruhi jumlah teman yang bisa dimiliki manusia.

"'Hubungan yang bermakna, kemungkinan akan menghasilkan jumlah yang jauh lebih kecil, tetapi ini juga dapat bergantung pada faktor individu, seperti ekstraversi dan introversi," jelasnya.

Mengapa Terbatas Hanya 150 Teman?

Dunbar mengatakan, 150 teman berkaitan dengan kognitif manusia. Menurutnya, ada hubungan antara ukuran kelompok sosial dan ukuran neokorteks, bagian otak yang berfungsi tingkat tinggi dalam persepsi sensorik, emosi dan bahasa, dan terkait dengan perilaku sosial.

Johns setuju apabila jumlah orang yang dapat menjalin hubungan dengan kita sebagian besar berhubungan dengan kemampuan kognitif yang telah beroperasi sejak lama.

"Di luar angka ini [150] kamu membutuhkan lebih banyak peraturan sosial untuk mempertahankan hubungan. Manusia harus menyeimbangkan melakukan tindakannya sendiri untuk bertahan hidup dan bereproduksi, tetapi juga untuk mengetahui apa yang dilakukan orang lain, siapa yang mungkin membantu kita, dan siapa yang mungkin berbagi makanan dengan kita. Jumlah 150 adalah perkiraan orang yang dapat kami lacak secara konsisten dengan informasi terkini," jelas Johns.

Menurut Roberts, ada juga hal lain yang perlu dipertimbangkan ketika menyangkut kemampuan manusia untuk mempertahankan hubungan di luar batas kognitif, yakni waktu dan upaya yang diperlukan untuk melakukannya. Pihaknya meyakini, manusia membutuhkan usaha lebih dalam berkomunikasi dan bertemu yang dibatasi oleh waktu.

Namun, ada teori lain tentang "friend cap" yang tidak sejalan dengan teori Dunbar. Sebuah makalah yang diterbitkan pada tahun 1978 oleh antropolog H. Russell Bernard dan Peter Killworth menyimpulkan bahwa jumlahnya kemungkinan mendekati 290, sementara artikel tahun 2001 membandingkan dua metode yang berbeda dengan hasil 291.

Selain itu, sebuah studi tahun 2021 yang diterbitkan dalam jurnal Biology Letters menimbulkan pertanyaan tentang keakuratan angka Dunbar. Menurut penelitian tersebut, terdapat bukti jumlah pertemanan yang lebih besar dari Teori Nomor Dunbar.

Namun, Dunbar ingin menekankan jika 150 adalah jumlah rata-rata, bukan batasan maksimum, hubungan yang dapat dipertahankan oleh seorang individu. Selain itu, ia menyarankan 150 hubungan ini tidak memiliki keintiman yang sama.

"Penting untuk dipahami bahwa 150 hanyalah salah satu dari serangkaian dalam lingkaran persahabatan kita," katanya.

Pengaruh Media Sosial

Hampir 30 tahun setelah Teori Dunbar, internet dan digitalisasi kian gencar. Setaip orang bisa menjalin hubungan dengan siapapun, di manapun, dan kapanpun.

Hal ini menimbulkan pertanyaan baru, apakah masyarakat dan teknologi modern telah mengubah jumlah persahabatan yang bisa manusia pertahankan? Dunbar lagi-lagi menyatakan tidak.

"Itu tidak mengubah apa pun," tegasnya.

"Batas tersebut tidak hanya ditentukan oleh kemampuan seseorang untuk mengingat siapa adalah siapa, tetapi kemampuan untuk memahami kualitas hubungan, dan bekerja dengan informasi itu ketika berinteraksi dengan mereka," lanjutnya.

Namun, Robert dan Johns memiliki pendapat yang berbeda dengan Dunbar. Mereka meyakini, media sosial dan teknologi jelas mengubah bagaimana manusia berinteraksi.

"Teknologi baru mungkin membuka jumlah orang yang berinteraksi dengan kita setiap hari," tutup Johns.



Simak Video "Teman Saya Kok Terus Berkurang?!?"
[Gambas:Video 20detik]
(nir/pal)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia