4 Bulan Haram dalam Islam, Momen Perbanyak Amal Kebaikan

ADVERTISEMENT

4 Bulan Haram dalam Islam, Momen Perbanyak Amal Kebaikan

Rahma Harbani - detikEdu
Minggu, 21 Agu 2022 07:00 WIB
ilustrasi berdoa
Ilustrasi. Islam mengenal 4 bulan Haram atau bulan yang suci. (Getty Images/AleksandarGeorgiev)
Jakarta -

Bulan-bulan Haram dalam Islam diartikan sebagai kumpulan bulan suci dan istimewa. Sebagaimana dijelaskan dalam surah At Taubah ayat 36, setidaknya ada 4 bulan Haram di antara 12 bulan kalender Hijriah.

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perihal 4 bulan Haram tersebut kemudian disinggung dalam salah satu sabda Rasulullah SAW. Keempat bulan yang dimaksud adalah Dzulqa'idah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab sesuai dengan hadits yang dikisahkan Abu Barkah RA.

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

ADVERTISEMENT

Artinya: "Zaman berputar seperti hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu terdiri dari 12 bulan, di antaranya 4 bulan Haram, tiga bulan berurutan, Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Muharram. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhr, berada di antara Jumadil Akhir dan Sya'ban," (HR Bukhari Muslim).

Dinamakan bulan Haram menurut Al Qodhi Abu Ya'la merujuk pada dua makna. Pertama, ada pengharaman pembunuhan pada keempat bulan tersebut.

Kedua, larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan lainnya. Sufyan Ats Tsauri dalam Kitab Latho-if Al Ma'arif menambahkan, 4 bulan Haram adalah waktu terbaik untuk mengerjakan amal ketaatan hingga para salaf menyukai puasa pada bulan tersebut.

"Pada bulan Haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya," kata Sufyan Ats Tsauri yang diterjemahkan Tim PISS-KTB dalam buku Hasil Bahtsul Masail dan Tanya Jawab Agama Islam.

Keistimewaan 4 Bulan Haram dalam Islam

1. Pelipatgandaan Amalan

Keistimewaan yang pertama dari 4 bulan Haram termaktub dalam hadits. Bulan ini dimaknai sebagai momen pelipatgandaan amalan yang dikerjakan.

Dengan kata lain, pahala akan dilipatgandakan bagi yang berbuat ketaatan. Begitu pun sebaliknya dosa yang dikerjakan pada bulan-bulan Haram sebagaimana dengan bunyi sabda Rasulullah SAW.

"Maka sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan kalian semua haram (mulia) atas kalian seperti mulianya hari ini, di negeri ini, dan di bulan ini. Dan sesungguhnya kalian akan menghadap Tuhanmu sekalian dan Dia akan bertanya kepada kalian tentang amal perbuatkan kalian," (HR Bukhari dan Muslim).

2. Lebih Afdal Dibanding Jihad

Mengutip Dra. Udji Asiyah dalam buku Dakwah Cerdas, amalan yang dikerjakan selama 4 bulan Haram juga disebut sebagai amalan yang lebih afdal dibandingkan dengan berjihad. Hal ini disandarkan dari sabda Rasulullah SAW yang diceritakan Ibnu Abbas RA.

مَا الْعَمَلُ فِي أَيَّامٍ أَفْضَلَ مِنْهَا فِي هَذِهِ قَالُوا وَلَا الْجِهَادُ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ يُخَاطِرُ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ بِشَيْءٍ

Artinya: "Tidak ada amal yang lebih afdal dibanding amal pada hari-hari ini," Mereka bertanya, "Tidak juga jihad?" Beliau menjawab, "Tidak pula oleh jihad, kecuali seseorang yang keluar untuk mengorbankan jiwa dan hartanya, lalu dia tidak kembali dengan sesuatu apapun," (HR Bukhari).




(rah/lus)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads