Salah satu mamalia terkecil di dunia adalah kelelawar lebah (Craseonycteris thonglongyai). Spesies yang hidup di gua Thailand dan Myanmar ini beratnya hanya 2 gram dengan panjang 1-1,3 inci atau seukuran lebah besar.
Melansir Live Science, kelelawar lebah ini pertama kali ditemukan oleh ahli zoologi Thailand bernama Kitti Thonglongya pada 1974. Kelelawar ini juga dikenal sebagai kelelawar hidung babi Kitti karena moncongnya yang mirip seperti babi.
Mamalia kecil ini berwarna merah kecokelatan atau abu-abu. Mereka juga memiliki karakteristik fisik yang unik seperti tidak memiliki ekor meskipun memiliki dua tulang ekor. Selain itu, mereka juga memiliki telinga besar berukuran 0,4 inci atau sekitar 10,2 milimeter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelelawar lebah hidup di gua-gua kapur dekat sungai di hutan bagian barat Thailand dan Myanmar. Mereka hidup berkoloni yang jumlahnya biasanya kurang dari 100 ekor.
Mamalia mungil ini tidak pergi jauh dari gua tempat tinggalnya. Mereka hanya terbang sejauh 0,62 mil atau sekitar 1 kilometer.
Kehidupan Kelelawar Lebah
Menurut catatan EDGE of Existence, Zoological Society of London, kelelawar lebah berburu serangga menggunakan ekolokasi, seperti kelelawar pada umumnya. Mereka akan memancarkan suara mencicit yang bergema dan memberikan lokasi mangsa yang akurat.
Dihimpun dari SCIENCING, ekolokasi ini memungkinkan mereka untuk melihat dalam kegelapan. Mereka bahkan dapat mendeteksi nyamuk terkecil untuk dijadikan mangsanya.
Kelelawar lebah bisa menangkap serangga baik saat terbang maupun menggigitnya dari daun. Sebagai insektivora, spesies ini bermanfaat bagi manusia karena dapat membantu mengendalikan hama serangga yang merusak tanaman.
Siklus Hidup Kelelawar Lebah
Tidak banyak referensi mengenai penelitian tentang umur dan perilaku berkembang biak kelelawar lebah. Berdasarkan spesies serupa, para peneliti memprakirakan spesies ini dapat hidup selama 5-10 tahun. Mereka akan berkembang biak setahun sekali pada akhir April.
Kelelawar lebah ini merupakan satu-satunya spesies yang hidup dalam keluarga Craseonycteridae. Mereka diprakirakan memiliki nenek moyang yang sama lebih dari 40 juta tahun yang lalu.
(kri/nwy)