Tahun baru Islam 2022 atau 1444 Hijriah akan tiba sebentar lagi. Bersamaan dengan itu, tidak jarang ceramah ataupun khutbah akan ramai dengan topik terkait pergantian tahun ini.
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama 3 Menteri, Tahun Baru Islam 2022 jatuh pada tanggal 30 Juli 2022. Artinya, 1 Muharram 1444 Hijriah akan jatuh pada hari Sabtu, 30 Juli 2022.
Baik ceramah sehabis salat jamaah ataupun lomba di sekolah, biasanya akan diwarnai dengan topik terkait tahun baru Islam. Bagi detikers yang ingin membawakan pidato atau ceramah tentang tahun baru Hijriah, bisa menyimak contohnya di bawah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Contoh Teks Pidato Tahun Baru Islam 2022
Contoh 1
Dilansir dari Buku Kumpulan Ceramah Naskah Tahun Baru Hijriyah oleh Kemenag RI
Dengan Semangat Tahun Baru Hijriah Kita Tingkatkan Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Segala puji bagi Allah yang telah menghamparkan bumi ini tempat berkampung halaman dan tempat kita berpijak, segala puji bagi Allah yang telah membentangkan langit berhiaskan bulan, bintang dan matahari yang kesemuanya itu sangat berguna bagi kehidupan makhluk. Dengan rahmat dan kasih sayang Allah SWT. Kita telah berada kembali dalam tahun baru Islam yaitu tahun baru 1444 Hijrah, semoga Allah SWT. Menghapus segala dosa kita dan memberikan kesehatan lahir batin untuk menyosong masa depan.
Dalam memperingati tahun baru ada baiknya kita merenung sejenak, bahwa pada tahun 1930 seorang ulama Islam dari Kalimantan Barat yang bernama Syeikh Muhammad Basyuni Imran, beliau adalah mufti dari Kerajaan Sambas, pada tahun itu beliau berkirim surat kepada pemimpin Majalah AI Manar yang terbit di Mesir. Isi suratnya panjang namun kalau disimpulkan isinya sebagai berikut "Mengapa orang Islam itu mundur sedangkan orang diluar Islam maju?".
Surat itu dijawab oleh salah seorang staf redaksi Majalah Al-Manar yang bernama Muhammad Syakib Arsalan, kata beliau Orang Islam itu mundur karena telah meninggalkan pedomannya sendiri yaitu Al-Qur'an sedangkan orang diluar Islam maju, karena mereka telah meninggalkan kitabnya yang sudah usang.
Al-Quran adalah Kitab Suci terakhir yang diturunkan oleh Allah kepada umat manusia, melalui Nabi Muhammad SAW untuk dijadikan sebagai pedoman hidup. Petunjuk-petunjuk yang dibawanya pun dapat menyinari seluruh isi alam ini, baik bagi manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Karena itu, keistimewaan yang, dimilki Al-Quran tidak dapat diukur dengan perhitungan manusia, termasuk di dalamnya Al-Quran memuat intisari kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya seperti Zabur, Taurot, dan injil. Lebih-lebih keistimewaan AI-Quran berkenaan dengan terpeliharanya 11 kitab suci ini dari perubahan tangan-tangan kotor manusia, baik dari umat Islam itu sendiri maupun umat-umat agama lain.
Allah bersumpah bahwa karena Dia sendiri yang telah menurunkan AI-Quran ke muka bumi ini maka, Dia pula yang memeliharanya sepanjang zaman. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hijr ayat 9 yang berbunyi:
اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ
Sesungguhnya kamilah yang nenurunkan Al-Quran dan kami pula yang benar-benar memeliharanya (Al-Hijr: 100)
Sebagai kitab hidayah sepanjang zaman, AI-Quran memuat informasi-informasi dasar tentang berbagai masalah, baik informasi berupa teknologi, etika, hukum, ekonomi, biologi, kedokteran dan sebagainya. Hal ini merupakan salah satu bukti tentang keluasan dan keluwesan isi kandungan Al-Quran tersebut informasi yang diberikan itu berupa dasar-dasarnya saja, dan manusialah yang akan menganalisa dan merincinya, membuat keautentikan teks Al-Quran menjadi lebih tampak bila berhadapan dengan konteks persoalan-persoalan kemanusiaan dan kehidupan modern.
Umat Islam sebagai mayoritas di Nusantara semestinya tidak lagi mempersoalkan hubungan Islam dengan kebangsaan, ke-Indonesiaan, dan kemanusiaan. Islam dan kebangsaan harus ditempatkan dalam satu napas, sehingga Islam yang mau dikembangkan di Indonesia adalah sebuah Islam yang ramah, terbuka, inklusif, dan memberi solusi terhadap masalah-masalah besar bangsa dan negara.
Jika Islam ditampilkan dengan wajah garang, oleh segelintir orang egoistik, penuh retorika murahan-ibarat monster, pasti akan menakutkan dan dibenci oleh banyak pihak yang berpikir jernih, siapa pun mereka, apa pun agamanya. Sebuah monster yang sering berbicara atas nama Tuhan, jelas terlepas dari kawalan syariah dalam maknanya yang benar.
Berdasarkan data yang tersedia, harus selalu ditegaskan sejak dini bahwa Islam lahir dan berkembang sepenuhnya dalam darah dan daging segar, tidak dalam kevakuman budaya dan tidak pula dalam ruang sunyi yang jauh dari keramaian suasana kota. Islam lahir dan berkembang dalam iklim komersial Quraisy yang ganas, panas, dan urban sifatnya. Islam lahir bukan dalam suasana pedesaan yang sunyi yang serba statis di lingkungan suku Badwi.
Setelah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama di Gua Hira pada tahun 610 M, beliau tidak lagi berkunjung ke sana untuk selamanya, tetapi langsung terjun ke tengah masyarakat yang sudah sekian lama didera dan diimpit oleh ketidakadilan dan diskrirninasi. Akhirnya kepada Allah kita bermohon semoga bangsa dan negara kita juga para pemimpin bangsa ini selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Atas segala kekurangan kami mohon maaf dan atas perhatiannya kami ucapkan Sekian dan terima Kasih.
Contoh teks pidato Tahun Baru Islam 1444 H >>