4 Fakta Unik Penyusunan Naskah Proklamasi, Mesin Ketiknya Pinjaman

ADVERTISEMENT

4 Fakta Unik Penyusunan Naskah Proklamasi, Mesin Ketiknya Pinjaman

Nikita Rosa Damayanti - detikEdu
Senin, 25 Jul 2022 12:45 WIB
Animasi pembacaan teks Proklamasi (Foto: Tangkapan layar video di Rumah Digital Indonesia)
Fakta unik penyusunan naskah proklamasi. Foto: Animasi pembacaan teks Proklamasi (Foto: Tangkapan layar video di Rumah Digital Indonesia)
Jakarta -

Hari proklamasi adalah momentum penting bagi bangsa kita. Pada 17 Agustus 1945, Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56 yang merupakan kediamannya. Penuh cerita, banyak fakta unik dari perumusan teks proklamasi ini.

Sebelumnya, terdapat berita kekalahan Jepang oleh Amerika. Hal ini mendorong Sutan Syahrir mengusulkan kemerdekaan Indonesia kepada Moh. Hatta.

Dilansir dari buku Sejarah SMA/MA kelas XII Bahasa oleh H. Purwanta, golongan muda juga mendesak gagasan yang sama yaitu untuk secepat mungkin memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Akhirnya pada 16 Agustus 1945, golongan muda membawa Soekarno dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok dengan alasan untuk mengamankan kedua tokoh tersebut dari tekanan tentara Jepang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekembalinya dari Rengasdengklok, Soekarno melalui Ahmad Soebarjo menghubungi para anggota PPKI untuk mengadakan rapat darurat di rumah Laksamana Maeda. Rumah pimpinan militer Jepang itu akhirnya menjadi tempat perumusan teks proklamasi. Diadakan di bulan suci Ramadhan, berikut fakta unik detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Fakta Unik Penyusunan Naskah Proklamasi

1. Peran Laksamana Maeda

Selepas dari Rengasdengklok, rombongan Soekarno bertolak ke Jakarta, menuju rumah seorang perwira Jepang bernama Laksamana Tadashi Maeda. Rumah itu kemudian dijadikan 'markas' untuk menyusun naskah proklamasi.

ADVERTISEMENT

Rumah pimpinan militer Jepang tersebut dipilih karena Jakarta saat itu tengah diberlakukan jam malam. Kediaman Laksana Maeda menjadi pilihan yang aman dibanding mengadakan rapat di tempat umum.

2. Mesin Ketik

Tokoh yang mengetik naskah proklamasi, Sayuti Melik, menggunakan mesin ketik buatan Jerman untuk mencatat rumusan teks proklamasi tersebut. Menurut Museum Naskah Proklamasi, mesin ketik tersebut adalah pinjaman dari Kolonel Kandeler komandan Angkatan Laut Jerman (Kriegsmarine) yang berkantor di Gedung KPM, Koningsplein. Tempat ini kita kenal menjadi Pertamina, di Jalan Merdeka Timur, Jakarta.

Saat itu di rumah Laksamana Tadashi Maeda hanya tersedia mesin ketik dengan huruf kanji. Satsuki Mishima seorang sekretaris urusan rumah tangga di rumah Maeda kemudian berinisiatif meminjam mesin ketik tersebut.

3. Perumusan Naskah Proklamasi

Hanya tiga tokoh yang merumuskan naskah proklamasi, yakni Soekarno, Moh. Hatta dan Ahmad Soebardjo. Mulanya Soekarno menuliskan konsep di atas secarik kertas, sedangkan Moh Hatta dan Ahmad Soebardjo menyumbangkan pikiran secara lisan.

Kertas yang digunakan merupakan sobekan dari block note dengan lembarannya bergaris-garis biru. Konsep teks Proklamasi tulisan tangan Ir. Soekarno kemudian diketik oleh Sayuti Melik dengan mengadakan perubahan kata yaitu kata 'tempoh' menjadi 'tempo', 'wakil-wakil Bangsa Indonesia' menjadi 'atas nama Bangsa Indonesia' serta penulisan hari dan bulannya. Teks tersebut ditandatangani Soekarno dan Hatta atas nama Bangsa Indonesia.

4. Peran Pembawa Berita

Peran para pembawa berita, atau perwarta, sangat penting dalam peristiwa ini. Pewarta inilah yang bertugas mengabadikan dan menyebarkan informasi tentang kemerdekaan Indonesia.

Pewarta yang berjasa ini adalah Frans dan Alex Mendoer dari IPPHOS yang mengabadikan momen pembacaan proklamasi, BM Diah dan Jusuf Ronodipuro yang membantu penyebaran berita proklamasi lewat berbagai cara, seperti radio, surat kabar, telegram, serta melalui lisan. Tanpa mereka, berita proklamasi kemerdekaan tidak akan tersebar ke seluruh negeri.




(nah/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads