Sayuti Melik merupakan sosok penting dalam peristiwa kemerdekaan Indonesia. Tokoh kelahiran Yogyakarta itu, berperan sebagai pengetik teks proklamasi yang kemudian dibacakan oleh Bung Karno.
Kisah perumusan teks proklamasi bermula ketika para tokoh pergerakan berkumpul di rumah Laksamana Maeda Tadashi, Kepala Penghubung Angkatan Laut (Kaigun) dan Angkatan Darat (Rikugun) Kekaisaran Jepang di Indonesia, di Jalan Meiji Dori No 1 (sekarang Jalan Imam Bonjol No. 1), Menteng, Jakarta pada Kamis, 16 Agustus 1945.
Kala itu, Soekarno dan Mohammad Hatta baru kembali setelah diculik oleh kelompok pemuda ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut buku "Nazi di Indonesia, Sebuah Sejarah yang Terlupakan" karya Nino Oktorino, mereka berkumpul untuk merumuskan rancangan naskah proklamasi. Setelah melalui perdebatan, rancangan naskah proklamasi berhasil disusun oleh Sukarno, Hatta, dan Ahmad Subarjo di meja makan Laksamana Maeda.
Setelah teks diberikan kepada Sayuti Melik dan Burhanuddin Mohammad Diah (BM. Diah) untuk diketik, mereka menemui masalah baru.
Sempat Pinjam Mesin Ketik
Mesin ketik milik Laksamana Maeda ternyata menggunakan papan tuts berhuruf kanji. Mereka pun kebingungan untuk mendapatkan mesin ketik lainnya.
Di tengah kebingungan, tiba-tiba ajudan Laksamana Maeda bernama Satsuki Mishima menyampaikan bahwa dia tahu di mana bisa mendapatkan mesin ketik dengan tuts huruf latin.
Mishima ditemani beberapa pemuda pergi dengan menggunakan mobil jip milik Maeda menuju markas perwakilan Angkatan Laut Jerman (Kriegsmarine) yang berada di Gedung KMP di Jalan Koningsplein (sekarang Gedung Pertamina, Jalan Medan Merdeka Utara).
Mereka menemui Korvettenkapitan (setingkat Mayor) Dr. Hermann Kandeler, seorang komandan kapal selam milik Kriegsmarine. Satsuki menyampaikan maksud untuk meminjam mesin ketik yang akan digunakan para tokoh pergerakan Indonesia untuk mengetik naskah proklamasi.
Setelah mendapatkan izin, Satsuki membawa mesin ketik tersebut ke rumah Maeda. Mesin ketik itu kemudian berpindah tangan ke Sayuti Melik.
Ada Perselisihan saat Teks Proklamasi Diketik Sayuti Melik
Dikutip dari arsip detikEdu, Bung Karno, Bung Hatta, dan Achmad Soebardjo merupakan tiga tokoh pembuat konsep teks proklamasi. Selama rapat, Sayuti Melik dan Sukarni duduk di meja perundingan yang membahas teks proklamasi.
Saat itu, Bung Hatta dan Mr Achmad Soebardjo merupakan dua orang yang paling banyak bicara selama rapat. Konsep teks proklamasi saat itu tidak hanya masukan dari tiga orang itu saja namun juga peserta yang hadir.
Chaerul Saleh merupakan salah satu peserta yang berpendapat bahwa ia tidak setuju jika yang menandatangani naskah adalah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang didirikan oleh Jepang.
Akhirnya Sayuti Melik dan Sukarni berusaha melerai kesalahpahaman tersebut. Sukarni sebagai wakil golongan pemuda, dan Sayuti Melik sebagai kubu yang membantu Bung Karno.
Sayuti pun merupakan sosok di balik penandatanganan teks proklamasi harus atas nama bangsa Indonesia. Setelah Bung Karno setuju dengan pendapat Sayuti, ia memerintahkan Sayuti untuk mengetik teks proklamasi di ruangan lain.
Setelah selesai, ketikan naskah proklamasi langsung diserahkan kepada Sukarno untuk ditandatangani.
Perbedaan Naskah Proklamasi Sukarno dan Sayuti Melik
Saat mengetik, Sayuti Melik mengubah beberapa kata dalam naskah proklamasi tersebut.
Berikut isi teks proklamasi asli tulisan tangan Bung Karno:
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnya.
Djakarta, 17 - 8 - '05
Wakil2 bangsa Indonesia.
Kemudian berikut isi teks proklamasi yang diketik oleh Sayuti Melik:
P R O K L A M A S I
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnya.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen '05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta.
(Tanda tangan Soekarno dan Mohammad Hatta)
Melansir dari Hukum Tata Negara Indonesia oleh Fajlurrahman Jurdi, perbedaan isi Teks Proklamasi tulisan Bung Karno dan ketikan Sayuti Melik adalah sebagai berikut:
Kata "Proklamasi" diubah menjadi "P R O K L A M A S I"
Kata "Hal2" diubah menjadi "Hal-hal"
Kata "tempoh" diubah menjadi "tempo"
Kata "Djakarta, 17 - 8 - '05" diubah menjadi "Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05", dengan '05 diambil dari tahun penanggalan Jepang 2605
Kata"Wakil2 bangsa Indonesia" diubah menjadi "Atas nama bangsa Indonesia"
Isi naskah Proklamasi Klad adalah asli tulisan tangan oleh Ir. Soekarno sebagai pencatatan, didiktekan Drs. Mohammad Hatta, dan dirumuskan oleh Moh. Hatta bersama Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo
Isi naskah Proklamasi Otentik merupakan hasil ketikan oleh Mohamad Ibnu Sayuti Melik, seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan Proklamasi
Naskah Proklamasi Klad atau tulisan asli Soekarno tidak ditandatangani, sedangkan pada naskah Proklamasi Otentik ditandatangani Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta.
Itu dia detik-detik Sayuti Melik mengetik teks proklamasi kemerdekaan. Semoga menambah wawasan, ya!
(nir/faz)