Pernahkah kalian merasa tidak percaya diri hingga cemas? Mungkin kamu sedang mengalami insecure. Perasaan ini kerap muncul setelah menghadapi situasi atau orang yang dibandingkan.
Melansir Psychology Today, insecure adalah perasaan cemas, tidak berdaya, dan kurang percaya diri yang membuat seseorang merasa tidak nyaman.
Pribadi yang insecure akan selalu cemas tentang apapun yang mereka jalani sehari-hari. Meski hal lumrah, namun jika berlebihan dan mengganggu aktivitas, perlu berkonsultasi ke ahli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyebab Insecure Muncul
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Acintya Ratna Priwati, S.Psi., M.A., menjelaskan insecure bisa muncul dalam berbagai bentuk. Baik hubungannya dengan orang lain atau menghadapi suatu kondisi.
"Insecurity ini bisa muncul dalam berbagai bentuk yang secara umum terkait dengan perasaan ditolak, tidak dicintai, merasa terisolasi dan lainnya," terangnya dikutip dari laman resmi UGM.
1. Terbiasa Membandingkan/Menilai Diri
Acintya menerangkan bahwa perasaan insecure dapat muncul karena secara alami manusia telah terbiasa membandingkan diri, memberikan penilaian, maupun mengevaluasi diri.
Salah satunya karena pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan, misal berupa komentar negatif dari orang yang dianggap penting ataupun melihat pengalaman orang lain yang kurang menyenangkan.
Kondisi itu menjadikan seseorang ingin menghindari perilaku tersebut dan menyesuaikan perilaku.
"Peristiwa ini terekam dalam memori tidak sadar dan membentuk pola perilaku tertentu pada diri kita maupun orang lain (critical inner voices)," jelasnya.
2. Kecemasan Sosial
Selain kebiasaan membandingkan dan menilai diri, faktor lain munculnya insecure adalah berada dalam situasi yang melibatkan kecemasan sosial.
Misalnya, terlibat dalam aktivitas yang dijalani bersama orang lain sehingga orang lain memperhatikan diri kita maupun sebaliknya diri kita berpusat kepada orang lain.
Hal itu menyebabkan munculnya pemikiran membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
"Insecure ini juga timbul karena kepercayaan diri yang tidak tinggi," imbuhnya.
Bentuk-bentuk Insecure
Menurut Acintya, ada berbagai bentuk insecure, yakni:
1. Relasi Pertemanan
Dalam relasi pertemanan yang bisa mengalami perasaan untuk terus menerus membandingkan diri dengan teman dalam kelompok. Lalu merasa lebih rendah ataupun iri terhadap pencapain teman dalam kelompok.
"Membandingkan diri dengan lingkungan itu hal wajar, tetapi tugas kita adalah mengubah rasa negatif dalam diri menjadi motivasi untuk jadi individu yang lebih baik," ucapnya.
2. Relasi Hubungan Romantis
Dalam relasi hubungan romantis, insecure bisa muncul dalam bentuk cemburu atau bergantung secara berlebihan.
Selain itu, biasanya perasaan juga muncul karena selalu mencari persetujuan maupun bergantung dengan pasangan.
3. Relasi Hubungan Kerja
Sementara dalam relasi hubungan kerja, insecure bisa berupa terus merasa kompetitif dalam berbagai bidang, memberi alasan untuk mengkritik orang lain, atau justru menunda pekerjaan maupun tugas yang diberikan.
"Walau manifestasi perilakunya beragam, namun kunci perilakunya adalah memperlihatkan ke orang lain bahwa dirinya lebih baik dibanding orang lain," tuturnya.
Dampak Insecure pada Diri
Acintya juga menjelaskan bahwa rasa insecure bisa berdampak pada kehidupan seseorang. Misalnya orang jadi kurang bisa menerima diri sendiri karena tidak melihat keadaan secara objektif.
Hal ini berakibat pada perilaku sabotase diri seperti perfeksionis atau justru menunda tugas/pekerjaan.
Orang yang merasa insecure juga bisa sangat bergantung pada penilaian orang lain. Kondisi ini muncul karena diri sendiri kurang mendapatkan suplai dukungan bagi diri sendiri.
Disamping itu, juga berdampak pada hubungan dengan orang lain. Sebab, insecurity membuat seseorang mudah tenggelam dalam perasaan negatif yang akan berujung pada perasaan negatif lainnya.
3 Cara Ampuh Mengatasi Insecure
1. Mengenali Diri Sebaik Mungkin
Acintya menyampaikan insecure bisa diatasi dengan mengenali kondisi diri sebaik mungkin. Kapan diri dalam kondisi terbaik maupun terburuk, termasuk mengidentifikasi saat diri cenderung melakukan perbandingan sosial.
2. Menerima Emosi
Menerima emosi dan perbandingan diri yang dilakukan oleh diri secara otomatis. Mencari umpan balik dari orang yang dapat dipercaya dan menyampaikan secara lugas.
"Jika kurang nyaman menyampaikan langsung maka bisa mengurai isi pikiran di selembar kertas bisa membantu menyalurkan emosi," paparnya.
3. Belajar dari Kesalahan
Seseorang juga harus belajar dari kesalahan dengan menguatkan self esteem maupun self confidence. Kemudian melakukan hal terbaik untuk mengejar tujuan personal.
Selain itu, terbuka terhadap berbagai strategi pengembangan diri. Apabila dirasa membutuhkan bantuan hubungi profesional.
Bagi detikers yang sering mengalami insecure, perlu lebih menyadarkan diri bahwa setiap orang diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan. Hal itu bukan untuk dibandingkan tapi untuk disadari bahwa diri kita juga memiliki keunggulan yang harus disyukuri.
(faz/nwy)