Untuk itu, tercatat dalam Tarikh Khulafa oleh Ibrahim Al-Quraibi, Baitul Mal pada masa Abu Bakar RA tidak pernah dijaga oleh seorang pun. Saat Abu Bakar RA ditanya,
"Wahai Rasulullah, apakah engkau tidak menunjuk seorang penjaga di Baitul Mal?"
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abu Bakar menjawab, "Aku tidak mengkhawatirkannya,"
"Kenapa?"
Ia menjawab, "Baitul Mal itu sudah ada kuncinya,"
Bahkan usai Abu Bakar RA wafat pun, para sahabat bersama penjaga Baitul Mal tidak menemukan harta sepeser pun di dalamnya. Hingga akhirnya, mereka menemukan sekantong uang yang hanya berisi satu dirham saja (kurang lebih Rp 4 ribu).
Pembagian Harta Baitul Mal Sama Rata
Abu Bakar RA membagikan harta Baitul Mal pada seluruh umat dalam jumlah yang sama. Laki-laki, wanita, orang merdeka, budak, anak-anak, dan orang tua mendapat bagian yang sama dari harta Baitul Mal.
Kebijakan Abu Bakar ini pun sempat menuai pertanyaan dari Umar bin Khattab RA. Umar berkata,
"Wahai Khalifah Rasulullah, mengapa engkai menyamaratakan bagian untuk para sahabat Rasulullah SAW dengan bagian untuk orang-orang lainnya?"
Abu Bakar menjawab, "Sesungguhnya dunia adalah pencapaian, dan pencapaian yang paling baik adalah yang paling luas. Aku menyamaratakan bagian mereka karena mereka mendapatkan kelebihan berupa pahala di akhirat," (HR Ahmad).
Gaji Abu Bakar Disalurkan untuk Rakyat
Berdasarkan catatan sejarah, Abu Bakar tetap menerima gaji sebagai khalifah. Namun, besarannya hanya cukup untuk hidup sederhana layaknya rakyat biasa.
Ada seorang akuntan yang dipekerjakan pada masa Abu Bakar untuk menghitung harta negara. Dilansir dari Kisah Hidup Abu Bakar Ash Shiddiq oleh Mustafa Murrad, akuntan tersebut pun pernah ditanya oleh para sahabat soal penerimaan harta Abu Bakar RA selama mengelola Baitul Mal.
"Berapakah jumlah harta yang diterima Abu Bakar?"
Akuntan tersebut menjawab, "Dua ratus ribu," (Thabaqa Ibn Sa'd).
Hingga pada hari sebelum Abu Bakar RA wafat, beliau meninggalkan pesan pada keluarganya setelah menerima gaji sebesar 6.000 dirham (setara Rp 24,5 juta) sebagai khalifah. Abu Bakar berpesan untuk mengembalikan gaji tersebut untuk masyarakat muslim.
Umar pun berkata, "Semoga Allah merahmati Abu Bakar. Ia telah membuat orang setelahnya kepayahan." Maksud kalimat Umar di sini adalah kearifan Abu Bakar Ash Shiddiq RA yang membuat khalifah setelahnya akan merasa berat untuk menandingi standar kemuliaannya.
(rah/nwy)