Amin adalah bacaan yang kerap diucapkan muslim usai membaca doa dan surat Al Fatihah saat sholat. Ulama besar Quraish Shihab dalam bukunya Kosakata Keagamaan menjelaskan, redaksi amin ditemukan dalam beberapa ayat Al Quran salah satunya QS Yusuf 54
وَقَالَ ٱلْمَلِكُ ٱئْتُونِى بِهِۦٓ أَسْتَخْلِصْهُ لِنَفْسِى ۖ فَلَمَّا كَلَّمَهُۥ قَالَ إِنَّكَ ٱلْيَوْمَ لَدَيْنَا مَكِينٌ أَمِينٌ
Arab latin: Wa qālal-maliku`tụnī bihī astakhliṣ-hu linafsī, fa lammā kallamahụ qāla innakal-yauma ladainā makīnun amīn
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: Dan raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku". Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata: "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercayai pada sisi kami."
Sesuai ayat tersebut, bacaan amin ditulis sebagai
أَمِينٌ
Arab latin: Amīn
Guru besar tafsir Al Quran ini menjelaskan, Nabi SAW memerintahkan umatnya untuk membaca amin setelah membaca atau mengucapkan doa orang lain. Berikut haditsnya
قال ابو زهير اخبركم عن ذلك خرجنا مع رسول الله صلى الله عليه و سلم ذات ليلة فاتينا على رجل قد الح في المسئلة فوقف النبي صلئ الله عليه و سلم يستمع منه فقال النبي صلى الله عليه و سلم اوجب ان ختم فقال رجل من من القوم باي شيئ يختم؟ قال بامين فانه ان ختم بامين فقد اوجب فانصرف الرجل الذي سال النبي صلى الله عليه و سلم فاتى الرجل فقال اختم يا فلان بامين وابشر
Artinya: Abu Zuhair berkata, "Suatu malam, kami keluar bersama Nabi Muhammad. Lalu, kami melihat seseorang yang sedang bersungguh-sungguh dalam doanya. Nabi Muhammad kemudian menghentikan langkah dan berkata, 'Doanya akan dikabulkan jika dia menutupnya'. Seseorang kemudian bertanya kepada Nabi Muhammad, 'Dengan apa ia menutupnya?'. Nabi Muhammad menjawab, 'Dengan amin; karena jika ia menutupnya dengan amin, maka doanya akan dikabulkan'. Orang yang bertanya tersebut segera pergi dan menemui orang yang bersungguh-sungguh dalam doanya tadi sembari berkata, 'Wahai Fulan, tutuplah doamu dengan amin dan bergembiralah.' (HR Abu Dawud).
Nabi SAW juga mengingatkan umatnya membaca amin usai surat Al Fatihah. Dalam haditsnya, Rasulullah menjelaskan keutamaan kalimat amin sebagai berikut
إِذَا قَالَ الْإِمَامُ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ فَقُولُوا آمِينَ فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَقُولُ آمِينَ وَإِنَّ الْإِمَامَ يَقُولُ آمِينَ فَمَنْ وَافَقَ تَأْمِينُهُ تَأْمِينَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: "Jika imam membaca 'ghoiril maghdhubi 'alaihim wa laaddhoolliin', maka ucapkanlah 'aamiin' karena malaikat akan mengucapkan pula 'aamiin' tatkala imam mengucapkan aamiin. Siapa saja yang ucapan aamiin-nya berbarengan dengan ucapan 'aamiin' malaikat, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu." (HR An Nasa'i).
Dengan keutamaan ini, tentu menjadi pertanyaan apakah sebetulnya arti kata amin dan pengucapannya. Berikut penjelasannya
A. Arti kata amin
Quraish Shihab menjelaskan, kata amin dalam QS Yusuf 54 merujuk pada orang-orang yang bisa dipercaya. Namun, arti dan makna amin sebetulnya lebih luas.
Imam an-Nawawi dalam kitabnya an-Tibyan Fi Adabi Hamalati al-Quran menjelaskan makna amin sebagai berikut:
1. Yaa Allah perkenankanlah!
2. Yaa Allah! Lakukanlah!
3. Demikian itu Yaa Allah. Semoga Engkau mengabulkannya.
4. Jangan kecewakan kami, Yaa Allah!
5. Amin berfungsi layaknya stempel doa dari hamba untuk Allah SWT.
B. Apakah bacaan amin harus dikeraskan saat sholat berjamaah?
Rasulullah SAW dalam haditsnya telah menjelaskan pengucapan amin yang tepat. Hadits yang diriwayatkan Imam Nawawi dalam kitab Al Majmu' ini menjelaskan hukum mengucapkan amin saat sholat adalah sunnah.
التَّأْمِينُ سُنَّةٌ لِكُلِّ مُصَلٍّ فَرَغَ مِنْ الْفَاتِحَةِ سَوَاءٌ الإِمَامُ وَالْمَأْمُومُ , وَالْمُنْفَرِدُ , وَالرَّجُلُ وَالْمَرْأَةُ وَالصَّبِيُّ , وَالْقَائِمُ وَالْقَاعِدُ وَالْمُضْطَجِعُ ( أي لعذرٍ ) وَالْمُفْتَرِضُ وَالْمُتَنَفِّلُ فِي الصَّلاةِ السِّرِّيَّةِ وَالْجَهْرِيَّةِ وَلا خِلافَ فِي شَيْءٍ مِنْ هَذَا عِنْدَ أَصْحَابِنَا اهـ .
Artinya: "Membaca amiin disunnahkan bagi setiap orang yang shalat setelah membaca Al-Fatihah. Ini berlaku bagi imam, makmum, orang yang sholat sendirian, berlaku pula bagi laki-laki, perempuan dan anak-anak. Sama halnya pula berlaku bagi orang yang sholat sambil berdiri, sambil duduk, atau sambil berbaring karena adanya uzur. Membaca amiin juga berlaku bagi orang yang melaksanakan sholat wajib dan sunnah baik sholatnya sirr (bacaannya lirih) maupun sholat jahr (bacaannya keras). Yang disebutkan tadi tetap berlaku sama menurut ulama madzhab Syafi'i."
Hadits tersebut memang tidak membeda-bedakan pengucapan amin bagi makmum laki-laki dan perempuan. Namun bagi muslimah, bacaan amin disarankan tidak terlalu keras yang berisiko merusak konsentrasi atau khusyuknya sholat.
(row/lus)