Science dan mentalitas bangsa
Kemajemukan bangsa Indonesia sebagai realitas sejarah dan fakta sosial perlu dikelola dengan baik dan diarahkan agar memiliki kontribusi positif bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia. Kemajemukan suatu bangsa apabila tidak dikelola dengan baik akan memunculkan konflik sosial, politik, budaya, ekonomi, dan potensi disintegrasi bangsa.
Hal ini menjadi tantangan bagi bangsa yang sedang berproses untuk membangun. Kurangnya pengetahuan, minimnya akses pengetahuan, dan rendahnya wawasan kebangsaan dan global dapat menjadi pemicu resistensi dan penolakkan terhadap upaya membangun ekosistem citizen science di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses memajukan science perlu didukung dengan persiapan mentalitas masyarakat dan bangsa secara utuh. Kesiapan mentalitas ini yang diperlukan untuk menjadi suprastruktur dalam membangun ekosistem citizen science di Indonesia.
Artinya manusia Indonesia menjadi pusat perhatian untuk proses pembentukan mentalitas agar siap menerima perubahan dan perkembangan science untuk dapat menjadi pondasi berpikir dan bertindak bagi setiap warga negara Indonesia. Mentalitas bangsa menjadi faktor penentu dalam membangun ekosistem science.
Proses penerimaan science dan teknologi yang baik dapat terjadi ketika kesiapan mental masyarakatnya juga baik terhadap dinamika, perkembangan dan perubahan science dan teknologi. Dengan adanya mentalitas bangsa akan keterbukaan dan penerimaan science sebagai nilai yang dinamis dan tidak berbenturan dengan keyakinan tradisional dan nilai-nilai tertentu di masyarakat maka proses percepatan membangun ekosistem science akan terwujud dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Science dan mentalitas bangsa merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dalam proses pembangunan ekosistem science di masyarakat. Dengan adanya mentalitas bangsa yang memadai sebagai pra syarat utama untuk membangun ekosistem science, dapat diharapkan proses transformasi sosial dan budaya di masyarakat akan kesadaran berbangsa dan bernegara berdasarkan pada nilai kodrat dan kebangsaan berlandaskan ilmu pengetahuan akan dapat terwujud dengan baik.
Kemudian alternatif yang lain didukung dengan adanya pelembagaan dan pembudayaan science di masyarakat agar upaya melahirkan ekosistem citizen science dapat terlaksana. Masyarakat menjadi modal sosial dan budaya yang sangat strategis untuk dapat mendukung agenda pembangunan negara.
Lingkungan yang kondusif dan wawasan yang terbuka dan luas dapat mendorong kapasitas masyarakat untuk lebih terbuka (inklusif) dari berbagai macam perbedaan. Sehingga, science akan lebih cepat berkohesi ke dalam masyarakat dan setiap warga masyarakat sebagai mentalitas yang utuh akan kesadaran pentingnya science dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dapat menjadi fondasi dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dapat menjadi rumah bagi masyarakat dan warga negara untuk mencapai visi bersama mewujudkan ekosistem citizen science dalam bingkai kebhinnekaan dan Ke-Indonesia-an. 1 tahun BRIN telah terbentuk diharapkan langkah-langkah BRIN selama 1 tahun ini dapat menjadi inspirasi bagi seluruh bangsa Indonesia untuk menumbuhkan mentalitas bangsa berbasis science dan citizen science segera.
Simak Video "Video Nyobain Animalium BRIN!"
[Gambas:Video 20detik]
(pal/pal)