Ramadan Mahasiswa RI di Jepang, Bikin Penasaran Warga dan Ingin Coba Puasa

ADVERTISEMENT

Ramadan Mahasiswa RI di Jepang, Bikin Penasaran Warga dan Ingin Coba Puasa

Rosmha Widiyani - detikEdu
Rabu, 27 Apr 2022 07:00 WIB
Ramadan mahasiswa RI di Jepang.
Ramadan mahasiswa RI di Jepang. Foto: Dok Adi Ariffianto.
Jakarta -

Puasa Ramadan yang dilakukan muslim tiap tahun ternyata mengundang rasa kagum dan penasaran. Hal ini diceritakan Adi Ariffianto yang kini sedang menempuh pendidikan S3 di Jepang.

Saking penasarannya, seorang rekan kuliah Adi yang merupakan warga Jepang mencoba puasa. Namun, teman tersebut tidak bisa menjaga produktivitasnya dan tidur sepanjang hari.

"Dia memang ingin mencoba puasa dan memilih hari libur. Jadinya malah tidur terus. Di sini toleransinya tinggi dan kita semua saling menghargai serta mengapresiasi," kata Adi yang menuntut ilmu di Kobe University.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Adi, puasa dan Islam mungkin sudah pernah didengar rekannya di kuliah dan laboratorium (lab). Namun dia menjadi orang pertama di lab yang melaksanakan syariat Islam. Selain puasa Ramadan, Adi juga tidak minum alkohol dan makan babi yang dikonsumsi warga Jepang.

Syariat Islam yang dilakukan Adi menimbulkan rasa tertarik dan ingin tahu. Adi mengatakan, mereka umumnya bertanya alasan dan manfaat puasa Ramadan. Termasuk bagaimana melaksanakan puasa mulai azan subuh hingga maghrib.

ADVERTISEMENT

Melaksanakan puasa Ramadan sambil menjaga profesionalitas dan fokus saat studi terbukti tidak selalu mudah. Hal ini menimbulkan apresiasi dari para kolega pada Adi, yang bisa tetap produktif selama puasa.

Ramadan mahasiswa RI di Jepang.Ramadan mahasiswa RI di Jepang. Foto: Dok Adi Ariffianto.

Saat ini, Adi sedang melaksanakan penelitian di lab penyakit infeksi untuk studi S3. Dia biasanya mulai riset pada pukul 9 pagi hingga 9 malam. Durasi puasa di Jepang sekitar 15 jam bergantung pada musim yang sedang berlangsung.

Padatnya jadwal riset kadang membuat Adi tak sadar jika waktu buka puasa telah tiba. Dia berbuka seadanya dan segera kembali melanjutkan riset. Untuk menjaga kesehatan, fokus, produktivitas, Adi memilih asupan yang tepat untuk buka dan sahur.

"Yang utama adalah nasi dan daging untuk sahur serta buka puasa. Dagingnya bisa sapi, ayam, atau ikan yang dibeli di toko halal dekat masjid Kobe. Selain itu ada susu dan buah yang dimakan tiap hari," kata mahasiswa lulusan pendidikan dokter UGM 2011 ini.

Adi mengolah sendiri daging tersebut dengan cara yang tidak terlalu rumit. Misalnya dipanggang atau direndam dalam tepung bumbu lebih dulu. Dia memanfaatkan masa istirahat siang untuk kembali ke kost, yang jaraknya dekat dengan lab, dan segera masak.

Asupan lain adalah sayur yang bisa dibeli siap saji. Adi biasanya makan salad atau miso sup yang sederhana. Untuk buah, Adi lebih sering makan pisang karena mudah diperoleh dan cepat dikonsumsi. Konsumsi buah bisa bervariasi bergantung jenis yang dijual.

Cara ini membantu Adi melaksanakan aktivitasnya sehari-hari, sambil menjalankan puasa Ramadan. Sama seperti tahun sebelumnya, Adi berharap bisa melaksanakan puasa dengan baik hingga tiba Idul Fitri.




(row/erd)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads