Mutiara Ramadan Nasaruddin Umar: Kenapa Musibah Juga Perlu Disyukuri?

ADVERTISEMENT

Mutiara Ramadan Nasaruddin Umar: Kenapa Musibah Juga Perlu Disyukuri?

Rahma Indina Harbani - detikEdu
Selasa, 19 Apr 2022 19:45 WIB
Jakarta -

Syukur merupakan wujud berterima kasih kepada Allah SWT atas nikmat yang diberikan. Tidak hanya bersyukur, Islam juga mengenal syakur yang merupakan tingkatan tertinggi dari syukur.

"Syakur itu puncak kesyukuran. Syakur bukan hanya mensyukuri nikmat Allah SWT, tapi mensyukuri apapun yang datang dari Allah SWT," kata Prof Nasaruddin Umar melalui Mutiara Ramadan detikcom yang ditayangkan pada Selasa (19/4/2022).

Mensyukuri apapun yang datang dari Allah SWT inilah, Prof Nasaruddin menyebut, cakupannya juga termasuk musibah yang datang dari Allah SWT. Sebab, orang yang mampu melakukan syakur memiliki kesadaran dalam dirinya bahwa Allah Dzat yang Maha Baik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau orang sadar bahwa Allah Maha Baik, (sadar) apapun yang datang dari Allah itu pasti baik," tutur Imam besar Masjid Istiqlal tersebut.

Kenapa musibah ini juga perlu disyukuri?

Sikap syakur ini sebetulnya juga pernah disinggung oleh Rasulullah SAW. Prof Nasaruddin mengutip salah satu riwayat hadits yang menyebut, setiap musibah yang ditimpakan kepada seseorang merupakan alat penggugur dosa dari Allah SWT.

ADVERTISEMENT

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ مُصِيبَةٍ يُصَابُ بِهَا الْمُسْلِمُ إِلَّا كُفِّرَ بِهَا عَنْهُ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا

Artinya: Aisyah RA berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Tidak ada satupun musibah (cobaan) yang menimpa seorang muslim melainkan dosanya dihapus Allah karenanya, sekalipun musibah itu hanya karena tertusuk duri,'" (HR Muslim).

Mantan Wakil Menteri Agama (Wamenag) pertama ini juga mengatakan, tidak sedikit umat muslim beranggapan bahwa musibah adalah hal yang buruk. Pada dasarnya, hal itu diakibatkan dari terbatasnya akal manusia dalam mengetahui hikmah tiap di balik musibah.

"Hanya karena kita tidak tahu apa hikmah di balik musibah itu, kita membenci musibah itu, 'kan?" katanya.

Berkenaan hal ini, Allah SWT pernah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 216 yang berbunyi,

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Artinya: "Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui,"

Untuk itu, Prof Nasaruddin mengingatkan umat muslim berhati-hati dalam menilai sesuatu. Hal yang mungkin dianggap baik oleh kita justru bisa saja membawa kita ke neraka, begitupun sebaliknya.

"Boleh jadi di balik yang menyilaukan mata itu neraka. Jangan membenci jalan yang berliku, boleh jadi ujungnya surga," tutur dia.

Seperti apa sikap yang benar bagi seorang muslim? Selengkapnya dapat disaksikan melalui Mutiara Ramadan Prof Nasaruddin Umar: Syakur DI SINI.

(rah/lus)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads