Sedangkan nabi cenderung menyimpan wahyu tersebut untuk diri sendiri. Dia memang ikut menyampaikan wahyu tersebut pada publik, namun tidak dalam taraf layaknya rasul. Sebagai nabi dan rasul, keduanya jelas menjadi teladan umat
Sebagai orang-orang terpilih, nabi dan rasul memiliki sifat istimewa. Dikutip dari buku Nusantara Bertauhid karya Mohamad Mahrusillah, sifat tersebut tidak dijumpai pada makhluk selain yang menjadi pilihan Allah SWT.
"Nabi dan rasul memiliki sifat yang tidak terdapat pada selain mereka. Sifat rasul dan nabi ini adalah ishmaturrasul, yaitu orang-orang yang ma'shum," tulis buku tersebut.
Ishmaturrasul pada mereka yang ma'shum digambarkan sebagai sifat yang terlindung dari dosa dan kesalahan. Khilaf ini meliputi kemampuan memahami agama, taat, dan menyampaikan ajaran tauhid dari Allah SWT.
Nabi dan rasul selalu siap siaga menerima wahyu dari Allah SWT. Mereka tak ragu menerima tugas, menghadapi tantangan, dan menyusun strategi dalam berdakwah. Ketangguhan dan ketegaran nabi serta rasul tak perlu diragukan.
Sifat rasul dan nabi lain yang membuatnya istimewa adalah iltizzamurrasul. Mereka digambarkan selalu berkomitmen kuat dengan apapun yang diajarkan. Anggapan dan perlakuan buruk yang diterima tak membuat nabi dan rasul berpaling dari ajaran tersebut.
Tiap gangguan, halangan, dan rintangan dihadapi sesuai syariat Allah SWT. Nabi dan rasul tak pernah menggunakan jalan pintas, cara singkat, atau apapun yang bertentangan dengan ketentuan Allah SWT dalam berdakwah.
Pengetahuan tentang sifat rasul dan nabi ishmaturrasul serta iltizzamurrasul, semoga bisa menginspirasi tiap muslim untuk selalu patuh pada aturan Allah SWT. Semoga Allah berkenan memelihara tiap muslim dari dosa dan kesalahan. Amin.
(row/lus)