Burung Dodo, Hewan yang Jadi Ikon Kepunahan

Nikita Rosa - detikEdu
Selasa, 04 Jan 2022 10:00 WIB
Kerangka dan model burung Dodo di Oxford University Museum of Natural History (Dok. Oxford University Museum of Natural History)
Jakarta -

Burung dodo atau dikenal dengan Raphus cucullatus merupakan spesies asli Pulau Mauritius. Meski bersaudara dengan merpati, burung dodo berukuran jauh lebih besar. Menurut Britannica, burung dodo disebut memiliki berat 23 kg dan tinggi 23 cm.

Figur burung dodo terdiri dari paruh berwarna hitam dengan garis kemerahan, sayap kecil, kaki berwarna kuning, dan bulu keriting yang naik di ujung belakangnya.

Keadaan Pulau Mauritius yang tanpa ancaman membuat burung dodo tidak bisa terbang. Alasannya, terbang merupakan kemampuan bertahan hidup.
Dengan tidak adanya ancaman, burung dodo tidak perlu melatih kemampuan terbang untuk bertahan.

Otot-otot sayap akhirnya melemah dan menyebabkan burung dodo tidak bisa terbang. Inilah yang mengantarkan burung dodo pada kepunahan.


Alasan Burung Dodo Punah

Meningkatnya populasi manusia menjadi alasan burung dodo punah. Disebutkan dari beberapa sumber, pelaut-pelaut Eropa yang singgah di Kepulauan Mauritius membutuhkan makanan untuk bertahan hidup.

Mereka akhirnya memburu burung dodo, burung yang tidak bisa 'kabur' dari predator. Pendapat lain mengatakan bukan pelaut Eropa yang memangsa burung dodo, tapi hewan-hewan yang mereka bawa.

Anjing, babi, tikus, dan kucing, memangsa burung dodo dan telur mereka. Menyebabkan penurunan jumlah dan akhirnya burung dodo hilang untuk selama-lamanya.

Burung dodo terakhir ditemukan pada tahun 1663. Banyak yang menganggap burung dodo memiliki figur yang aneh bahkan mitos. Tapi berdasarkan tulang-tulang yang terkumpul, masyarakat mulai percaya akan keberadaan burung ini.

Burung dodo dijadikan salah satu karakter dalam buku Alice in Wonderland karya Lewis Caroll. Naiknya popularitas terhadap buku tersebut menyebabkan naiknya minat pada burung dodo.

Burung dodo merupakan burung ikon kepunahan yang sudah punah ribuan tahun lalu. Ketidakmampuannya untuk terbang menyebabkan burung ini hilang selama-lamanya.



Simak Video "Video: CDC AS Akhiri Respons Darurat Flu Burung H5N1 "

(pal/pal)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork