- 16 Daftar Hewan Punah Terbaru 1. Katak Kabut Gunung (2021) 2. Katak Bermoncong Lancip (2021) 3. Kodok Emas (2019) 4. Ikan Dayung Tiongkok (2019) 5. Burung Po'ouli (2019) 6. Katak Harlequin Chiriqui (2019) 7. Katak Berkaki Tumpul (2019) 8. Burung Pengumpul Dedaunan Alagoas (2019) 9. Katak Corquin (2019) 10. Burung Pemburu Pohon (2019) 11. Salamander Sungai Jalpa (2019) 12. Katak Racun yang Luar Biasa (2018) 13. Kadal Hutan Pulau Christmas (2017) 14. Kelelawar Pipistrelle Pulau Christmas (2016) 15. Burung Pleci atau Burung Berkacamata Putih (2016) 16. Burung Kauai (2016)
Kepunahan hewan terus terjadi di berbagai belahan dunia. Fenomena memilukan ini dipicu oleh berbagai faktor seperti perubahan iklim, hilangnya habitat, perburuan liar, dan aktivitas manusia lainnya. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah spesies hewan tercatat punah dengan mayoritas berasal dari kelompok unggas dan amfibi, khususnya burung dan katak.
Kepunahan ini menjadi peringatan serius akan dampak krisis lingkungan yang semakin buruk. Burung dan katak, yang umumnya sangat sensitif terhadap perubahan ekosistem, menjadi kelompok yang paling rentan menghadapi kepunahan. Hilangnya spesies-spesies ini bukan hanya mengurangi keanekaragaman hayati, tetapi juga mengganggu keseimbangan ekosistem tempat mereka hidup.
16 Daftar Hewan Punah Terbaru
Disadur dari laman International Fund for Animal Welfare, memaparkan daftar merah yang dirilis International Union for Conservation of Nature (IUCN). Tercatat lebih dari 42.000 spesies hewan saat ini berada dalam kategori terancam punah. Beberapa di antaranya bahkan telah dinyatakan punah pada abad ke-21, menunjukkan bahwa hilangnya keanekaragaman hayati masih terus berlanjut hingga saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut daftar enam hewan yang telah resmi punah menurut laporan IUCN, beserta penyebab utama yang berkontribusi terhadap hilangnya spesies-spesies tersebut dari alam.
1. Katak Kabut Gunung (2021)
Mountain mist frog, hewan bernama latin Litoria nyakalensis ini adalah spesies endemik Australia yang menghuni hutan dan lahan basah. Hewan ini resmi dinyatakan punah pada tahun 2021, dengan penyebab utama diduga infeksi jamur Batrachochytrium dendrobatidis (Bd).
Jamur ini menyerang kulit katak, yang berperan penting dalam pernapasan dan penyerapan air. Diperkirakan, jamur ini telah menyebabkan penurunan populasi 501 spesies amfibi, termasuk katak kabut gunung. Spesies ini terakhir kali terlihat pada April 1990 di Australia.
2. Katak Bermoncong Lancip (2021)
Sharp-snouted day frog, yang bernama latin Taudactylus acutirostris, punah pada tahun yang sama dengan katak kabut gunung. Meskipun penyebab pasti kepunahan spesies ini belum diverifikasi, IUCN menuliskan bahwa ancaman binatang ini adalah adanya penambangan, penebangan, dan spesies invasif.
Di lain sisi, katak bermoncong tajam memiliki habitat yang sama dengan katak kabut gunung di Australia. Sehingga, ada juga kemungkinan bahwa jamur Bd berperan dalam kepunahan hewan ini.
3. Kodok Emas (2019)
![]() |
Golden toad atau Incilius periglenes, punah pada tahun 2019. Katak ini disebut sebagai salah satu dari banyaknya korban perubahan iklim yang disebabkan manusia. Katak emas yang berwarna mencolok, berasal dari Kosta Rika.
Siklus reproduksi katak emas secara intrinsik terkait dengan jumlah curah hujan di lingkungannya. Larvanya selalu diletakkan di dalam tanah hutan. Perubahan pola cuaca yang menyebabkan hujan lebat, sering kali membuat larva terdampar di tanah. Perubahan iklim membuat kodok tidak dapat bereproduksi, yang kemudian menyebabkan kepunahan mereka.
4. Ikan Dayung Tiongkok (2019)
![]() |
Chinese paddlefish atau Psephurus gladius, adalah salah satu ikan air tawar terbesar di dunia yang berasal dari Sungai Yangtze, Tiongkok. Spesies ini dinyatakan punah pada 2019 akibat penangkapan ikan yang berlebihan dan pembangunan bendungan yang mengganggu habitatnya.
5. Burung Po'ouli (2019)
![]() |
Burung po'ouli (Melamprosops phaeosoma) adalah spesies yang hidup di hutan Maui, Hawaii. Terakhir kali ditemukan pada 1974, burung ini akhirnya dinyatakan punah pada 2019. Penyebab utama kepunahannya meliputi hilangnya habitat, ancaman predator seperti tikus, kucing, dan luwak, serta penyakit yang dibawa nyamuk.
6. Katak Harlequin Chiriqui (2019)
Chiriqui harlequin frog yang bernama ilmiah Atelopus chiriquiensis, punah pada tahun 2019. Katak ini adalah korban lain dari jamur Bd, yang sebelumnya kerap ditemukan di Panama dan Kosta Rika. Meskipun katak ini baru dinyatakan punah pada tahun 2019, namun keberadaannya tidak pernah terlihat lagi sejak tahun 1996. Seperti banyak amfibi lain yang terkena dampak jamur Bd , hilangnya spesies ini secara tiba-tiba membuat upaya konservasi hampir mustahil dilakukan.
7. Katak Berkaki Tumpul (2019)
Pass stubfoot toad atau bernama ilmiah Atelopus senex, punah pada tahun 2019. Amfibi yang kerap ditemukan di Panama dan Kosta Rika ini, biasa tinggal di hutan dataran tinggi dan lahan basah. Perdagangan hewan kemungkinan menjadi salah satu penyebab terbesar kepunahannya.
Warnanya yang mengesankan menjadikannya target utama para pemburu dan pemburu gelap. Ditambah lagi dengan maraknya penyebaran dengan jamur Bd yang kemungkinan menyebabkan kepunahan kodok berkaki pendek ini.
8. Burung Pengumpul Dedaunan Alagoas (2019)
Philydor novaesi atau nama bahasa Inggrisnya Alagoas foliage-gleaner, kerap ditemukan di hutan dataran rendah Brasil. Sampai akhirnya pada tahun 2019, burung pemakan daun Alagoas yang merupakan burung kecil dengan jangkauan terbatas ini dinyatakan punah.
Spesies ini mulanya hanya ditemukan di negara bagian Pernambuco dan Alagoas . Sayangnya, hutan yang menjadi habitat mereka, hampir seluruhnya hancur. Hal ini menyebabkan fragmentasi dan hilangnya habitat burung tersebut, hingga pada akhirnya dinyatakan punah.
9. Katak Corquin (2019)
Corquin robber frog atau bernama latin Craugastor anciano, punah pada tahun 2019. Menurut penilaian IUCN, katak ini mulanya hanya ditemukan di Honduras bagian barat pada kisaran ketinggian tertentu.
Namun, tidak pernah terlihat lagi sejak tahun 1990. Katak ini hidup di hutan pegunungan, sehingga spesies ini sangat rentan kehilangan habitat. Inilah yang menjadi salah satu penyebab utama kepunahannya. Selain itu, lagi-lagi kemungkinan besar jamur Bd juga merupakan faktor dalam kepunahan katak corquin.
10. Burung Pemburu Pohon (2019)
Cryptic treehunter yang bernama latin Cichlocolaptes mazarbarnetti, punah pada tahun 2019. Burung pemburu pohon ini adalah burung kecil berwarna cokelat, yang spesiesnya baru ditemukan pada tahun 2014. Namun sayangnya, spesies ini ditemukan dalam keadaan nyaris punah, sebab hanya ditemukan di wilayah yang sangat terbatas di pegunungan Brasil.
Jumlah yang minim meningkatkan kerentanannya terhadap kehilangan habitat akibat aktivitas manusia. Ini adalah kasus kepunahan yang terjadi begitu cepat dan tiba-tiba, sehingga segala upaya konservasi menjadi mustahil.
11. Salamander Sungai Jalpa (2019)
Jalpa false brook salamander atau bernama latin Pseudoeurycea exspectata, punah pada tahun 2019. Sebetulnya, binatang ini terlihat pada tahun 1976 , para ahli tidak dapat menemukan jejak populasi salamander sungai palsu Jalpa di alam liar pada dekade berikutnya, yang menyebabkan spesies tersebut dinyatakan punah oleh IUCN pada tahun 2019. Ancaman utama bagi spesies ini adalah perusakan habitat melalui aktivitas manusia dalam bentuk penebangan, pertanian, dan akuakultur di negara asalnya, Guatemala.
12. Katak Racun yang Luar Biasa (2018)
Oophaga speciosa atau Splendid poison frog, punah pada tahun 2018. Katak yang kerap ditemukan di hutan Panama dan dikenal dengan warna kulitnya yang merah terang ini, terakhir terlihat pada tahun 1992.
Warnanya yang unik, menjadikannya bagian dari perdagangan hewan peliharaan ilegal. Karena sedikitnya bukti bahwa katak ini masih hidup di alam liar, katak ini akhirnya dinyatakan punah pada tahun 2018. Sekali lagi, kemungkinan besar jamur Bd berperan penting dalam hilangnya hewan ini di alam liar.
13. Kadal Hutan Pulau Christmas (2017)
Kadal hutan Pulau Christmas (Emoia nativitatis) berasal dari Pulau Christmas, Australia. Spesies ini terakhir kali ditemukan dalam keadaan mati di penangkaran pada 2014 dan dinyatakan punah pada 2017. Kepunahannya disebabkan oleh persaingan dan pemangsaan oleh spesies lain, serta ledakan populasi semut gila kuning (Anoplolepis gracilipes) dan ular serigala India (Lycodon aulicus) sejak 1980.
14. Kelelawar Pipistrelle Pulau Christmas (2016)
Kelelawar pipistrelle (Pipistrellus murrayi) adalah spesies asli Pulau Christmas, Australia. Hewan ini dinyatakan punah pada 2016, menjadikannya mamalia pertama di Australia yang punah dalam lima dekade terakhir. Hilangnya habitat dan persaingan dengan spesies lain diduga menjadi faktor utama kepunahannya. Lambatnya respons pemerintah dalam melindungi spesies yang terancam juga turut berkontribusi.
15. Burung Pleci atau Burung Berkacamata Putih (2016)
Burung berkacamata putih (Zosterops conspicillatus) berasal dari Pulau Guam di Samudra Pasifik dan dinyatakan punah oleh IUCN pada 2016. Kepunahannya diduga akibat pemangsaan oleh ular dan spesies lain, meskipun penyebab pastinya belum dapat dipastikan. Salah satu kerabat dekat spesies ini adalah burung kacamata putih Saipan dari Kepulauan Mariana Utara.
16. Burung Kauai (2016)
Burung kauai yang bernama ilmiah Akialoa stejnegeri, punah pada tahun 2016. Dahulu kerap ditemukan di pulau Hawaii, namun burung yang dikenal sebagai KauaΚ»i Κ»akialoa ini tidak terlihat selama 60 tahun dan dianggap punah.
IUCN secara resmi menyatakan spesies ini punah pada tahun 2016. Kemungkinan besar penyakit cacar burung, berperan dalam penurunan jumlah burung ini. Selain itu, diduga perusakan habitat, pemangsaan oleh spesies lain, dan kerusakan akibat badai juga berkontribusi terhadap kepunahan mereka.
Sementara itu, dalam Daftar Merah IUCN juga mencatat 24% spesies ikan air tawar, capung, kepiting, dan udang karang menghadapi risiko kepunahan. Dalam studi yang dilakukan di Danau Victoria, Danau Titicaca, Sri Lanka, dan Pegunungan Ghats Barat di India memiliki jumlah spesies air tawar yang paling terancam.
Polusi akibat pertanian dan kehutanan berdampak pada lebih dari setengah spesies air tawar yang terancam. Selain itu alih fungsi lahan, ekstraksi air, pembangunan bendungan, penangkapan ikan berlebihan, dan masuknya spesies invasif turut mempercepat kepunahan. Para peneliti menekankan bahwa konservasi harus lebih spesifik, karena hewan air tawar menghadapi ancaman yang berbeda dibandingkan spesies darat.
Nah, itulah tadi daftar hewan yang mengalami kepunahan belum lama ini. Semoga menambah pengetahuanmu, ya!
(aau/fds)