Hadits merupakan mubayyin bagi Al Quran yang diterapkan banyak imam. Salah satunya imam Ahmad yang ajaran fiqihnya banyak berpedoman pada sunnah. Artinya, sunnah punya kedudukan yang sangat istimewa.
"Sunnah adalah mubayyin atau penjelas Al Quran. Tidak cukup bagi orang yang akan beramal sholeh hanya berdasarkan Al Quran tanpa sunnah," tulis buku Studi Awal Perbandingan Mazhab Dalam Fikih karya Dr H Sapiudin Shidiq, M Ag.
Selain hadits merupakan mubayyin, aksi dan pernyataan Nabi Muhammad SAW punya fungsi lain bagi Al Quran. Fungsi tersebut adalah taqyid dari yang mutlak, takhsis dari yang umum, dan bayan untuk yang mujmal (global).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut imam Ahmad, analis yang bersifat mubayyin wajib dilakukan saat menafsirkan Al Quran. Apalagi berbagai sunnah dalam hadits sebagai mubayyin bagi Al Quran diutamakan saat penafsiran, daripada makna literal suatu ayat.
Sunnah dalam hadits selanjutnya bertindak sebagai mufassir terhadap ayat yang membutuhkan penjelasan. Hadits juga menjadi takwil bagi ayat yang terdapat kontradiksi di dalam atau zahirnya.
Dengan penjelasan ini imam Ahmad menegaskan, ketentuan kembali pada tafsir sahabat bisa dilakukan jika tidak ditemukan nash (ayat) yang sudah jelas (sharih) dari Nabi SAW. Nash yang menjelaskan makna ayat Al Quran ini tentunya tidak bertentangan dengan tafsir sahabat.
Penjelasan hadits (https://www.detik.com/tag/hadits) merupakan mubayyin bagi Al Quran semoga bisa meningkatkan semangat, untuk memahami makna tiap ayat dalam Al Quran. Selanjutnya, ayat bisa diterapkan di kehdupan sehari-hari tanpa ragu.
(row/erd)