Al Quran dan hadits Rasulullah SAW telah menerangkan beberapa perkara atau amalan yang bermanfaat bagi orang yang telah meninggal. Salah satunya adalah amal jariyah sesuai dengan bunyi sabda Rasulullah SAW yang diceritakan dari Abu Hurairah berikut,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artinya: "Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang sholeh." (HR Muslim).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan hadits di atas, orang yang melakukan amalan jariyah semasa hidupnya akan mendapatkan pahala yang terus mengalir meskipun telah meninggal dunia. Selain amal jariyah, beberapa dalil Al Quran maupun hadits juga menyebutkan perkara yang dapat memberikan manfaat bagi orang yang sudah meninggal.
Perkara-perkara ini bisa dilakukan oleh para keluarga, teman, atau kerabat yang masih hidup untuk meringankan beban sang mayit. Melansir dari buku Ayo, Kita Tahlil!: Mengungkap Dalil-Dalil Sampainya Hadiah Pahala Amal Saleh Bagi Mayyit karya Dr. H. Kholilurrohman, MA, berikut perkara yang bermanfaat bagi orang yang sudah meninggal.
6 perkara yang bermanfaat bagi orang yang sudah meninggal
1. Puasa
Amalan pertama yang dapat dilakukan oleh orang yang masih hidup adalah mengganti tanggungan kewajiban puasa yang belum sempat di-qadha (diganti) oleh mayit. Perkara ini disebut dengan perkara mustahabb. Sebagaimana yang tertuang dalam hadits,
"Barangsiapa meninggal dan mempunyai tanggungan hutang puasa, maka walinya berpuasa untuknya," (HR Bukhari).
Pengerjaan puasa juga dapat dilakukan oleh orang yang bukan berasal dari wali mayit. Dengan catatan, orang yang hendak menggantikan puasa harus mendapatkan izin dari wali mayit.
2. Haji badal
Haji badal artinya menghajikan orang yang secara fisik sudah tidak mampu mengerjakan ibadah haji atau pun mewakilkan ibadah haji bagi orang yang telah meninggal. Hal ini didasarkan pada salah satu sabda Rasulullah SAW yang dikisahkan dari sahabat Anas ibn Malik RA, ia berkata,
Suatu ketika datang seorang laki-laki kepada Rasulullah. Ia berkata, "Wahai Rasulullah, ayahku meninggal dan belum menunaikan ibadah haji?"
Rasulullah berkata kepadanya, "Lihatlah, jika bapakmu punya tanggungan hutang apakah kamu akan membayarnya?" Laki-laki tersebut menjawab, "Iya,"
Kemudian Rasulullah bersabda, "Haji itu adalah hutangnya, maka tunaikanlah," (HR al Bazhar dan at Thabrani).
3. Sedekah
Bersedekah atas nama orang yang sudah meninggal juga disebutkan sebagai salah satu perkara yang bermanfaat bagi mereka. Penjelasan ini dapat disimak dalam kitab al Washaya Shahih al Bukhari. Dari sahabat Abdullah bin Abbas ia berkata,
Bahwa Sa'd ibn 'Ubadah ketika ibunya meninggal, beliau tidak berada di tempat. Kemudian, setelah datang ke Madinah, beliau menghadap Rasulullah dan bertanya,
"Wahai Rasulullah, ibuku meninggal dan ketika itu saya tidak ada di dekatnya. Apakah ada sesuatu yang bermanfaat baginya jika aku sedekahkan atas dirinya?"
Rasulullah menjawab, "Iya,"
Lalu, Sa'd ibn 'Ubadah berkata, "Jika demikian maka aku menjadikan Anda sebagai saksi bahwa kebuku yang sedang berbuah itu adalah sedekah atas dirinya," (HR Bukhari).
4. Menunaikan hutang
Hadits lain juga menyebutkan bahwa melunaskan hutang yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal menjadi amalan yang bermanfaat bagi mereka. Saat itu, Rasulullah hendak menyolatkan jenazah yang baru saja meninggal. Kemudian ia berkata,
"Mungkin atas teman kalian ini (mayit) ada tanggungan hutang?"
Mereka menjawab, "Benar. Ada dua niar," Maka Rasulullah pun mundur (tidak mau menyolatkannya). Lalu, salah seorang dari mereka, Abu Qatadah, berkata, "Wahai Rasulullah, dua dinar tersebut aku siap menanggungnya,"
Kemudian, Rasulullah berkata, "Dua dinar itu menjadi tanggunganmu, dan dalam hartamu, serta mayit ini terbebas dari keduanya," yang dilanjutkan dengan menyolatkan jenazah tersebut. (HR Ahmad, Hakim, dan Baihaqi).
Amalan lainnya klik selanjutnya