9 Eksperimen Paling Kejam di Dunia, Jangan Ditiru Ya

ADVERTISEMENT

9 Eksperimen Paling Kejam di Dunia, Jangan Ditiru Ya

Novia Aisyah - detikEdu
Selasa, 21 Sep 2021 11:30 WIB
Warning Sign isolated on clean blue sky
Foto: ilustrasi/thinkstock/9 Eksperimen Paling Kejam di Dunia, Bikin Mata Korban Keluar hingga Tewas
Jakarta -

Dunia mencatat sembilan eksperimen paling kejam yang pernah dilakukan di dunia. Dikutip dari Live Science, para korban mengalami penyiksaan hingga tewas dengan cara yang tidak layak.

Peristiwa ini menjadi catatan ilmu pengetahuan untuk mengutamakan etika saat riset. Di kemudian hari, generasi terbaru negara atau pihak lain yang pendahulunya terlibat dalam riset harus memenuhi ganti rugi.

9 eksperimen paling kejam di dunia

Berikut riset yang dianggap paling tidak bermoral hingga saat ini. Arsip eksperimen ini masih disimpan di universitas atau museum,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Riset Sifilis Guatemala

Profesor Wellesley College, Susan Reverby mengungkapkan Amerika Serikat dan Guatemala mensponsori eksperimen yang dilakukan antara 1946-1947. Eksperimen dilakukan dengan menginfeksi para tahanan dan pasien rumah sakit jiwa dengan penyakit sifilis.

Riset dilakukan untuk menguji bahan kimia yang mencegah penyebaran penyakit. Mereka yang menderita sifilis kemudian diberi penisilin. Reverby mengatakan, tidak ada catatan tentang tindak lanjut atau persetujuan dari para korban eksperimen tersebut.

ADVERTISEMENT

Pada 1 Oktober 2010, Hilary Clinton sebagai Menteri Luar Negeri dan Sekretaris Kementerian Kesehatan dan Pelayanan Kemanusiaan AS Kathleen Sebelius menyatakan minta maaf. Peristiwa diharapkan tidak terulang kembali karena melanggar kemanusiaan.

2. Eksperimen medis Nazi

Riset Nazi ini bisa jadi eksperimen paling kejam di dunia peringkat satu. Penelitian dilakukan seorang dokter SS di Auschwitz Josef Mengele Dia menyusuri kereta yang datang dan mencari orang-orang kembar untuk dijadikan eksperimen. Mangele bermaksud membuktikan teorinya mengenai supremasi ras Arya.

Nazi juga memanfaatkan para tahanan untuk menguji pengobatan penyakit menular dan perang kimia. Sebagian dari mereka dimasukkan paksa ke ruang beku dan bertekanan rendah sebagai bagian dari eksperimen penerbangan.

3. Japan's Unit 731

Sepanjang 1930-an dan 1940-an, Kekaisaran Jepang melakukan perang biologis dan tes medis pada warga sipil yang sebagian besar di China. Meski korban tewas tidak diketahui secara pasti, berdasarkan laporan New York Times pada 1995, diperkirakan 200 ribu orang telah meninggal.

Beberapa bentuk kekejamannya adalah menginfeksi sumur dengan kolera, tifus, dan kutu secara tersebar di kota-kota di Cina. Kemudian tahanan digiring dalam cuaca dingin untuk menentukan pengobatan terbaik bagi radang dingin.

Sejumlah mantan anggota unit tersebut juga mengatakan, para tahanan diberi gas beracun dan dimasukkan ke dalam ruang bertekanan tinggi. Tahanan juga ada yang dibedah dalam keadaan hidup dan sadar.

4. Memisahkan kembar tiga

Demi menjawab pertanyaan tentang sifat alami versus pengasuhan, sejumlah psikolog menjalankan eksperimen rahasia pada tahun 1960-an serta 1970-an. Mereka memisahkan kembar tiga dari satu sama lain dan mengadopsinya sebagai anak tunggal.

Psikiater yang memimpin penelitian ini, Peter Neubauer dan Viola Bernard, menurut laporan berbagai berita tidak menunjukkan penyesalan. Konsultan agen adopsi Louise Wise, Bernard mengatakan bahwa mereka berpikir melakukan sesuatu yang baik pada kembar tersebut sehingga dapat mengembangkan kepribadian masing-masing.

Eksperimen tersebut sebagian didanai oleh National Institute of Mental Health. Hal ini terungkap ketika kembar tiga tersebut tak sengaja bertemu di tahun 1980. Hasil riset kontroversial ini disimpan dalam arsip Yale University dan tidak bisa dibuka hingga 2066.

5. Monster belajar

Pada 1939, ahli patologi wicara di Universitas Iowa berusaha membuktikan gagap adalah perilaku yang dipelajari. Peneliti menganggap gangguan ini disebabkan kecemasan anak-anak dalam berbicara.

Namun, riset dilakukan dengan membujuk anak yatim piatu dan mengatakan mereka ditakdirkan mulai gagap di masa depan. Eksperimen ini pada akhirnya tidak menyebabkan kegagapan, tapi membuat anak-anak yang normal menjadi cemas, menarik diri, serta pendiam.

Sebagian dari korban yang masih hidup akhirnya menggugat Universitas Iowa dan pihak kampus membayar 925.000 dolar Amerika pada 2007. Riset ini memberi pelajaran pentingnya etika dan dasar teori yang kuat.

Daftar eksperimen paling kejam di dunia selanjutnya klik di sini ya

6. Pembunuh Burke and Hale

Hingga 1830, pembedahan para ahli anatomi secara hukum hanya boleh dilakukan pada para tubuh pembunuh yang dieksekusi. Ketika pembunuh yang dieksekusi menjadi jarang, banyak dari ahli anatomi membeli mayat dari rampok kuburan atau merampok sendiri.

Kondisi ini dianggap Edinburgh William Hare dan temannya William Burke sebagai peluang mendapatkan uang. Sebagai pemilik kos, Hare dan Burke mencekik lebih dari selusin penyewanya. Tubuh korban dijual ke ahli anatomi Robert Knox.

menurut W.W. Norton & Company (2003), keduanya digantung atas kejahatannya. Pemerintah Inggris kemudian melonggarkan pembatasan aturan pembedahan setelah terjadinya salah satu eksperimen paling kejam di dunia ini.

7. Eksperimen bedah pada budak

Bapak ginekologi modern J Marion Sims menjadi sosok kontroversial akibat riset fistula vesiko-vagina. Riset dilakukan pada wanita dengan fistula yaitu robekan antara vagina dan kandung kemih.

Korban yang merupakan budak wanita jadi sering mengompol dan ditolak masyarakat. Sims juga melakukannya tanpa anestesi, sebagian karena anestesi baru ditemukan. Pada 1857, Sims menganggap risetnya tidak cukup menyakitkan untuk dianggap bersalah.

Akhirnya pada 1993 seorang profesor Universitas Alabama pada Journal of Medical Ethics mengatakan, Sims memanipulasi perbudakan untuk eksperimen manusia. Riset yang merugikan para objeknya tidak bisa dibenarkan dengan alasan apa pun.

8. Riset Tuskegee

Menurut CDC AS, pada 1932 Layanan Kesehatan Masyarakat AS membuat penelitian tentang efek sifilis yang tidak diobati. Riset melibatkan 399 pria berkulit hitam di Alabama dengan 201 di antaranya dalam kondisi sehat.

Para responden tidak mengetahui dilibatkan dalam riset terkait penyakit sifillis. Mereka hanya diberi tahu sedang dirawat karena darah yang buruk. Para korban tidak pernah diobati dengan memadai, bahkan saat penisilin digunakan sebagai obat sifilis pada 1947

Pada 1972, sebuah surat kabar mengekspos hal ini dan menyebutkan bahwa para pejabat menutupi kasus tersebut. Riset ini menjadi catatan untuk selalu memberikan informasi dan tidak memberi dampak buruk pada responden riset.

9. Eksperimen penjara Stanford

Pada tahun 1971, Philip Zimbardo menguji sifat alami manusia untuk menjawab pertanyaan semacam apa yang terjadi jika Anda menempatkan orang baik pada situasi jahat. Cara Zimbarno menguji pertanyaan ini dianggap banyak orang tidak etis.

Zimbardo mendirikan penjara dan membayar mahasiswa agar berperan sebagai sipir dan tahanan. Pola ini berubah jadi penjaga yang abusif serta tahanan yang histeris. Eksperimen ini ditutup hanya dalam enam hari karena situasi berubah kacau sangat cepat.

"Hanya dalam beberapa hari, penjaga kami menjadi sadis dan tahanan kami menjadi depresi dan menunjukkan tanda-tanda stres yang ekstrem," kata Zimbardo pada situsnya.

Rupanya, pada sebuah laporan berita di Medium pada 2018, Zimbardo yang mendorong perilaku kejam itu dan sejumlah tahanan memalsukan gangguan emosional mereka. Misalnya, seorang tahanan bernama Douglas Korpi memalsukan hal itu agar bisa bebas lebih awal dan belajar untuk ujian.

Demikian deretan eksperimen paling kejam di dunia yang memberi catatan penting. Semoga detikers bisa mengambil pelajaran dari sejarah ini ya.

Halaman 2 dari 2
(nah/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads