Contoh Teks Artikel
Setelah mengetahui jenis dan langkah menulisnya, berikut ini adalah 11 contoh teks artikel yang bisa jadi inspirasi dalam menulis.
1. Ayo Cuci Tangan, Agar Coronavirus Tidak Menyerang
Akhir-akhir ini dunia dihebohkan dengan infeksi virus baru yang bernama Coronavirus. Banyak korban yang meninggal akibat virus ini karena gagal napas. Vaksin dan pengobatan yang spesifik belum ditemukan untuk mengobati infeksi virus ini. Namun tahukah Anda bahwa penyebaran virus tersebut dapat dicegah dengan tindakan mudah seperti mencuci tangan?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apakah Anda mengetahui kapan dan cara mencuci tangan yang benar? Simaklah artikel berikut ini untuk dapat mencegah, tak hanya infeksi Coronavirus, namun penyakit-penyakit menular lainnya.
Coronavirus atau "Coronavirus disease 2019" (COVID-19) merupakan sebuah virus baru yang menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan pada manusia dan dapat menular antar sesama manusia. Virus ini ditemukan pertama kali pada sebuah tempat di Cina bernama Wuhan. Hingga 22 Maret 2020, terdapat 292.142 kasus terkonfirmasi dari berbagai negara, termasuk Cina, Singapura, Malaysia, Jepang, Vietnam, Australia hingga Perancis, Amerika Serikat dan Indonesia.
Gejala dari virus ini dapat berupa demam, batuk, dan sesak napas. Jika kalian mengalami gejala tersebut, khususnya bagi yang dalam waktu dekat memiliki kontak dengan seseorang yang baru kembali dari Cina atau seseorang yang baru bepergian dari luar negeri, harap periksakan diri Anda ke fasilitas kesehatan terdekat.
Seseorang dapat ditularkan Coronavirus melalui droplet dari saluran pernapasan yang diproduksi saat orang terinfeksi batuk atau bersin, mirip dengan cara influenza atau virus saluran pernapasan lainnya menular. Proses penularan dapat diteruskan bila seseorang menyentuh objek yang terdapat droplet virus tersebut kemudian menyentuh mulut, wajah atau mata sendiri atau bahkan orang lain.
Maka penting untuk kita menjaga kerbersihan, salah satunya yaitu dengan mencuci tangan. Mencuci tangan mungkin terlihat mudah dan sering diremehkan hingga dilupakan. Namun tahukah Anda bahwa mencuci tangan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam dunia medis, hingga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membuat sebuah kampanye global untuk menyatakan setiap tanggal 15 Oktober adalah Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS).
Begitu banyak penyakit yang dapat ditularkan seperti penyakit saluran pernapasan, diare, infeksi cacing dan penyakit kulit. Dengan hanya mencuci tangan, tingkat infeksi saluran pernapasan dapat menurun hingga 16-25%. Lalu kapan waktu yang tepat untuk kita perlu mencuci tangan? Menurut Centers for Disease Control
and Prevention (CDC) dan Kementrian Kesehatan, berikut adalah saat-saat kita perlu mencuci tangan:
1. Sebelum, saat, dan sesudah menyiapkan makanan.
2. Sebelum dan setelah makan.
3. Sebelum menyusui bayi.
4. Sebelum dan setelah mengasuh seseorang yang sakit di rumah.
5. Setelah buang air.
6. Setelah batuk atau bersin.
7. Setelah menyentuh sampah.
8. Setelah beraktivitas seperti mengetik, menyentuh uang, hewan atau binatang, berkebun.
Setelah mengetahui waktu yang tepat untuk mencuci tangan, Anda juga perlu mengetahui langkah-langkah yang tepat untuk mencuci tangan dengan benar. Menurut Kementerian Kesehatan, mencuci tangan terbagi dalam 5 langkah:
1. Basahi seluruh tangan dengan air bersih yang mengalir.
2. Ambil dan gosok sabun ke daerah telapak, punggung tangan, dan sela-sela jari.
3. Bersihkan bagian bawah kuku.
4. Bilas tangan dengan air bersih yang mengalir.
5. Keringkan tangan dengan handuk atau tisu atau dengan cara diangin- anginkan.
Dianjurkan untuk mencuci tangan selama 20 detik, atau lebih mudah dengan menyanyikan lagu "selamat ulang tahun" sebanyak 2 kali. Bila tidak terdapat sabun dan air mengalir, dapat menggunakan hand sanitizer dengan kandungan alkohol minimal 60%.
Tidak sulit bukan? Dengan melakukan hal yang mudah ini, Anda dapat mencegah infeksi virus pada diri sendiri, orang sekitar, dan bahkan komunitas seperti keluarga dan tempat kerja. Setiap hari Anda beraktivitas, ingatlah untuk selalu mencuci tangan pada saat yang tepat dengan benar sehingga Anda terhindar dari infeksi virus.
Sumber: Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia Kemdikbud
2. Bagaimana Menjadi Pemimpin Berdampak Besar Bagi Organisasi?
Kepemimpinan tidak pernah sepenting sekarang ini. Organisasi dari setiap ukuran sekarang bergulat dengan kompleksitas yang belum pernah terjadi sebelumnya yang disebabkan oleh VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity) yang sangat intensif, tekanan persaingan yang meningkat, dan harapan karyawan yang meningkat.
Tuntutan yang diberikan kepada para pemimpin saat ini untuk menjadi agen perubahan yang berpengaruh belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka yang menemukan diri mereka naik melalui jajaran kepemimpinan sering didorong untuk mendorong tim mereka ke level yang baru dan memainkan peran aktif dalam membentuk organisasi mereka untuk mengikuti pasar dan siklus bisnis yang berkembang pesat saat ini.
Bertahan dan berkembang di lingkungan baru ini sangat bergantung pada jenis kepemimpinan yang tepat. Sebuah kepemimpinan dengan dampak yang besar.
Apa artinya berpikir seperti pemimpin yang berdampak berdampak besar? Pemikiran pemimpin berdampak besar memerlukan pemahaman tantangan kepemimpinan jangka panjang untuk memberikan nilai dalam jangka panjang. Nilai-nilai membentuk aspek penting dari kepemimpinan dan dapat menginformasikan bagaimana seorang pemimpin berpikir dan membuat keputusan.
Menyelaraskan kepemimpinan dengan nilai-nilai pribadi dapat mengarah pada kepemimpinan yang positif dan memiliki tujuan yang sesuai dengan masa kini dan masa depan. Jadi, nilai-nilai seperti apa yang bisa menonjol? Bagi saya, itu adalah nilai yang diperoleh dari merasa nyaman dengan kenyataan bahwa mereka tidak memiliki semua jawaban, sebuah situasi yang terlalu umum di dunia yang kompleks saat ini.
Memimpin adalah tentang mengajukan pertanyaan yang tepat dan membawa perspektif baru, memungkinkan orang lain menjadi sumber ide. Salah satu cara untuk meningkatkan ini dalam praktik nyata adalah dengan menerapkan fokus pada "kepemimpinan terdistribusi": semakin banyak organisasi menyebarkan kepemimpinan ke seluruh struktur mereka, semakin efektif kita. (selengkapnya di https://news.detik.com/kolom/d-5724786/bagaimana-menjadi-pemimpin-berdampak-besar-bagi-organisasi)
3. Daya Kopi Ekselsa Wonosalam
Selama ini orang mengenal kawasan Wonosalam, Kabupaten Jombang sebagai salah satu sentra durian di Jawa Timur. Tidak salah memang karena Wonosalam juga menghasilkan durian Bido, durian endemik yang telah diakui keunggulannya oleh kementerian pertanian sejak 2006 lalu melalui SK Mentan No. 340/Kpts/SR.120/5/2006. Namun demikian, Wonosalam juga dikenal sebagai kawasan penghasil kopi terutama kopi ekselsa yang sangat melegenda.
Barangkali tak banyak orang yang mengenal kopi ekselsa karena memang jumlahnya tak terlalu banyak. Hanya sekitar 5 persen dari seluruh peredaran kopi dunia. Namun demikian, kopi ekselsa mempunyai citarasa yang unik dan eksotis. Kopi ekselsa Wonosalam mempunyai citarasa fruity, tasty, floraly, chocolaty, dan creammy sehingga menjadikan kopi ini memiliki kekhasan tersendiri.
Ditengarai bahwa tanaman kopi ekselsa di Wonosalam sudah ada sejak zaman Belanda, sekitar awal 1900 sebagai pengganti tanaman kopi arabika dan robusta yang nyaris habis terserang penyakit. Sementara sejarah perkebunan kopi di Wonosalam sendiri sudah ada sejak 1800-an. Ilmuwan Inggris, Alfred Russel Wallace pada 1861 ketika berkelana ke Jombang, sempat mengunjungi kebun-kebun kopi di Wonosalam dalam rangka mengumpulkan spisemen burung merak dan ayam hutan.
Catatan lain juga menyebutkan bahwa beberapa nama dusun dan desa yang saat ini masuk wilayah Kecamatan Wonosalam sejak 1850-an sebagai wilayah pengembangan ondernemin atau perkebunan kopi yang menjadi bagian dari wilayah Onderdistrict Kasembon, District Ngantang, Regentschap Malang. Beberapa nama perkebunan tersebut antara lain Pengadjaran, Wonomerto, Segoenoeng, Tjarangwoeloeng, Wonokerso, Pangloengan, dan Bagongan.
Budidaya tanaman kopi ekselsa ini merata di sembilan desa yang ada di Kecamatan Wonosalam, terutama pada kawasan dengan elevasi kurang dari 700 meter dpl. Sementara di atas ketinggian itu dominan dikembangkan kopi robusta dan arabika. (Selengkapnya di https://news.detik.com/kolom/d-5726461/daya-kopi-ekselsa-wonosalam)
4. Menyeimbangkan PTM dan Pembelajaran "Online"
Sejumlah sekolah di berbagai daerah mulai menyelenggarakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT). Dilaksanakannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) menua pro dan kontra di kalangan masyarakat; yang pro beralasan karena pembelajaran online yang sudah nyaris setahun setengah lebih berjalan meningkatkan learning loss serta memperparah learning gap.
Bagi yang kontra, PTM bisa menjadi kluster baru penyebaran Covid-19 yang mulai melandai, dan memilih untuk tetap mengedepankan keselamatan. Kasus Covid yang tinggi pada anak-anak --12,6% anak positif Covid 19 (Satgas Covid-19, 25/6/2021)-- masih menghantui orangtua. Ini menjadi wajar karena mengedepankan keselamatan jiwa di atas segalanya.
Kalau kita merujuk pada kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim bersama dengan Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Kesehatan, panduan PTMT memang sudah sangat ketat; mematuhi prokes, pendidik harus sudah divaksin, PTM hanya dilaksanakan 50% dan dikombinasikan dengan PJJ, kantin sekolah ditutup, serta kegiatan ekstra ditiadakan.
Tapi kita juga harus belajar dari kejadian sebelumnya, ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan PTMT dengan buku panduan pembelajarannya pada awal Juni 2020, tapi pada akhir Juni pemerintah kembali mengoreksi kebijakan PTMT seiring dengan kian melonjaknya kasus Covid-19 sehingga nyaris semua sekolah kembali melaksanakan PJJ. Kejadian itu memang tak diharapkan terulang, tapi kita harus siap dengan segala kemungkinan yang terjadi, yakni melaksanakan PTM dengan protokol yang ketat sambil juga meningkatkan kualitas pembelajaran online.
Pendidikan adalah proses menuntun, mengetahui, dan melatih peserta didik agar menjadi manusia seutuhnya dengan belajar dari proses kehidupan. Selama masa pandemi Covid-19, ada banyak yang hilang dari proses pendidikan. Berdasarkan banyak kajian, pembelajaran online belum maksimal sehingga learning loss dan learning gap serta hilangnya penguatan karakter peserta didik menjadi ancaman serius bagi masa depan.
Learning loss terjadi karena kualitas pembelajaran yang hanya memindahkan ruang kelas ke dalam kelas online telah membuat anak jenuh, motivasi belajar anak rendah, serta orangtua yang juga stres. Pendekatan, strategi, dan teknik mengajar online ternyata belum bisa membangkitkan gairah peserta didik. Ini tentu bisa dimaklumi karena Covid-19 datang sebagai bencana yang tak direncanakan, tapi ini bisa menjadi pelajaran bagi semua untuk berbenah ke depannya.
Sedangkan learning gap terjadi karena adanya disparitas infrastruktur. Indonesia memiliki 75 ribu desa dan 20 ribu di antaranya belum terhubung internet. Indonesia juga memiliki 214 ribu sekolah, ada 80 ribu sekolah yang belum terhubung ke internet. Ironisnya sekolah yang terhubung ke internet hanya digunakan jaringannya saat UNBK, alias saat ujung akhir sekolah saja. Dalam keseharian jaringan itu tak digunakan, bagaimana guru dan peserta didik menjadi terlatih dalam literasi digital. (Selengkapnya di https://news.detik.com/kolom/d-5716319/menyeimbangkan-ptm-dan-pembelajaran-online)
Selanjutnya contoh teks artikel "Bersiap Menyambut Asesmen Nasional" >>>
Simak Video "Video: Suasana Pecah Saat Denny Cagur Melawak di Depan Mendikdasmen"
[Gambas:Video 20detik]