Jika tidak ditangani dengan baik, limbah nuklir sebanyak 1,25 juta ton yang hendak dibuang Jepang akan membawa dampak negatif bagi perairan dunia.
Bahkan bisa membawa dampak bagi perairan Indonesia pula seperti yang dijelaskan oleh pakar nuklir dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yudi Utomo Imardjoko.
Menurut Yudi, limbah nuklir yang mengandung zat radioaktif berumur panjang peluruhannya sehingga dapat membahayakan perairan dunia hingga perairan Indonesia. Sebab limbah tersebut dapat terbawa oleh arus laut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena dia (zat radioaktif) umurnya panjang, jadi kalau pun di laut dia (zat radiaoktif) akan mengikuti arus. Nanti kalau sampai perairan Indonesia, perairan Indonesia bisa terkontaminasi kalau itu (zat radioaktif) dibuang," terangnya saat dihubungi detikEdu, Jumat (30/4/2021), dan ditulis Senin (3/5/2021).
Zat radioaktif berumur panjang menyebabkan dampak yang berbeda-beda bagi hewan dan manusia mulai dari pusing atau sakit kepala, epilepsi, pingsan, menyebabkan kanker, bahkan dapat berujung pada kematian bila kadar kontaminasinya tinggi.
Tidak hanya manusia dan hewan, efek zat radioaktif berumur panjang juga dapat menyebabkan kematian biota laut yang terkontaminasi.
"Dan juga biota laut juga bisa mati. Karena dia (biota laut) kan menelan radiasi (zat radioaktif) yang berumur panjang, ya itu toksik (racun) semua. Intinya itu limbah radioaktif itu toksik," kata dosen departemen teknik nuklir dan teknik fisika UGM ini.
Sebaliknya, Yudi menambahkan limbah nuklir yang mengandung zat radioaktif yang berumur pendek peluruhannya tidak akan menyebabkan masalah bagi perairan maupun kehidupan di sekitarnya.
Klik halaman selanjutnya