Nabi Harun AS pun menceritakan semua yang terjadi. Akhirnya berkatalah Nabi Musa AS mengusir Samiri sebagaimana diceritakan dalam Q.S Thaha ayat 97,
قَالَ فَٱذْهَبْ فَإِنَّ لَكَ فِى ٱلْحَيَوٰةِ أَن تَقُولَ لَا مِسَاسَ ۖ وَإِنَّ لَكَ مَوْعِدًا لَّن تُخْلَفَهُۥ ۖ وَٱنظُرْ إِلَىٰٓ إِلَٰهِكَ ٱلَّذِى ظَلْتَ عَلَيْهِ عَاكِفًا ۖ لَّنُحَرِّقَنَّهُۥ ثُمَّ لَنَنسِفَنَّهُۥ فِى ٱلْيَمِّ نَسْفًا
Artinya: "Berkata Musa: "Pergilah kamu, maka sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan di dunia ini (hanya dapat) mengatakan: "Janganlah menyentuh (aku)". Dan sesungguhnya bagimu hukuman (di akhirat) yang kamu sekali-kali tidak dapat menghindarinya, dan lihatlah Tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya kami akan membakarnya, kemudian kami sungguh-sungguh akan menghamburkannya ke dalam laut (berupa abu yang berserakan)."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keteladanan yang dapat dipetik dari kisah nabi Harun AS adalah kesabarannya dalam menghadapi kaum Bani Israil yang tidak mempercayainya. Bahkan ia mengalah untuk tidak berdebat agar menjaga kaum itu tetap utuh hingga adiknya kembali.
Simak Video "Video: Bahlil Lahadalia Salat Id di Masjid Ainul Hikmah Golkar"
[Gambas:Video 20detik]
(nwy/nwy)