Salah satu syarat penting mendaftar beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) Kementerian Keuangan adalah esai. Esai LPDP berisikan informasi tentang diri, tujuan pendidikan hingga prestasi dan kelebihan pelamar.
Kepala Divisi Kerja Sama dan Pengembangan Beasiswa LPDP, Agam Bayu Suryanto mengatakan ada tiga poin penting yang harus termuat dalam esai pelamar LPDP.
"Yang pertama adalah kekuatan dan kelemahan diri. Yang kedua alasan mengapa memilih perguruan tinggi dan bidang studi itu dan yang ketiga apa kontribusi untuk bangsa kalau sudah lulus nanti," katanya dalam acara Gerakan Pelajar Mendunia oleh PPI Dunia di Gedung Perpusnas RI, Jakarta Pusat pada Sabtu (6/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tips Menulis Esai LPDP
Menurut Agam, beberapa pelamar ada yang masih beranggapan semakin banyak dan tinggi prestasi, maka semakin besar peluang diterima beasiswa LPDP. Asumsi tersebut tidak sepenuhnya benar.
Agam menjelaskan ada banyak jenis prestasi yang bisa dituliskan dalam esai LPDP sebagai keunggulan diri. Prestasi tersebut tak selalu di tingkat nasional atau internasional.
"'Saya tidak pernah juara, saya tidak pernah menjadi pemenang turnamen, saya tidak pernah menjadi memperoleh medali emas, itu berarti saya tidak pernah berprestasi'. Pendapat itu salah," katanya.
"Misalnya saya pernah menjadi MC dengan bahasa Inggris. Wah itu membanggakan, walaupun cuma MC di sekolah. Atau saya pernah mengumpulkan warga RT untuk memberikan pencerahan akuntansi, wah itu juga prestasi," sambungnya.
Kemudian, Agam meminta pelamar LPDP tidak berfokus pada jumlah kata dalam pengisian esai (minimal 1.500 - 2.000 kata). Ia mengingatkan tak perlu bertele-tele jika tak mempunyai banyak prestasi, tetapi lebih fokus menceritakan beberapa pencapaian diri sekecil apapun itu.
Cara Menjawab Wawancara LPDP
Rangkaian lain setelah pelamar dinyatakan lolos seleksi administrasi dan esai adalah wawancara. Dalam wawancara ini menurut Agam masih banyak ditemukan pelamar yang sulit menjawab pertanyaan.
"Menjawabnya itu harus yang bersifat kontribusi untuk bangsa, jangan menjawabnya yang sifatnya individualis," katanya. "Jawabnya itu harus cinta tanah air. Kalau punya ilmu ini saya akan gunakan agar bisa mendongkrak akselerasi Indonesia menjadi negara maju," lanjutnya.
Agam pun mengingatkan kepada para pelamar untuk memperdalam pengetahuan kebangsaan karena topik tersebut ikut ditanyakan selama wawancara.
(cyu/pal)