4 Tips Persiapan Kuliah di Luar Negeri Ala PPI Dunia, Catat Nih!

ADVERTISEMENT

4 Tips Persiapan Kuliah di Luar Negeri Ala PPI Dunia, Catat Nih!

Cicin Yulianti - detikEdu
Sabtu, 06 Jan 2024 19:00 WIB
Gresika Bunga alumnus City University of New York, AS sedang berbicara dalam forum Gerakan Pelajar Indonesia Mendunia yang digelar PPI Dunia di Jakarta (6/1/2024)
Gresika Bunga alumnus City University of New York, AS sedang berbicara dalam forum Gerakan Pelajar Indonesia Mendunia yang digelar PPI Dunia di Jakarta (6/1/2024) Foto: Cicin Y
Jakarta -

Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia tak berhenti memberikan kontribusi pada dunia pendidikan dengan memberi semangat dan inspirasi bagi anak muda untuk bisa berkuliah di luar negeri. Salah satunya lewat gerakan "Gerakan Pelajar Indonesia Mendunia" atau GPIM.

GPIM merupakan sebuah acara talkshow dan workshop yang digelar oleh PPI Dunia di Auditorium Perpusnas RI, Jakarta Pusat pada Sabtu (6/1/2023). Acara ini bertujuan untuk mengenalkan pendidikan di luar negeri kepada anak muda yang tertarik menempuh study abroad.

Acara bertema "Wawasan Luas, Jiwa Global, Prestasi Dunia" ini pun mengundang beberapa narasumber inspiratif yang merupakan alumni kampus luar negeri dan anggota PPI Dunia yang telah sukses mendulang karier di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka adalah Gresika Bunga (Auditor Kemenkeu), Hendarsyah Aditya (Chairmanpemimpin.id), dan Agam Bayu Suryanto (Kepala Divisi Kerja Sama dan Pengembangan Beasiswa LPDP).

Kepada para peserta yang hadir, mereka memberikan beberapa tips untuk persiapan menempuh kuliah di luar negeri. Apa saja tipsnya? Simak yuk!

ADVERTISEMENT

Tips Persiapan Kuliah di Luar Negeri Ala PPI Dunia

1. Ubah Cara Berpikir

Selama mengenyam pendidikan di luar negeri tentunya detikers akan bertemu dengan berbagai budaya dan kondisi berbeda. Dalam hal ini, maka diperlukan cara pandang dan berpikir yang siap menerima perbedaan-perbedaan itu.

Menurut Hendarsyah, mahasiswa harus bisa mengambil langkah strategis untuk mengoptimalkan kemampuan dalam menyerap wawasan lebih luas lagi.

"Bagi saya saat ini penting ya secara strategi mengambil wawasan-wawasan secara global yang kita manfaatkan secara optimal untuk menambah potensi yang kita miliki," katanya.

Hal itu juga disepakati oleh Gresika. Menurutnya thinking view merupakan cara seseorang berpikir ke depan misalnya tentang rencana calon mahasiswa lulus seperti apa bukan lagi saat ia masuk kuliah.

"Saat kita lulus 4-5 tahun lagi misalnya, kita bersaingnya sudah dengan artificial intelligent (AI)" ungkapnya.

2. Belajar Berkoneksi

Gresika mengingatkan calon penerima beasiswa luar negeri untuk belajar berkoneksi mulai dari sekarang. Ia juga menyarankan untuk bergabung dengan PPI di negaranya masing-masing selama menempuh pendidikan di luar negeri.

"Wajib banget yang namanya bisa berjejaring PPI Dunia, PPI Australia, atau PPI sesuai negaranya," katanya.

"Jadi sekarang eranya kolaborasi. jadi teman-teman ayo. yang namanya kita mau cepat jalan sendiri, tapi kalau bersama itu bisa jauh," sambungnya.

3. Menguasai Bahasa Inggris

Bagi detikers yang ingin berkuliah di Eropa, Amerika, dan lainnya, bahasa Inggris tentunya menjadi modal utama. Agam menyebut bahasa Inggris saat ini sudah banyak menjadi syarat masuk perguruan tinggi di dalam negeri juga.

"Kita harus menguasai bahasa internasional, bahasa Inggris. Bukan berarti kita tidak mencintai bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia tetap kita junjung, tetapi bahasa Inggris perlu kita kuasai bahkan kuliah di perguruan tinggi dalam negeri," ujar Agam.

4. Membangun Eksposur

Gresika berpendapat bahwa dalam melakukan pendekatan terhadap karier yang diimpikan, seseorang perlu mengenal eksposur terkait impian tersebut. Hal ini berlaku juga bagi seseorang yang ingin berkuliah di luar negeri.

Agar semakin termotivasi, maka detikers bisa mencoba membangun eksposur dalam berbahasa Inggris. Dengan rajin berbicara dan mengaplikasikan bahasa Inggris, maka eksposur dan motivasi kuliah di luar negeri akan semakin terasa.

"Bahkan pelajaran bahasa Inggris itu kita kadang dari TK itu kita udah international school, hingga SMA juga. Tapi pas kuliah di luar negeri kok ada waktu satu dua bulan kita agak catch up lagi. Karena bahasa itu its all about exposure," katanya.




(cyu/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads