Kuliah Gratis di Eropa Lewat Program IISMA, Ini Tips dari Mahasiswa Unair

Kristina - detikEdu
Senin, 01 Nov 2021 19:00 WIB
Foto: Dok Unair
Jakarta -

Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Yosua Putra Iskandar, tengah menjalani kuliah di luar negeri secara gratis. Ia berkesempatan menempuh pendidikan di University of Pécs, Hungary melalui program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA).

IISMA merupakan program beasiswa dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar di luar negeri selama satu semester.

Pada tahun ini, Yosua terpilih menjadi satu dari 970 awardee yang berasal dari 98 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Indonesia. Mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Unair mengatakan, awardee IISMA diperbolehkan mengikuti mata kuliah yang tidak linear dengan jurusan asal.

"Dikasih kebebasan untuk ambil mata kuliah non-linear jadi membuat aku bisa explore ke hal-hal lain, seperti ekonomi, dan personality psychology, asiknya semua course multidisiplin, jadinya seru dan dapat international exposure," ujar Yosua seperti dilansir dari laman Unair, Senin (1/11/2021).

Yosua mengatakan, awardee akan mendapatkan pendanaan penuh, baik dari Kemendikbudristek maupun pihak universitas. "Semua didukung dan diakomodasi sama kemendikbud dan universitas, khususnya Airlangga Global Engagement (AGE), dan pihak fakultas, juga diingetin mengenai dokumen dan cukup sering di-briefing untuk tips saat berangkat," tutur mahasiswa yang ingin berkarir di organisasi internasional tersebut.

Bagaimana cara Yosua bisa lolos program IISMA?

Sejak awal, mahasiswa asal Surabaya ini memang sudah berkeinginan untuk merasakan studi di luar negeri. Dengan kuliah di luar negeri, kata Yosua, akan ada banyak pengalaman serta pengetahuan baru yang dapat diperoleh.

"Dari awal masuk kuliah, emang ingin ikut exchange program, karena menarik dan jadi satu kesempatan yang bagus untuk mengembangkan diri. Yang pertama bisa belajar education system di negara lain, lalu dapat education experience, sekaligus dapat networking," jelasnya.

Diakui Yosua, kultur penggunaan bahasa di Eropa sempat menjadi hambatan baginya. Yosua menceritakan, mayoritas orang di sana lebih menyukai menggunakan bahasa Hongaria daripada bahasa Inggris sebagai bahasa internasional.

"Sebab di Eropa, kebanyakan orang nggak pakai bahasa Inggris tapi pakai bahasanya masing-masing, sehingga waktu di supermarket pun untuk bahasa tulisnya tetap memakai bahasa Hungaria," sebut mahasiswa yang aktif dalam organisasi International Law Student Association (ILSA) tersebut.

Selain itu, adaptasi rasa makanan di Hungaria yang lebih hambar dari Indonesia, dan cepatnya perubahan cuaca juga dihadapi oleh Yosua.

Bagi mahasiswa lain yang ingin merasakan kuliah gratis di luar negeri melalui program IISMA selanjutnya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Yosua menekankan pentingnya memiliki relasi dengan peserta IISMA batch sebelumnya.

"Kalau menurutku selain persiapan esai ataupun dokumen, juga harus punya kenalan yang pernah ikut batch sebelumnya. Karena memang di Tiktok atau Youtube banyak rekomendasi atau info, tapi kalau langsung dengan orangnya, kita bisa dapat insights personal yang memang penting untuk diperhatikan," tutup mahasiswa angkatan 2018 ini.



Simak Video "Video: Saran Pengamat Pendidikan soal Rencana Evaluasi Program LPDP"

(kri/lus)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork