Gunung Sirung yang terletak di Pulau Pantar, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), merupakan salah satu gunung berapi aktif yang menyimpan pesona luar biasa. Dengan ketinggian 862 meter di atas permukaan laut (mdpl), gunung ini menawarkan petualangan mendebarkan serta pemandangan alam yang spektakuler.
Gunung ini tidak hanya menjadi daya tarik bagi para pendaki, tetapi juga bagi mereka yang ingin menyaksikan fenomena alam unik. Keindahan kawahnya yang mengandung sulfur serta aktivitas vulkaniknya yang masih berlangsung menjadikan Gunung Sirung sebagai salah satu destinasi wisata paling menarik di Kepulauan Alor.
Keunikan Gunung Sirung
1. Kawah Gunung Sirung: Pesona Mistis yang Menakjubkan
Di dalam kawah Gunung Sirung, terdapat danau kawah yang di kelilingi oleh deposit sulfur, menciptakan panorama yang unik dan eksotis. Asap belerang yang mengepul dari lubang-lubang di sekitar kawah memberikan kesan mistis sekaligus menegaskan bahwa gunung ini masih aktif.
Pendakian menuju kawah akan memberikan pengalaman luar biasa, terutama saat matahari terbit atau tenggelam. Pada pagi hari, kicauan burung serta udara pegunungan yang segar menyambut para pendaki. Sedangkan pada sore hari, matahari terbenam di cakrawala menjadi pemandangan yang sangat memanjakan mata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2. Sejarah Vulkanik yang Dramatis
Gunung Sirung telah mengalami beberapa letusan besar dalam sejarahnya. Letusan pertama pada tahun 1904 bahkan membelah sebuah pulau menjadi dua bagian, yang kini dikenal sebagai Pulau Batang dan Pulau Buaya.
Letusan terakhir tercatat pada 2012, setelah lebih dari 40 tahun tidak menunjukkan aktivitas berarti. Saat itu, gunung ini mengeluarkan awan abu vulkanik setinggi 400 meter, mengingatkan kita akan kekuatan dahsyat alam.
Gunung ini termasuk dalam tipe pseudo aspire, dengan aliran lava basaltik ke arah timur dan basaltik andesitik ke arah barat. Formasi geologi ini menciptakan lanskap unik yang menarik untuk dijelajahi.
Rute dan Perjalanan Menuju Gunung Sirung
Pendakian Gunung Sirung dapat dimulai dari Kampung Kakamauta, Desa Mauta, Kecamatan Pantar Tengah, Kabupaten Alor. Untuk mencapai desa ini, pengunjung dapat menggunakan kendaraan roda dua dari Pos PGA, dengan waktu perjalanan sekitar 1 jam.
Sesampainya di Desa Mauta, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju tepi kaldera Gunung Sirung. Trekking ke puncak biasanya memakan waktu sekitar 1 jam dengan jalur menanjak yang cukup menantang. Para pendaki disarankan untuk menggunakan masker atau membawa oksigen portable, karena kepulan asap belerang yang cukup pekat dapat mengganggu pernapasan.
Daya Tarik Lain di Sekitar Gunung Sirung
Selain mendaki Gunung Sirung, wisatawan juga dapat menikmati fenomena alam lainnya di Pulau Pantar, seperti Panorama Pulau Pantar dari Puncak Gunung Sirung dari puncak gunung, pengunjung dapat melihat hampir setengah bagian Pulau Pantar, dengan gugusan pulau lain di kejauhan.
Saat ini, Gunung Sirung telah dipromosikan sebagai destinasi wisata pendakian di Kabupaten Alor. Banyak pendaki yang mulai tertarik untuk menjelajahi keindahannya, baik untuk berkemah maupun sekadar menikmati pengalaman mendaki gunung berapi.
Namun, agar Gunung Sirung lebih mudah diakses, masih diperlukan pengembangan infrastruktur, terutama pada akses jalan menuju desa terdekat. Dengan perbaikan fasilitas dan promosi yang lebih luas, Gunung Sirung memiliki potensi besar untuk menjadi ikon wisata alam di Nusa Tenggara Timur.
Dengan kawah uniknya, lanskap vulkanik yang dramatis, serta sejarah letusan yang menarik, gunung ini menawarkan pengalaman mendaki yang tak terlupakan.
Bagi Anda yang mencari petualangan menantang dengan pemandangan luar biasa, Gunung Sirung di Pulau Pantar, Alor, adalah destinasi yang patut masuk dalam daftar perjalanan Anda!
(nor/nor)