detikBali

PHRI Kritik Keberadaan Desa Wisata Tanpa Arah Pengembangan yang Jelas

Terpopuler Koleksi Pilihan

PHRI Kritik Keberadaan Desa Wisata Tanpa Arah Pengembangan yang Jelas


I Dewa Made Krisna Pradipta - detikBali

Wisatawan mancanegara berkeliling di persawahan saat berkunjung di Desa Jatiluwih, Tabanan, Bali, Senin (13/10/2025). Pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah mencairkan Rp647,07 miliar atau 96,98 persen dari total pagu Rp667,2 miliar dana desa di Bali hingga Agustus 2025 untuk mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi daerah. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Ilustrasi - Wisatawan mancanegara berkeliling di persawahan saat berkunjung di Desa Wisata Jatiluwih, Tabanan, Bali, Senin (13/10/2025). (Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)
Tabanan -

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Tabanan mengkritik keberadaan desa wisata lantaran dinilai tanpa arah pengembangan yang jelas. Status desa wisata juga dianggap sekadar tempelan pada papan nama, sehingga gaungnya tak begitu terdengar.

"Bahkan saya melihat banyak desa wisata yang terkesan dipaksakan keberadaannya tanpa disertai dengan arah pengembangan yang jelas. Sehingga banyak desa wisata yang cuma papan nama saja," kata Ketua PHRI Tabanan, I Nyoman Sugiarta, saat diwawancarai detikBali, Senin (22/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sugiarta menuturkan banyak desa yang ditetapkan sebagai desa wisata, tetapi masyarakatnya justru tidak mengetahuinya. Menurutnya, fenomena ini terjadi karena pembentukan desa wisata hanya dilakukan oleh kelompok masyarakat kecil seperti Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) atau individu yang peduli terhadap potensi desanya.

Di sisi lain, dia berujar, warga belum memahami status desa mereka maupun cara mempromosikan hingga mempersiapkan diri menyambut wisatawan. "Kebanyakan seperti Itu. Masyarakatnya belum mengetahui desanya sudah menjadi desa wisata," imbuh Sugiarta.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Sugiarta menilai desa-desa wisata juga tidak memiliki daya tarik atau keunggulan yang jelas. PHRI Tabanan, dia melanjutkan, ingin menjadi wadah tukar informasi mengenai tren potensi wisata desa.

Untuk diketahui, Kementerian Pariwisata (sebelumnya Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif/Kemenparekraf) gencar menggarap desa wisata sebagai sektor prioritas pengembangan pariwisata. Salah satunya melalui program Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) untuk mengapresiasi desa wisata berpotensi di seluruh Indonesia.

Berdasarkan data yang dihimpun dari laman Jadesta Kemenparekraf, terdapat ribuan desa wisata yang tersebar di seluruh Indonesia. Adapun, jumlah desa wisata di Bali berdasarkan data tersebut sebanyak 171 desa wisata.

Salah satu desa wisata di Kabupaten Tabanan, Bali, yang telah masuk dalam Jaringan Desa Wisata Indonesia adalah Jatiluwih. Desa wisata yang menawarkan panorama persawahan dengan sistem irigasi tradisional, subak, itu dikategorikan sebagai desa wisata maju.




(iws/iws)












Hide Ads