Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menerapkan sistem pembayaran nontunai atau cashless payment pada 15 destinasi wisata alam nonpendakian mulai hari ini. Namun, penerapan registrasi wisatawan melalui aplikasi E-Rinjani tersebut terkendala sinyal internet.
"Kami posisinya ini kan di hutan. Kurang sinyal, jadinya susah," ungkap Hasan Basri, salah satu pengelola Savana Propok, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), saat ditemui detikBali, Sabtu (1/2/2025).
Basri mengungkapkan petugas pos TNGR Pesugulan sempat menyiapkan alat pemindai untuk melayani pengunjung yang telah melakukan booking melalui aplikasi E-Rinjani. Lantaran tidak ada sinyal, sejumlah wisatawan pun batal mengunjungi Savana Propok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mau memesan di sini (melalui E-Rinjani), sinyal dan jaringan internet susah. Jadinya mereka (wisatawan) balik. Jika begini terus, kan kami juga yang rugi," ujar Basri.
Sementara itu, sejumlah wisatawan yang hendak mengunjungi Savana Propok mengaku belum mengetahui regulasi terkait pembayaran nontunai tersebut. Walhasil, mereka belum melakukan registrasi melalui aplikasi E-Rinjani saat datang ke objek wisata itu.
"Terkait harus booking dulu (melalui E-Rinjani), kami belum tahu," ucap Angga, salah satu wisatawan di Savana Propok.
Sebelumnya, TNGR mulai menerapkan sistem pembayaran nontunai pada 15 destinasi wisata alam nonpendakian per 1 Februari 2025. Hal tersebut diterapkan untuk menindaklanjuti arahan Menteri Kehutanan dan Memorandum Direktur Jenderal Koservasi Sumber daya Alam dan Ekosistem (KSDAE).
Adapun 15 wisata alam nonpendakian yang berada di kawasan TNGR, yakni Air Panas Sebau, Bukit Savana Propok, Air Terjun Jeruk Manis, Air Terjun Mangkusakti, Air Terjun Mayung Polak, Bonong Bike Park, Bukit Gedong. Kemudian Bukit Malang, Jalur Sepeda Bukit Telu, Joben Evergreen, Pemandian Otak Kodeq Joben, Tangkok Adeng, Telage Biru, Tereng Wilis, dan Ulem-Ulem.
(iws/iws)