Kunjungan Turis ke Penglipuran Membeludak Saat Tahun Baru, Tembus 2.700 Orang

Bangli

Kunjungan Turis ke Penglipuran Membeludak Saat Tahun Baru, Tembus 2.700 Orang

Sui Suadnyana, Agus Eka - detikBali
Rabu, 01 Jan 2025 21:48 WIB
Objek Wisata Desa Penglipuran, di Kelurahan Kubu, Bangli, Bali, ramai dikunjungi saat libur Tahun Baru 2025, Rabu (1/1/2025). (Istimewa)
Foto: Objek Wisata Desa Penglipuran, di Kelurahan Kubu, Bangli, Bali, ramai dikunjungi saat libur Tahun Baru 2025, Rabu (1/1/2025). (Istimewa)
Bangli -

Kunjungan turis ke Objek Wisata Desa Penglipuran di Bangli, Bali, membeludak saat tahun baru, Rabu (1/1/2025). Jumlah wisatawan yang datang ke sana mencapai 2.700 orang.

Kepala Pengelola Desa Wisata Penglipuran, I Wayan Sumiarsa, mengungkapkan wisatawan domestik mendominasi kunjungan ke desa tua tersebut. Menurutnya, banyak warga memilih Desa Penglipuran untuk menikmati waktu liburan bertepatan dengan momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025.

"Data per hari ini, khusus turis domestik ada 2.200 orang dewasa. Anak-anaknya sekitar 400 orang. Sisanya turis asing," ujar Sumiarsa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sumiarsa menjelaskan Desa Penglipuran masih menjadi destinasi favorit di Bangli yang ramai dikunjungi. Kunjungan wisatawan mengalami lonjakan signifikan pada hari pertama di 2025.

Desa yang terkenal dengan suasana asri dan tradisi Bali yang terjaga ini tidak hanya menarik wisatawan domestik dan mancanegara, tetapi juga menjadi solusi regeneratif untuk mengurangi tekanan pariwisata di kawasan selatan Bali.

"Kami ingin menjadikan Desa Penglipuran sebagai contoh nyata bahwa pariwisata tidak hanya berkelanjutan, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi alam dan masyarakat," ungkap Sumiarsa.

Menurutnya, banyak fasilitas telah dibangun di desa tersebut sehingga pengunjung dapat betah berlama-lama di Penglipuran. Selain pemandangan desa yang menjadi destinasi utama, pengelola juga mengembangkan kawasan hutan bambu sebagai lokasi wisata tambahan.

"Di hutan bambu bisa untuk foto-foto. Jadi, lokasi itu menjadi tempat singgah apabila kawasan utama padat. Pengunjung bisa teralihkan berkunjung ke hutan bambu," ungkap Sumiarsa.

Anak muda di Penglipuran, lanjut Sumiarsa, juga dilibatkan untuk menunjukkan inovasi dan kreativitas mereka. Beragam atraksi, seperti festival budaya, pertunjukan seni hingga produk kerajinan khas menjadi daya tarik utama.

"Kami juga ada Ngelawang, parade seni budaya tradisional yang menghidupkan kisah-kisah Bali. Ini menjadi sorotan utama wisatawan. Melalui upaya ini, warisan budaya desa tetap terjaga sekaligus memberikan ruang ekspresi bagi generasi muda untuk memperkenalkan tradisi dalam balutan kreativitas baru," jelas Sumiarsa.

Pengalaman tinggal di homestay menjadi daya tarik unik Desa Penglipuran. Wisatawan dapat merasakan kehidupan warga lokal yang autentik. Hal ini membuat pengunjung penasaran dengan aktivitas warga lokal, seperti memasak makanan tradisional, mengikuti kegiatan budaya hingga menikmati suasana damai khas desa.

"Inisiatif ini tidak hanya mempererat hubungan antarbudaya, tetapi juga meningkatkan pendapatan masyarakat lokal," jelas Sumiarsa.




(hsa/hsa)

Hide Ads