Taman Nasional Komodo Direncanakan Tutup untuk Wisata pada 2025

Manggarai Barat

Taman Nasional Komodo Direncanakan Tutup untuk Wisata pada 2025

I Wayan Sui Suadnyana, Ambrosius Ardin - detikBali
Senin, 15 Jul 2024 19:03 WIB
Taman Nasional Komodo
Foto: Turis berwisata di Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, NTT. (Yohanes Budiono/d'Traveler)
Manggarai Barat -

Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) berencana menutup kawasan Taman Nasional Komodo dari aktivitas wisata. Belum diketahui aktivitas wisata di Taman Nasional Komodo bakal ditutup total atau pada hari tertentu saja.

BNTK sedang mengkaji rencana penutupan aktivitas wisata di Taman Nasional Komodo. Penutupan kunjungan wisatawan ke salah satu destinasi favorit di Indonesia itu ditargetkan terealisasi pada pertengah tahun depan.

"Tahun ini kajiannya selesai sehingga diharapkan pertengahan tahun depan sudah bisa diterapkan secara bertahap," ungkap Kepala BTNK Hendrikus Rani Siga, Senin (15/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hendrikus menegaskan tak menutup kemungkinan aktivitas wisata di Taman Nasional Komodo ditutup total. Semua tergantung hasil kajian dan tangan masyarakat serta pihak terkait lainnya.

"Tentu akan memperhatikan kebutuhan pengelolaan dan respons masyarakat, dimungkinkan akan ditutup total," ujar Hendrikus.

ADVERTISEMENT

Hendrikus membeberkan empat alasan perlu dilakukan penutupan aktivitas wisata di Taman Nasional Komodo. Pertama, Taman Nasional Komodo perlu pemulihan dari aktivitas wisata yang intens selama ini.

"Memberikan kesempatan kawasan dan sumber daya alam TNK untuk bisa 'beristirahat dan atau memulihkan diri' dari tekanan akibat aktivitas wisata yang akhir-akhir ini sangat intens dan cenderung meningkat," terang Hendrikus.

Alasan kedua, mendorong spot-spot wisata di daratan Pulau Flores sebagai destinasi utama selain Taman Nasional Komodo. Selama ini, jelas Hendrikus, kunjungan wisatawan hanya terpusat di kawasan Taman Nasional Komodo.

"Menjadikan daya tarik wisata di 'mainland' Pulau Flores juga sebagai tujuan wisata pilihan utama selain TNK," kata Hendrikus.

Ketiga, mendorong peningkatan peluang ekonomi bagi masyarakat yang berada sekitar daya tarik wisata di Pulau Flores dan sekitarnya. Terakhir, mendorong efektivitas pengelolaan melalui penataan kembali sumber daya amnusia (SDM), infrastruktur, relasi dengan para pihak, terutama masyarakat dalam kawasan sebagai bagian dari revitalisasi instrumen pengelolaan Taman Nasional Komodo.

"Tentu semuanya harus melalui kajian secara ilmiah dan mendengar masukan dari semua pihak yang terkait," tandas Hendrikus.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads