Dispar Susun Travel Pattern Sikapi Bali Disebut Overtourism

Dispar Susun Travel Pattern Sikapi Bali Disebut Overtourism

I Wayan Sui Suadnyana - detikBali
Senin, 29 Apr 2024 15:56 WIB
Kadispar Bali Tjok Bagus Pemayun
Foto: Kadispar Bali Tjok Bagus Pemayun. (Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Denpasar -

Dinas Pariwisata (Dispar) Bali menyusun pola perjalanan (travel pattern) guna menyikapi overtourism Pulau Dewata. Upaya itu dilakukan agar kunjungan wisatawan di Bali merata.

"Kami di Bali sudah menyusun pola perjalan (atau) travel pattern bagaimana kami mendistribusikan wisatawan. Kami arahkan untuk di Bali utara, di Bali timur, maupun di Bali barat sehingga kesan overtourism itu tidak ada," kata Kadispar Bali Tjok Bagus Pemayun saat The Weekly Press Briefing Kemenparekraf, Senin (29/4/2024).

Tjok Pemayun membantah Bali telah mengalami overtourism. Sebab jumlah kunjungan wisman ke Bali belum pulih seperti sebelum pandemi COVID-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, Bali terkesan overtourism karena kunjungan wisatawan hanya terkonsentrasi di bagian selatan. Karena itu, pemerataan kunjungan wisatawan menjadi atensi dari Dispar Bali.

Sesuai data Kemenparekraf, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia belum pulih dibandingkan sebelum pandemi COVID-19. Wisman yang datang ke Bali pada 2019 sebanyak 16,11 juta dan 2023 baru mencapai 11,68 juta.

"Artinya secara nasional (kunjungan wisman) kita belum kembali ke masa pra pandemi," kata Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya.

Khusus ke Bali, jelas Nia, total ada sebanyak 6,3 juta wisman ke Bali pada 2019 atau sekitar 40 persen dari total kedatangan wisman ke Indonesia. "Jadi di 2019 dari 16,11 juta wisman seluruh Indonesia ke Balinya ada 6,3 juta," jelasnya.

Kemudian pada 2023, baru ada sebanyak 5,2 juta wisman ke Bali dari 11,68 juta yang datang ke Indonesia, masih lebih rendah dibandingkan jumlah pada 2019. "Jadi belum kembali ke masa prapandemi," ujar Nia.

Terkhusus untuk wisatawan nusantara (wisnus), pada 2019 Bali kedatangan 10,5 juta dan 9,8 juta pada 10,5 juta. Melihat data ini, kunjungan wisnus ke Bali juga belum mencapai sebelum pandemi COVID-19.

"Jadi again belum kembali ke situ (pandemi COVID-19). Jadi rasanya kalau dibilang overtourism dari segi statistik nampaknya belum ke situ (overtourism). Tetapi mungkin ada faktor penyebarannya yang konsentrasinya di (Bali) selatan," jelas Nia.




(nor/gsp)

Hide Ads