Jumlah turis asing yang datang ke Bali pada Januari 2024 mengalami penurunan dibandingkan pada Desember 2023. Namun, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kunjungan turis asal China justru meningkat.
"Pada Januari 2024 wisman (wisatawan mancanegara) asal Tiongkok ke Bali 36.766 orang atau meningkat 32,49 persen dari sebelumnya 27.749 orang," ujar Kepala BPS Provinsi Bali Endang Retno Sri Subiyandani di kantornya, Jumat (1/3/2024).
Endang mengungkapkan pada posisi lima besar kunjungan turis asing ke Bali, kunjungan turis asal Negeri Panda itu mengalami peningkatan tertinggi jika dibandingkan dengan kondisi Desember 2023.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kunjungan turis asing pada Januari 2024 masih didominasi turis Australia dengan jumlah 116.580 kunjungan. Namun, jumlah tersebut mengalami penurunan 5,81 persen jika dibandingkan dengan Desember 2023.
Total, Jumlah kunjungan turis asing ke Bali pada Januari 2024 tercatat 420.037 orang. Angka ini turun sebesar 12,79 persen jika dibandingkan pada Desember 2023 yang sebanyak 481.646 orang. Menurut Endang, pada Desember jumlah turis tinggi karena puncak musim liburan.
"Kemudian di bulan Januari wisatawannya mulai pulang atau sudah selesai (berlibur), biasanya begitu memang," ujarnya.
Meski turun dibandingkan Desember 2023, jumlah turis Januari 2024 meningkat 26,60 persen dibandingkan Januari 2023 yang hanya 331.785 kunjungan.
Endang menjelaskan dilihat dari moda transportasi yang digunakan, sebesar 98,75 persen wisman yang datang ke Bali pada Januari 2024 melalui pintu udara atau menggunakan pesawat terbang.
"Kedatangan wisman melalui udara pada Januari 2024 mengalami penurunan sebesar 13,26 persen jika dibandingkan dengan kondisi Desember 2023. Sedangkan, wisman yang datang melalui pintu laut justru mengalami peningkatan sebesar 56,25 persen," tuturnya.
Kemudian, tingkat hunian atau okupansi kamar hotel berbintang pada Januari 2024 tercatat 56,27 persen, sedangkan unutk hotel nonbintang 36,24 persen.
Pungutan Rp 150 Ribu
Pemprov Bali berharap tingginya jumlah turis asing juga berbanding lurus dengan pendapatan dari pungutan Rp 150 ribu. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Bali I Wayan Serinah mengaku sudah gencar melakukan sosialisasi terkait pungutan tersebut.
Menurutnya, sosialisasi dilakukan sebagai antisipasi agar saat tiba di Bali wisman telah melakukan kewajibannya untuk membayar retribusi.
"Kami berharap bahwa pungutan wisatawan asing dilakukan sebelum (mereka) datang ke Bali dan itu semuanya online, tidak ada membayar dengan uang langsung. Semua masuk melalui online dan masuk langsung ke bank persepsi (BPD Bali)," ujarnya.
Serinah juga mengapresiasi agen kapal pesiar yang telah bersedia memfasilitasi pungutan bagi wisman yang datang ke Bali melalui jalur pelabuhan. Antara lain, di Pelabuhan Benoa dan juga Pelabuhan Celukan Bawang.
"Artinya, lebih bagus karena agen kapal yang langsung memfasilitasi untuk pembayaran. (Wisman) yang tidak bayar (pungutan Rp 150 ribu) tidak mungkin karena sudah agen yang memfasilitasi," sebut Serinah.
(hsa/hsa)