Menjelajah Taman Wisata Bali Barat Sambil Nikmati Pesona Satwa Endemik

Menjelajah Taman Wisata Bali Barat Sambil Nikmati Pesona Satwa Endemik

I Ketut Suardika - detikBali
Selasa, 17 Mei 2022 08:30 WIB
Jalak Bali dalam kandang habituasi di tempat pelepasliaran Jalak Bali di samping kantor Balai TNBB, Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali, Senin (16/5/2022)
Jalak Bali dalam kandang habituasi di tempat pelepasliaran Jalak Bali di samping kantor Balai TNBB, Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali, Senin (16/5/2022). Foto: I Ketut Suardika/detikBali
Jembrana -

Bali barat memiliki potensi wisata yang berbeda di daerah lain di Bali. Salah satunya adalah kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB).

Sejumlah potensi yang ditawarkan, dijamin membuat wisatawan betah. Diantaranya adalah wisata alam, seperti hutan, keanekaragaman hayati, hingga wisata lautnya.

detikBali berkesempatan melihat tempat pelepasliaran jalak Bali yang berada di samping kantor Balai Taman Nasional Bali Barat, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana Bali, Selasa (17/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lokasinya berada sekitar 3 kilometer sebelum Pelabuhan Gilimanuk, tepat berada di jalur utama Gilimanuk - Denpasar, kawasan hutan cekik. Di tempat pelepasliaran burung endemik Bali ini, wisatawan bisa melihat secara langsung burung yang didominasi warna putih.

Di area tempat pelepasliaran, juga ada burung yang masih dalam sangkar. Burung tersebut, merupakan burung dari tempat peternakan di wilayah Tegal Bunder, maupun dari para peternak yang akan dilepasliarkan ke habitatnya di alam.

Kepala Balai Taman Nasional Bali Barat (TNBB) Agus Ngurah Krisna Kepakisan menyampaikan, tempat pelepasliaran jalak Bali, selain untuk menjaga kelestarian di alam, fungsinya sebagai tempat edukasi dan wisata.

"Kami mengembangkan wisata alam," kata Ngurah Krisna kepada detikBali saat dikonfirmasi.

Karena strategi pengelolan kawasan konservasi, pertama sebagai perlindungan, kemudian kedua pelestarian satwa liar dan ketiga pemanfaatan secara berkelanjutan potensi wisata alamnya.

"Nah, satu dan dua sudah berjalan dengan baik, yang ketiga bisa dilaksanakan dengan pengelolaan dan pengembangan wisata alam," ujarnya.

Pengelolaan pengembangan wisata alam yang ditawarkan untuk melihat keanekaragaman hayati mulai dari tracking, animal watching, bird watching, serta diving dan snorkeling untuk wisata bawah lautnya.

Wisatawan akan diajak melihat burung Jalak Bali atau Curik Bali, yang merupakan burung endemik Bali, hidup di kawasan taman nasional Bali Barat yang berada Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Jembrana.

Kehidupan jalak bali di habitatnya terancam punah beberapa tahun lalu, hingga masuk ke dalam satwa dilindungi

Jalak Bali terancam punah karena perburuan liar yang marak. Warna burung jalak Bali yang putih eksotis membuat para pemburu liar memburu untuk diperjualbelikan. Konon, harga dua ekor burung sepasang mencapai belasan juta rupiah

Karena dengan upaya peternakan semi alami. Setelah berhasil dikembangbiakkan, anakan jalak Bali yang sudah cukup umur dilepasliarkan ke habitatnya. Dengan konsistensi pelepasliaran ke habitat, juga membuahkan hasil. Burung jalak Bali beranak pinak di habitatnya.

Khusus mengenai tempat pelepasliaran, disediakan tempat habituasi. Yakni, tempat untuk jalak Bali yang akan dilepasliarkan. Wisatawan bisa melihat secara langsung puluhan jalak Bali dalam sangkar besar.

Terkait fungsi edukasi, wisatawan bisa tau bagaimana proses penangkaran, usaha konservasi populasi jalak Bali, seperti mempersiapkan tempat hidup supaya sesuai dengan burung jalak Bali. Dan berbagai pembinaan habitat dilakukan dengan pembersihan tanaman invansif spesies seperti semak-semak yang menutupi savana.

Disamping itu juga proses pelepasliaran burung Jalak Bali ke alam liar melalui proses adaptasi di kandang habituasi. Saat berumur delapan bulan, burung Jalak Bali dibawa ke kandang habituasi dan setelah tiga bulan langsung dilepaskan ke alam liar.

Pada saat dilepaskan ke alam itu, disiapkan juga sarang-sarang buatan. Karena burung Jalak Bali bersarangnya pada di lubang pohon, lubang pohon yang alami. Karena di alam mereka punya saingan untuk menempati lubang itu, seperti lebah dan burung-burung yang lain.

Agus Ngurah Krisna menambahkan, populasi jalak Bali di alam liar selama lima tahun terkahir meningkat. Terdata terakhir sebanyak 452 ekor jalak Bali di alam liar. Dari burung yang sudah dilepasliarkan setelah beberapa tahun ini, mulai berkembang biak di alam liar.

Jadi, jumlah sebanyak 450 ekor, bukan hanya burung yang dilepasliarkan, tetapi juga anakan dari burung yang sudah dilepasliarkan sebelumnya. "Jadi ada burung yang dari hasil pelepasliaran. Burung yang dilepasliarkan juga produktif, punya anakan," tukasnya.




(kws/kws)

Hide Ads