Pariwisata Bali mulai bangkit setelah dua tahun lamanya terpuruk. Sejak pintu terhadap turis asing dibuka lebar tanpa syarat karantina dan berbagai kemudahan lainnya, kini ada rata rata sekitar 2.000 orang wisatawan asing datang ke Bali sΓ₯etiap harinya.
Meski masih jauh dari angka yang diharapkan, setidaknya jumlah kunjungan wisatawan asing itu jauh lebih tinggi dibandingkan 2021 lalu. Di tahun 2021, Bali hanya mencatat jumlah wisatawan asing sebanyak 45 orang.
Kenaikan jumlah wisatawan asing terutama mulai terlihat sejak Februari, dengan Garuda Indonesia perdana mengaktifkan penerbangannya ke Tokyo. Hal itu diikuti oleh beberapa maskapai penerbangan lain. Kebijakan tanpa karantina, kemudahan visa on arrival, hingga fasilitas bebas visa menambah minat maskapai penerbangan untuk terus menambah penerbangannya ke Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Respon wisatawan pun ternyata sangat positif. Banyak wisatawan asing yang sudah merindukan Bali, datang untuk melepas rindunya.
"We really missed Bali. We are glad to be here," kata Dasha, seorang warganegara Rusia yang datang bersama pacarnya ke Bali.
Kehadiran wisatawan Australia ke Bali juga memberi angin segar, mengingat Australia merupakan pasar wisatawan yang paling setia pada Bali. Tidak hanya karena lokasinya yang tak jauh dari Bali, sebagian besar masyarakat Australia menganggap Bali sebagai rumah ke dua. Berdasarkan catatan Dinas Pariwisata Bali, kunjungan wisatawan asing ke Bali memang didominasi wisatawan Australia.
Sayangnya momen awal kebangkitan pariwisata Bali justru tercoreng oleh dua isu penting yang tak bisa dianggap remeh. Yakni isu pelecehan yang dialami seorang warganegara asing di Pantai Kuta dan aksi seorang wisatawan asing yang menari bugil di puncak Gunung Batur. Kedua isu itu menjadi warna tersendiri di momen awal kebangkitan pariwisata Bali.
Sebuah video yang beredar di media sosial viral Jumat (22/4/2022). membuat heboh. Bule perempuan yang belum diketahui identitasnya menyebut dirinya sudah dilecehkan di Pantai Kuta. Ia menyebut Kuta adalah yang terburuk, dan ia berjanji Ia tak akan pernah lagi kembali ke Kuta, bahkan ke Bali. Dalam video singkat yang menyebar di Instagram itu, si bule berbaju putih menyebut, "Kuta is the worst" (Kuta adalah yang terburuk).
Pernyataan bule tersebut diduga terkait keberadaan para gelandangan dan pengemis (gepeng) berkedok penjual tisu di kawasan Kuta. Para gepeng tersebut memang belakangan cukup marak, dan banyak diantaranya memaksa wisatawan untuk membeli tisu atau sekadar memberi mereka uang. Paska keluhan itu, pemerintah bergerak cepat. Tak kurang dari 50 gepeng diamankan.
Tak berhenti pada masalah isu pelecehan di pantai, masalah wisatawan asing bertingkah aneh di Bali yang sering terjadi sebelum pandemic, kembali muncul. Kali ini dilakukan warganegara Kanada. Jeffrey Douglas Craigen (34) menari telanjang di puncak Gunung Batur. Aksinya direkam dan disebarkannya sendiri melalui akun instagramnya @mind_body_healer.
Meski ia menyensor beberapa bagian tertentu dari tubuhnya., namun aksinya dianggap tidak menhargai budaya Bali. Dalam kepercayaan umat Hindu Bali, gunung merupakan kawasan suci yang harus dijaga kesuciannya. Aksi Jeffrey dapat menodai kesucian kawasan itu.
Tindakan cepat juga dilakukan Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Denpasar. Pasport Jeffrey langsung disita, dan ia diamankan di detensi imigrasi sembari menunggu pendeportasian.
Wakil Gubernur (Wagub) Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengaku menyayangkan aksi bule tersebut.
"Kesantunan-kesantunan atau mungkin kebiasaan di daerah asalnya mungkin seperti itu. Tapi kita tetap bertindak agar memberi pelajaran untuk yang lainnya supaya tidak melakukan hal yang sama," ucap pria yang biasa disapa Cok Ace ini.
Menurutnya, hal tersebut juga tak lepas dari geografis Bali sendiri yang terbuka sehingga sulit diawasi apalagi khususnya di daerah pegunungan seperti Gunung Batur dan lainnya.
"Jadi, kami harapkan sebelum mereka naik gunung, itu ada announcement atau pengumuman tentang apa yang boleh dan tidak boleh mereka lakukan," kata Cok Ace.
Terkait peristiwa pelecehan turis yang terjadi di Kuta, pihaknya juga secara tegas bahwa penertiban penertiban terus dilakukan. Ia mengharapkan peran serta para pelaku pariwisata untuk menjaga lingkungan dari berbagai gangguan yang mungkin dialami wisatawan, maupun warga masyarakat.
"Pelaku pariwisata saya harapkan tidak saja mengamankan di wilayah kerjanya saja, tapi mari di lingkungan luar wilayah kerja juga kita ikut perhatikan kegiatan atau hal-hal yang berpotensi menimbulkan kriminal, gangguan kepada wisatawan ataupun kepada masyarakat kita," harap Cok Ace.
Tak mau masalahnya berkelanjutan dan mencoreng upaya kebangkitan pariwisata Bali, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno pun langsung turun ke Pantai Kuta untuk berbicara langsung dengan masyarakat setempat. Sandiaga berharap kenyamanan wisatawan dapat dijaga demi kebangkitan pariwisata Bali.
"Saya ingin mengajak kita semua para pemangku kepentingan untuk jangan langsung menyalahkan para pelaku ekonomi kreatif ,tapi harus diberikan solusinya. Karena kalau hanya ngasi tau nggak boleh ini nggak boleh itu, kita bukan pemerintah. Kita harus kasi solusi,"tegasnya.
(nke/nke)