Curhat Penjual Merchandise di Stadion Dipta, Omzet Turun 40 Persen gegara Ini

Curhat Penjual Merchandise di Stadion Dipta, Omzet Turun 40 Persen gegara Ini

Siti Mu’amalah, Rizky Wanda Yuliana - detikBali
Minggu, 15 Okt 2023 13:26 WIB
Komang Gede Wijaya, penjual merchandise Bali United di sekitar Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Jumat (13/10/2023). (Siti Muámalah)
Foto: Komang Gede Wijaya, penjual merchandise Bali United di sekitar Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Jumat (13/10/2023). (Siti Muámalah)
Gianyar -

Sejumlah penjual merchandise di sekitar Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, ikut kena imbas akibat larangan suporter tim tamu datang saat laga tandang. Larangan tersebut berawal dari tragedi Kanjuruhan.

Salah satunya pemilik Dipta Sport, Ali Masúd. Dia mengatakan penjualannya menurun 40 persen akibat larangan tersebut.

Pemilik Dipta Sport, Ali Masúd, di sekitar Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Jumat (13/10/2023). (Siti Muámalah)Pemilik Dipta Sport, Ali Masúd, di sekitar Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Jumat (13/10/2023). (Siti Muámalah) Foto: Pemilik Dipta Sport, Ali Masúd, di sekitar Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Jumat (13/10/2023). (Siti Muámalah)

"Turunnya sekitar 40 persen. Biasanya suporter tim tamu dari luar kalau ke sini juga beli buat oleh-oleh," bebernya saat ditemui detikBali, Jumat (13/10/2023) di Gianyar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ali tak hanya menjual jersey Bali United, tetapi jersey dari tim lain. Seperti Persib Bandung, Persija, Persebaya, dan masih banyak lagi.

Pria asal Trenggalek, Jawa Timur, ini berharap agar tahun depan larangan tersebut dihapuskan. Ia berharap bisa kembali normal seperti awal berjualan pada 2018.

ADVERTISEMENT

Hal senada juga disampaikan pemilik toko merchandise Bali United lainnya, AR Sport Bali, Komang Gede Wijaya. Wijaya juga mengeluhkan sepinya penjualan sejak tragedi Kanjuruhan.

"Kalau pertandingan lumayan ya, kalau sekarang kan masih ada gejolak suporternya," terang pria asal Blahbatuh ini.

Wijaya menyebut sebelum adanya larangan, suporter dari berbagai tim bisa datang ke Stadion Dipta. Sehingga pembelinya beragam, tak hanya dari suporter Bali United.

"Setelah kerusuhan di sini sepi sekali, cukup untuk (bayar) kontrakan aja di sini," keluhnya.

Meski omzetnya belum stabil, Wijaya bersyukur masih ada pembeli dari turis asing penggemar beratnya Bali United. Dia menyebut 80 persen pembeli di tokonya didominasi turis asing pada September lalu.

"Kemarin Ilija Spasojević dan Irfan Jaya juga kesini, Spasojevic beli baju buat anaknya tapi saya nggak sempat foto," ungkapnya.

Selain itu, dampak dari pembatalan Piala Dunia U-20 di Stadion Dipta juga cukup berpengaruh baginya. Sebab, Wijaya sempat memesan jersey dari berbagai negara untuk persiapan menyambut perhelatan akbar tersebut.

"Kami juga jual jersey dari berbagai negara. Waktu itu untuk Piala Dunia U20, tapi sedikit pesennya karena niatnya mau pesen lagi kalau peminatnya banyak," ungkapnya.

Penjual di sekitar Stadion Dipta menjual kaos dari hasil desain dan produksi sendiri. Seperti merchandise topi, jaket, syal, dan lainnya.




(nor/nor)

Hide Ads