Dampak dari pembatalan drawing atau undian grup Piala Dunia U-20 2023 di Bali menuai reaksi komunitas suporter. Salah satunya Brigaz, suporter Bali United. Penasihat Brigaz Bali I Wayan Bersih mengaku sangat kecewa terhadap pembatalan yang dilakukan FIFA.
"Kalau dibilang kecewa, saya sangat-sangat kecewa," ungkap pria yang akrab disapa Ahmad tersebut kepada detikBali, Selasa (28/3).
Ahmad menegaskan sebagai pecinta timnas sangat menyayangkan kasus ini terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Padahal jauh sebelum Bali ditunjuk sebagai salah satu tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20, bahkan dapat kehormatan sebagai tempat drawing tersebut kan sudah ada perjanjian oleh semua pihak baik itu pemerintah daerah Bali, pelaksana Piala Dunia dan FIFA," tutur suporter Bali United dari 2015 tersebut.
Menurut Ahmad, saat itu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali pasti sudah tahu timnas Israel bakal datang sebagai salah satu peserta Piala Dunia U-20 2023.
"Yang jadi pertanyaan kenapa setelah hari pelaksanaan drawing tinggal beberapa hari tiba-tiba ada kata penolakan dari Bali melalui kepala daerah yaitu Gubernur?" ujar Ahmad.
Suporter asal Bangli tersebut bertanya-tanya, apa yang membuat Pemprov Bali harus memberi penolakan ketika mendekati waktunya untuk Piala Dunia. Baginya olahraga adalah olahraga. Harus dipisahkan dengan politik.
"Ada apa? apakah ini ada muatan politik di dalamnya?" tanyanya terkait sikap Gubernur Bali Wayan Koster tersebut.
Menurut dia, Piala Dunia sangat berarti bagi persepakbolaan tanah air, sebagai momentum kebangkitan Tim Garuda. Jadi ia masih berharap pelaksanaan masih akan tetap di Indonesia.
"Harapan saya mudah-mudahan Piala Dunia U-20 tetap terlaksana di Indonesia. Walau drawing tunda mungkin diadakan di daerah lain atau negara lain," harapnya.
Terpisah, Ketua Soccer Community Dewa Ketut Sudiarsana juga mengaku teramat kecewa terhadap pembatalan tersebut. Karena tim Bali United sudah banyak berkorban untuk persiapan Piala Dunia ini.
"Ya sebagai penggemar bola tentunya sangat kecewa sekali, perhelatannya yang di tunggu-tunggu. Sampai mengorbankan Bali United main di luar, dan sangat disayangkan kenapa sepak bola dikaitkan dengan politik," ungkapnya.
(hsa/gsp)